Dari ayat tersebut kita bisa mengetahui bahwa Roh Kudus belum turun di atas seorang pun kepada mereka yang dibabtis sebelum penumpangan tangan dilakukan. Para calon penerima sakramen krisma akan dipanggil untuk masuk ke ruang imam oleh pastur atau katekis lain sesuai dengan kebiasaan gereja masing-masing. Anak-anak akan diantar oleh seorang wali atau orang tua mereka lalu berdiri di depan uskup.
Dalam tata cara penerimaan sakramen krisma, mereka akan mengulangi janji babtis itu di depan uskup dan para hadirin.
Intinya, pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan kesadaran penuh sehingga mereka yang boleh melakukan sakramen krisma dan dewasa dalam iman. Wali masing-masing akan meletakkan tangan kanan ke atas bahu calon dan menyebutkan namanya kepada uskup.
√ 5 Tata Cara Penerimaan Sakramen Krisma Katolik
Tapi tentu saja ada banyak hal yang perlu diperhatikan pada saat menerima sakramen ini. Di kesempatan ini kami akan menjelaskan kepada Anda bagaimana langkah menerima sakramen krisma menurut pandangan agama Katolik. Langsung saja berikut adalah pandangan dan penjelasan lengkap mengenai tata cara penerimaan sakramen krisma menurut agama Katolik.
Para calon penerima sakramen krisma dipanggil terlebih dahulu masuk ke ruang imam oleh pastur atau katekis lain sesuai kebiasaan gereja masing-masing. Jika anak-anak, akan diantar oleh seorang wali atu orangtua mereka lalu berdiri di hadapan uskup. Wali masing-masing akan meletakkan tangan kanan ke atas bahu calon dan menyebutkan namanya kepada uskup. Sambil menyebut nama calon, uskup juga akan memberikan tanda penerimaan karunia Roh Kudus. Itu saja yang mungkin dapat kami sampaikan pada kesempatan ini mengenai tata cara penerimaan sakramen krisma katolik.
Mudah-mudahan informasi yang kami sampaikan di atas bisa menjelaskan kepada Anda tata cara penerimaan sakramen Krisma menurut agama Katolik.
Perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Krisma Gereja St. Antonius Purbayan – Jesuit Indonesia
Perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Krisma Gereja St Antonius Purbayan dilaksanakan pada hari Minggu, 25 April 2021, dipimpin Uskup Agung Semarang Mgr. Dalam homilinya Mgr Rubiyatmoko menyatakan bahwa penerimaan sakramen penguatan merupakan anugerah yang luar biasa. Beberapa tahun sebelumnya, jumlah penerima sakramen krisma bisa mencapai 533 orang yang sebagian besar terdiri atas anak sekolah. Mgr Rubiyatmoko melanjutkan, dengan dibaptis kita semua dianugerahi panggilan, menjadi saksi Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Tanggung jawab kita penuh, menjadi saksi-saksi Tuhan di tengah masyarakat. Ia akan menirukan dan menceritakan dengan penuh kebanggaan, entah pekerjaan atau kebaikan bapaknya.
Mereka ingin meniru apa yang dikerjakan oleh bapaknya,” kata Mgr Rubiyatmoko. Rubi, ada tiga hal utama tentang kaitan anak dengan bapak mereka.
Pertama disebutkan bangga akan iman kepada Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Rubiyatmoko menjelaskan, diharapkan agar kita semakin bertumbuh dan Yesus menjadi orientasi utama, bukan yang lain-lain. Terus terang, saya akhir-akhir ini prihatin, orang muda, remaja dan OMK, yang ikut Ekaristi offline di Gereja sangat kecil. Yakin nggih, tenan ini,” ucap Mgr Rubiyatmoko meminta kesanggupan seluruh umat yang hadir.
Rubi melanjutkan, Anda semua harus dianggap Katolik dewasa, militan, berikan contoh, tekun Ekaristi. Hal ini dilakukan Paroki St Antonius Purbayan, dengan beraksi, memberi teladan tebar ikan nila, 500 ekor, kita tebarkan di sungai. Anak-anak, tidak apa-apa, nanti didampingi supaya ada yang jadi bruder dan suster. Saudara-saudara terkasih, ini cara mendampingi anak-anak,membuka hati terhadap panggilan Tuhan.
Setelah perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Krisma selesai, acara dilanjutkan dengan menebar benih ikan di sungai.
Be First to Comment