Press "Enter" to skip to content

Simbol Dalam Sakramen Perkawinan

Arti dari bahtera perkawinan dapat masuk ke dalam jenis kiasan sehingga penggunaan bahtera perkawinan dapat bukan dalam arti yang sebenarnya.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII

Sebab ia membutuhkan perpaduan aneka ragam kebajikan dan sifat khas dari bermacam-macam karier khusus. Melihat simbol perkawinan di masyarakat Perhatikan gambar-gambar berikut ini!Sumber: http://wol.jw.org.Diakses tgl.

2) Diskusikan dalam kelompok kecil pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a) Apa makna simbol bahtera/kapal berkaitan dengan perkawinan?b) Apa makna simbol cincin?c) Apa makna simbol peraduan burung?3) Setelah mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, sekarang coba simak tulisan berikut ini.a) Makna Perkawinan Menurut Peraturan Perundang-undangan• Sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila, di mana sila pertamanya ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian, sehingga perkawinan bukan saja mempunyai unsur lahir/jasmani, tetapi juga unsur batin/rohani.• Undang-Undang No. Di mulai dari lamaran, lalu memberi mas kawin (belis), kemudian peneguhan, dan seterusnya.

Tuliskan pasal dan ayatnya!16 Kelas XII SMA/SMK 2) Sekarang cobalah menyimak teks-teks Kitab Suci berikut ini dan bandingkan dengan teks Kitab Suci yang kamu temukan!Kejadian 2:18-2518TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. 12Dan jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina.”b. Perjanjian (foedus) perkawinan, dengannya seorang laki-laki dan seorang perempuan membentuk antara mereka persekutuan (consortium) seluruh hidup, yang menurut ciri kodratinya terarah pada kesejahteraan suami-istri (bonum coniugum) serta kelahiran dan pendidikan anak, antara orang-orang yang dibaptis, oleh Kristus Tuhan diangkat ke martabat sakramen. Ikatan suci demi kesejahteraan suami-istri dan anak maupun masyarakat itu, tidak tergantung dari manusiawi semata-mata.

Menurut sifat kodratinya lembaga perkawinan dan cinta kasih suami-istri bertujuan untuk 18 Kelas XII SMA/SMK mendapatkan keturunan serta pendidikan.

Persatuan mesra itu, sebagai saling serah diri antara dua pribadi, begitu pula kesejahteraan anak-anak, menuntut kesetiaan suami istri yang sepenuhnya, dan tidak terceraikannya kesatuan mereka menjadi mutlak perlu.Kristus Tuhan melimpahkan berkat-Nya atas cinta kasih yang beranekaragam itu, yang berasal dari sumber cinta kasih Ilahi, dan terbentuk menurut pola persatuan-Nya dengan Gereja. Selanjutnya Ia tinggal beserta mereka supaya seperti Ia sendiri mengasihi Gereja dan menyerahkan Diri untuknya, begitu pula suami-istri dengan saling menyerahkan diri dan mengasihi dengan kesetiaan yang tak kunjung henti. Mereka akan membalas budi orang tua dengan cinta mesra, rasa syukur, ungkapan terima kasih 19Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekertidan kepercayaan, serta akan membantu orang tua di saat mengalami kesukaran dan menemani mereka dalam kesunyian di usia lanjut.

Status janda, sebagai kelangsungan panggilan berkeluarga ditanggung dengan keteguhan hati, dan hendaknya dihormati oleh semua orang. 48).Pengabdian kepada manusiaUmat manusia zaman sekarang terpukau oleh rasa kagum akan berbagai penemuan serta kekuasaannya sendiri.

Konsili tidak dapat menunjukkan secara lebih jelas-tentang kesetiakawanan, penghargaan, serta cinta kasih Umat itu terhadap seluruh keluarga manusia yang mencakupnya, selain dengan menjalin temuwicara tentang pelbagai hal.

Konsili menerangi permasalahan itu dengan cahaya Injil, menyediakan bagi manusia daya-kekuatan pembawa keselamatan, yang oleh gereja, dibawah bimbingan Roh Kudus, diterima dari pendirinya.

Kehadiran aktif ayah sangat membantu pembinaan mereka dan pengurusan rumah tangga oleh ibu, terutama dibutuhkan oleh anak-anak yang masih muda, perlu dijamin, tanpa maksud supaya pengembangan peranan sosial wanita yang sewajarnya dikesampingkan. Hendaknya para pendidik itu menjaga jangan sampai memaksa mereka, langsung atau tidak langsung untuk mengikat pernikahan atau memilih orang tertentu menjadi jodoh mereka.Demikianlah keluarga, lingkup berbagai generasi bertemu dan saling membantu untuk meraih kebijaksanaan yang lebih penuh, dan memadukan hak pribadi-pribadi dengan tuntutan hidup sosial lainnya, merupakan dasar bagi masyarakat.

Hak orang tua untuk melahirkan keturunan dan mendidiknya dalam pangkuan keluarga juga harus dilindungi. Untuk mencapai tujuan itu semangat iman kristiani, suara hati moril manusia; dan kebijaksanaan serta kemahiran mereka yang menekuni ilmu-ilmu suci, akan banyak membantu.

• Menuliskan sebuah doa atau puisi untuk orang tua.Doa PenutupYa Allah Yang Mahasetia, Engkau telah menguduskan cinta kasih suami istri dan mengangkat perkawinan menjadi lambang persatuan Kristus dengan Gereja. Menyimak berita“Sebuah konferensi tentang keluarga yang disponsori oleh Vatikan berakhir pada Jumat di Manila dengan seruan bagi umat Katolik Asia untuk melawan aborsi, kontrasepsi, dan pernikahan sesama jenis se-bagai “ancaman terhadap eksistensi keluarga”.Next >

Apa simbol-simbol perkawinan dan nilai-nikai perkawinan dalam agama Katolik? Sebut dan Jelaskan !

siap Parangtritis nan Indah putih matahari terletak sekitar 27 km arah selatan Yogyakarta. Lukisan alam yang sungguh memesona Kemolekan pantai serasa sempurna di sore hari. Rasa hangat berbaur dengan lembutnya perlahan matahari seolah-olah masuk ke dalam hamparan air laut.

Perkawinan Katolik Menggali simbol simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung sebagai ungkapan dalam perkawinan Gereja Katolik di Kec. Linggang Bigung, Kab. Kutai Barat, Kalimantan Timur

42 Pada bab sebelumnya, telah diuraikan mengenai perkawinan adat suku Dayak Tunjung di kabupaten Kutai Barat. Hanya saja yang membedakan adalah pemahaman orang risten tentang apa artinya dihubungkan satu sama lain “di dalam Tuhan” Cooke, 1991:43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Landasan persekutuan hidup suami istri kita jumpai pertama dalam Kitab Suci. Maka dengan demikian dapat disimpulkan pandangan Yesus mengenai hakikat perkawinan sebagai berikut: perkawinan ialah kesatuan erat antara seorang pria dan seorang wanita, yang dipersatukan oleh Allah sendiri, sedemikian erat sehingga keduanya bukan lagi dua melainkan satu Hadiwardoyo, 1988: 22.

Pra Konsili Vatikan II, Gereja masih memandang dimensi persekutuan hidup pria dan wanita dalam perkawinan lebih sebagai kontrak. Pandangan Kitab Hukum Kanonik 1917 yang terkesan statis ini mengalami perkembangan dengan munculnya berbagai refleksi teologis-sistematis tentang perkawinan antara tahun 1950-1960 Rubiyatmoko, 2011:18.

Secara singkat tujuan perkawinan katolik dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kebahagiaan atau kesejahteraan suami istri bonum coniugum Pasangan suami istri yang hendak menikah harus memiliki suatu kehendak bahwa mereka nantinya akan saling membahagiakan dan menyejahterakan pasangannya. Kasih suami istri merupakan cinta kasih dasariah untuk mengupayakan apa yang baik bagi pasangannya Susianto Budi, 2015:8. b. Keterbukaan pada kelahiran bonum prolis Kelahiran anak sebagai tujuan perkawinan tidak bermaksud bahwa keluarga tersebut nantinya harus memiliki anak.

Maka, jika pasangan suami istri secara jelas menolak kehadiran anak dalam perkawinannya, tentu saja ini bertentangan dengan hakikat dan tujuan dari perkawinan katolik. 47 a. Unitas kesatuan Menjadi suami dan istri berarti suatu perubahan total dalam kehidupan seseorang.

Dalam Kej 2:24 dikatakan: “Seorang laki-laki meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. Di sinilah letak ajaran Gereja, bahwa sifat tak-dapat-diputuskan perkawinan indissolubilitas mempunyai dasar dan kekuatannya dalamKristus.

Paham perkawinan sebagai sakramen berasal dari ajaran Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus 5:11-33. Dalam surat Efesus tersebut dijelaskan bahwa hubungan cinta kasih suami istri bukan hanya luhur dan mulia tetapi bersifat ilahi, karena di kehendaki oleh Allah dan menunjuk kepada kesatuan Kristus dengan Gereja-Nya Susianto Budi, 2015:9. Dengan kata lain, lewat sakramen perkawinan kesetiaan yang tak terceraikan antara suami istri mendapat makna baru dan lebih mendalam.

Apa saja simbol simbol perkawinan? – JawabanApapun.com

Perkawinan biasanya ditandai dengan beberapa simbol seperti baju pengantin, kue pengantin dan cincin perkawinan yang merupakan tanda ikatan hidup antara laki-laki dan perempuan. Apa arti dan makna bahtera atau kapal berkaitan dengan perkawinan?

Sifat atau ciri hakiki perkawinan katolik adalah: 1. monogami, 2. tidak dapat diceraikan dan 3. berlangsung seumur hidup. Pernikahan dilaksanakan dengan dasar cinta dan kasih tanpa ada paksaan dalam bentuk apapun.

Penulis tertarik untuk membahas topik dengan judul “KEBAHAGIAAN DAN KESEJAHTERAAN SUAMI-ISTERI”. Maka pada bagian ini secara khusus akan membahas tiga hal pokok yang menjadi syarat utama sebuah perkawinan katolik.

Iman Katolik …..Media Informasi dan Sarana Katekese

kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906 KITAB SUCI + Deuterokanonika Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Yosua Hakim-Hakim Rut 1 Samuel 2 Samuel 1 Raja-Raja 2 Raja-Raja 1 Tawarikh 2 Tawarikh Ezra Nehemia Tobit Yudit Ester Ayub Mazmur Amsal Pengkhotbah Kidung Agung Kebijaksanaan Sirakh Yesaya Yeremia Ratapan Barukh Yehezkiel Daniel Hosea Yoel Amos Obaja Yunus Mikha Nahum Habakuk Zefanya Hagai Zakharia Maleakhi 1 Makabe 2 Makabe Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul Roma 1 Korintus 2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Timotius 2 Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1 Petrus 2 Petrus 1 Yohanes 2 Yohanes 3 Yohanes Yudas Wahyu : – Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju Katekismus Gereja Katolik No. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901 Materi iman Dokumen Gereja Pilih Dokumen Ad Gentes Apostolicam Actuositatem Christus Dominus Dei Verbum Dignitatis Humanae Gaudium Et Spes Gravissimum Educationis Inter Mirifica Lumen Gentium Nostra Aetate Optatam Totius Orientalium Ecclesiarum Perfectae Caritatis Presbyterorum Ordinis Sacrosanctum Concilium Unitatis Redintegratio

Pada kutipan KS yang lain ada seolah-olah semacam celah untuk melakukan perceraian seperti Matius 19:1-12, terutama pada ayat 9: “Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.”

Tetapi sebenarnya menurut para ahli kata di atas merupakan sisipan dari penulis injil. Ada yang mengatakan bahwa selain Mat 19:1-12, 1 Kor 7:10-11 juga mengisyaratkan akan bolehnya perceraian (lihat pada ayat 11). Nah dalam hal ini sudah jelas bahwa Paulus mengatakan perceraian itu tidak diijinkan.

Karena pada perikop itu dijelaskan bahwa hubungan Yesus dengan Jemaat adalah sebagai Kepala dan Tubuh yang sudah pasti tidak dapat diceraikan. Berikut kesaksian Bapa-Bapa Gereja tentang Sakramen Pernikahan: Hermas “What then shall the husband do, if the wife continue in this disposition [adultery]?

Clement of Alexandria “That Scripture counsels marriage, however, and never allows any release from the union, is expressly contained in the law: ‘You shall not divorce a wife, except for reason of immorality.’

Jerome “Do not tell me about the violence of the ravisher, about the persuasiveness of a mother, about the authority of a father, about the influence of relatives, about the intrigues and insolence of servants, or about household [financial] losses. Because it is always possible that someone may calumniate the innocent and, for the sake of a second joining in marriage, act in criminal fashion against the first, it is commanded that when the first wife is dismissed a second may not be taken while the first lives” (Commentaries on Matthew 3:19:9 [A.D. 398]). Pope Innocent I “[T]he practice is observed by all of regarding as an adulteress a woman who marries a second time while her husband yet lives, and permission to do penance is not granted her until one of them is dead” (Letters 2:13:15 [A.D. 408]).

He did not at once say, It is not lawful, lest they should be disturbed and put in disorder, but before the decision by His argument He rendered this manifest, showing that it is itself too the commandment of His Father, and that not in opposition to Moses did He enjoin these things, but in full agreement with him.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.