Press "Enter" to skip to content

Sejarah Sakramen Penguatan

Bumi Serpong Damai, Sektor 1.2, Jalan Alamanda Blok V No.1, Rawa Buntu, Tangerang, Rw.

Bagaimana sejarah terbentuknya ketujuh sakramen? – katolisitas.org

[1] Penentuan dari Magisterium ini mengakhiri berbagai pertanyaan tentang asal usul ketujuh sakramen. Yoh 3:5) dan amanat agung-Nya kepada para murid-Nya, sesaat sebelum Ia naik ke Surga (lih.

Dengan demikian, sakramen Baptis dapat dikatakan sebagai sakramen yang pertama bagi umat Kristiani, dan penerapannya sudah dilakukan sejak jemaat perdana sejak tahun sekitar 33 SM, dan dicatat juga dalam Kitab Suci (Kis 2:38; 8:38; 1Ptr 3:18-22; 1Kor 1:17, Tit 3:5).

Telah sejak abad-abad awal, para Bapa Gereja mengajarkan makna Baptisan untuk menguduskan, mengampuni dosa, dan memberi kelahiran kembali di dalam Kristus.

Seperti halnya Baptisan, Ekaristi juga ditetapkan oleh Yesus, yaitu pada saat Perjamuan Terakhir bersama para murid-Nya (lih. Dengan demikian sakramen Ekaristi pun telah berasal dari abad pertama, menjadi cara ibadat jemaat perdana (lih.

Oleh karena itu, di abad-abad awal, Gereja memandang Baptisan dan turunnya kuasa Roh Kudus untuk maksud pengutusan (yang kemudian dikenal dengan sakramen Penguatan) sebagai kesatuan Inisiasi umat Kristen. Selanjutnya, dalam perkembangannya terdapat perbedaan praktek pelaksanaan antara di Gereja Latin/ Barat dan Timur.

Di Gereja Barat, pemberian Penguatan langsung setelah Baptisan dilakukan untuk Baptis dewasa. Selanjutnya, Paus Innocentius III (1204) menentukan bahwa pengurapan dengan minyak di dahi dalam sakramen Penguatan, dilakukan oleh Uskup. Konsili tersebut hanya menyebutkan bahwa akibat Penguatan adalah penambahan rahmat dan kekuatan untuk menjadi saksi Kristus. Yesus sendiri mengajarkan juga bagaimana cara menangani mereka yang telah berbuat kesalahan serius dengan sanksi ekskomunikasi (Mat 18:15-17).

Maka sejak zaman para rasul, Gereja telah melaksanakan sanksi ekskomunikasi pada kasus-kasus yang berat, dengan maksud untuk menyembuhkan. Tentang pentingnya Pengakuan Dosa diketahui melalui tulisan Hermas, seorang penulis Kristen di akhir abad ke-1. Ia menuliskan tentang pentingnya pertobatan kedua setelah Baptisan, jika orang yang sudah dibaptis jatuh lagi ke dalam dosa. Selanjutnya, ritual dari pelaksanaan sakramen ini berkembang, seperti yang tertulis dalam Roman sacramentary dan Old Gelasian.

Di Gereja Timur (Assyria), ritus Tobat kuno yang dikenal berasal dari abad ke-7, oleh Patriarkh Hyoshiab. Perkembangannya adalah sebagai akibat permenungan Gereja, yang melihat pentingnya Pengakuan Dosa bagi keselamatan jiwa umatnya.

Selanjutnya sakramen Pengakuan dikukuhkan dalam Konsili Lateran yang ke 4 (1215), “Setiap anggota umat beriman, jenis kelamin apapun, harus dengan setia mengakukan semua dosanya sedikitnya sekali setahun kepada imam parokinya, melakukan penitensi dengan sungguh-sungguh, menerima Komuni saat Paskah, jika tidak terhalang untuk melakukan hal ini oleh karena alasan apapun, tetapi dengan persetujuan imam paroki.”[11] Selanjutnya, rahmat penyembuhan Kristus dapat mengalir melalui pengolesan dengan minyak dan penumpangan tangan penatua jemaat (lih.

[12] Pengurapan orang sakit yang mencakup berkat dan/ atau eksorsisme dengan minyak, untuk mendatangkan kesembuhan rohani dan jasmani, telah dikenal sejak abad ke-4. [13] Di abad ke-5 telah diperoleh banyak informasi tentang minyak urapan orang sakit yang diberkati oleh Uskup. Di abad ke-13, dinyatakan pembedaan antara doa vigili dan sakramen Pengurapannya itu sendiri. Seiring dengan waktu, Gereja melalui Konsili Vatikan II memperbaharui tentang penerimaan sakramen Pengurapan Orang Sakit.

Sakramen ini tidak hanya ditujukan untuk orang-orang yang mendekati ajal, tetapi juga pada umat beriman yang telah mulai mengalami adanya bahaya kematian karena penyakit atau karena usia lanjut, dapat menerima sakramen ini. Sakramen Tahbisan ditetapkan oleh Yesus secara implisit, melalui fakta bahwa diri-Nya sendiri adalah Pelayan Allah (Ibr 3:1-; 13:20; 1Ptr 2:25). Gereja digambarkan sebagai tubuh dengan banyak anggota, yang memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Berdasarkan penglihatannya, Hermas menginterpretasikan bahwa akhir dunia akan segera terjadi, maka ia mensyaratkan pertobatan kedua hanya mungkin dilakukan sekali saja, setelah Baptisan. [9]Para Bapa Gereja mendukung adanya penitensi sebagai tanda pertobatan, seperti terlihat dalam tulisan Pacianus, Parenesi, n.12: PL 13:1082-1900, “Kumohon kepadamu, saudara-saudaraku, dalam nama Gereja; aku berdoa dan mendorong kamu… Jangan malu tentang perbuatan penitensi yang harus kau lakukan. P. Peter the Cantor, Verbum abbreviatum, 143: PL 205:342, seperti dikutip Anscar J. Chupungco, Handbook for Liturgical Studies, p. 143.

Para pengajar mengajarkan bahwa mereka yang meninggal tanpa mengakukan dosa sebelumnya, masuk neraka. [13]Contohnya: papyrus dari Barcelona (abad ke-4) yang dipublikasikan Roca-Puig; Apostolic Constitution (Buku VIII, 29); dan the Euchologion of Serapion oleh Uskup Thumuis, Upper Egypt (339-362).

Sakramen Krisma

Perkecualian terjadi apabila calon penerima sakramen adalah orang dewasa yang baru masuk Katolik. Pertama, obat gosok itu meresap ke dalam kulitmu serta menghangatkan tubuhmu sehingga kamu merasa nyaman. Biasanya, para rasul Yesus pergi ke Bait Allah untuk menyampaikan persembahan mereka.

Masing-masing peristiwa tersebut dikenangkan melalui bahasa isyarat yang berbeda-beda sepanjang sejarah Gereja.

Pada akhirnya, Gereja menetapkan bahasa isyarat yang sekarang dipergunakan dalam Sakramen Penguatan. Makna dan kuasa bahasa isyarat tersebutlah yang terpenting, yaitu kehadiran Roh Kudus Allah dalam diri kita.

Roh Kudus itu ibarat kunci pribadi yang menolong kita dalam segala permasalahan hidup. Roh Kudus tidak saja menunjukkan kepadamu bagaimana melakukan sesuatu, tetapi Ia juga akan memberimu kekuatan untuk melakukannya. Setiap saat kamu membutuhkan pertolongan atau nasehat tentang apa saja, bertanyalah kepada Roh Kudus. Mereka menawarkan atau menghadirkan calon penerima Krisma ke hadapan Gereja yang diwakili oleh Bapa Uskup. Sama seperti sponsor TV, para penjamin calon Krisma juga harus yakin akan orang yang mereka jamin. Karena minyak zaitun memiliki aroma yang kurang sedap, maka ditambahkan balsem wangi.

Dalam Kitab Suci, terkadang orang menerima pencurahan Roh Kudus sebelum mereka dibaptis. Kemudian minyak Krisma dibagi-bagikan ke seluruh wilayah keuskupan sebagai lambang persatuan dalam Gereja. “The Sacramental Gazette, Confirmation: Why?”; Rm Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com dalam YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr.

Iman Katolik …..Media Informasi dan Sarana Katekese

kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906 KITAB SUCI + Deuterokanonika Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Yosua Hakim-Hakim Rut 1 Samuel 2 Samuel 1 Raja-Raja 2 Raja-Raja 1 Tawarikh 2 Tawarikh Ezra Nehemia Tobit Yudit Ester Ayub Mazmur Amsal Pengkhotbah Kidung Agung Kebijaksanaan Sirakh Yesaya Yeremia Ratapan Barukh Yehezkiel Daniel Hosea Yoel Amos Obaja Yunus Mikha Nahum Habakuk Zefanya Hagai Zakharia Maleakhi 1 Makabe 2 Makabe Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul Roma 1 Korintus 2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Timotius 2 Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1 Petrus 2 Petrus 1 Yohanes 2 Yohanes 3 Yohanes Yudas Wahyu : – Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju Katekismus Gereja Katolik No. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901 Materi iman Dokumen Gereja Pilih Dokumen Ad Gentes Apostolicam Actuositatem Christus Dominus Dei Verbum Dignitatis Humanae Gaudium Et Spes Gravissimum Educationis Inter Mirifica Lumen Gentium Nostra Aetate Optatam Totius Orientalium Ecclesiarum Perfectae Caritatis Presbyterorum Ordinis Sacrosanctum Concilium Unitatis Redintegratio yang dikehedaki – 0 (nol) untuk melihat daftar isi -(catatan kaki lihat versi Cetak)

Sakramen Krisma memiliki dasar Kitab Suci dari Kis 8:16-17 “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

dari kedua kutipan ini jelas bahwa Sakramen Krisma membutuhkan penumpangan tangan untuk mengundang Roh Kudus. Dalam Sakramen Krisma juga ada Pengurapan dengan minyak Krisma yang berarti kita yang sudah menerima Krisma Dikuduskan, Dikhususkan, dan menerima Kuasa untuk melakukan tugas perutusan kita sebagai umat beriman (bdk 1 Samuel 10:1;1Samuel 16:13; 1 Raj 1:39). Tertullian: “After coming from the place of washing we are thoroughly anointed with a blessed unction, from the ancient discipline by which [those] in the priesthood . ; “Some say in regard to those who were baptized in Samaria that when the apostles Peter and John came there only hands were imposed on them so that they might receive the Holy Spirit, and that they were not re-baptized.

The prayer having been made over them and hands having been imposed upon them, the Holy Spirit was invoked and was poured out upon them. Council of Carthage VII: “[I]n the Gospel our Lord Jesus Christ spoke with His divine voice, saying, ‘Except a man be born again of water and the Spirit, he cannot enter the kingdom of God’ [John 3:5].

Pacian of Barcelona: “If, then, the power of both baptism and confirmation, greater by far than charisms, is passed on to the bishops, so too is the right of binding and loosing” (Three Letters to the Novatianist Sympronian 1:6 [A.D. 383]) dll Dengan menerima Krisma berarti berarti kita dinilai sudah dewasa dalam Iman, dilantik menjadi saksi Iman dan terlibat penuh dalam Gereja.

Sakramen Penguatan

Dalam sakramen, Tuhan mempergunakan benda-benda biasa seperti air, roti, minyak dan juga tindakan-tindakan tertentu untuk berbicara secara langsung kepada jiwa kita. Perkecualian terjadi apabila calon penerima sakramen adalah orang dewasa yang baru masuk Katolik. Bapa Uskup atau imam menyatakan sambutannya dengan isyarat tangan yang artinya “kami menghormatimu, kami menyambutmu dalam keluarga Katolik.” Pertama, obat gosok itu meresap ke dalam kulitmu serta menghangatkan tubuhmu sehingga kamu merasa nyaman. Biasanya, para rasul Yesus pergi ke Bait Allah untuk menyampaikan persembahan mereka. Ada juga kisah-kisah dalam Kitab Suci di mana orang secara tiba-tiba berubah.

Pada akhirnya, Gereja menetapkan bahasa isyarat yang sekarang dipergunakan dalam Sakramen Penguatan. Makna dan kuasa bahasa isyarat tersebutlah yang terpenting, yaitu kehadiran Roh Kudus Allah dalam diri kita. Bagi sebagian orang, keyboard komputer merupakan suatu panel dengan simbol-simbol dan karakter-karakter yang aneh. Kamu dapat menganggap Roh Kudus sebagai kunci pribadimu yang menolongmu dalam segala permasalahan hidup. Roh Kudus tidak saja menunjukkan kepadamu bagaimana melakukan sesuatu, tetapi Ia juga akan memberimu kekuatan untuk melakukannya. Hal itu memang benar-benar terjadi kemudian, seperti yang telah dikatakan oleh Yesus.

Setiap saat kamu membutuhkan pertolongan atau nasehat tentang apa saja, bertanyalah kepada Roh Kudus. Mereka menawarkan atau menghadirkan calon penerima Krisma ke hadapan Gereja yang diwakili oleh Bapa Uskup. Sama seperti sponsor TV, para penjamin calon Krisma juga harus yakin akan orang yang mereka jamin. Karena minyak zaitun memiliki aroma yang kurang sedap, maka ditambahkan balsem wangi.

Dalam Kitab Suci, terkadang orang menerima pencurahan Roh Kudus sebelum mereka dibaptis. Kemudian minyak Krisma dibagi-bagikan ke seluruh wilayah keuskupan sebagai lambang persatuan dalam Gereja.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.