Press "Enter" to skip to content

Sejarah Sakramen Krisma

Bumi Serpong Damai, Sektor 1.2, Jalan Alamanda Blok V No.1, Rawa Buntu, Tangerang, Rw.

Iman Katolik …..Media Informasi dan Sarana Katekese

kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906 KITAB SUCI + Deuterokanonika Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Yosua Hakim-Hakim Rut 1 Samuel 2 Samuel 1 Raja-Raja 2 Raja-Raja 1 Tawarikh 2 Tawarikh Ezra Nehemia Tobit Yudit Ester Ayub Mazmur Amsal Pengkhotbah Kidung Agung Kebijaksanaan Sirakh Yesaya Yeremia Ratapan Barukh Yehezkiel Daniel Hosea Yoel Amos Obaja Yunus Mikha Nahum Habakuk Zefanya Hagai Zakharia Maleakhi 1 Makabe 2 Makabe Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul Roma 1 Korintus 2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Timotius 2 Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1 Petrus 2 Petrus 1 Yohanes 2 Yohanes 3 Yohanes Yudas Wahyu : – Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju Katekismus Gereja Katolik No. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901 Materi iman Dokumen Gereja Pilih Dokumen Ad Gentes Apostolicam Actuositatem Christus Dominus Dei Verbum Dignitatis Humanae Gaudium Et Spes Gravissimum Educationis Inter Mirifica Lumen Gentium Nostra Aetate Optatam Totius Orientalium Ecclesiarum Perfectae Caritatis Presbyterorum Ordinis Sacrosanctum Concilium Unitatis Redintegratio yang dikehedaki – 0 (nol) untuk melihat daftar isi -(catatan kaki lihat versi Cetak)

Sakramen Krisma memiliki dasar Kitab Suci dari Kis 8:16-17 “Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

dari kedua kutipan ini jelas bahwa Sakramen Krisma membutuhkan penumpangan tangan untuk mengundang Roh Kudus. Dalam Sakramen Krisma juga ada Pengurapan dengan minyak Krisma yang berarti kita yang sudah menerima Krisma Dikuduskan, Dikhususkan, dan menerima Kuasa untuk melakukan tugas perutusan kita sebagai umat beriman (bdk 1 Samuel 10:1;1Samuel 16:13; 1 Raj 1:39).

Tertullian: “After coming from the place of washing we are thoroughly anointed with a blessed unction, from the ancient discipline by which [those] in the priesthood . The flesh is shaded by the imposition of hands [confirmation] so that the soul may be illuminated by the Spirit.

; “Some say in regard to those who were baptized in Samaria that when the apostles Peter and John came there only hands were imposed on them so that they might receive the Holy Spirit, and that they were not re-baptized. Council of Carthage VII: “[I]n the Gospel our Lord Jesus Christ spoke with His divine voice, saying, ‘Except a man be born again of water and the Spirit, he cannot enter the kingdom of God’ [John 3:5]. Pacian of Barcelona: “If, then, the power of both baptism and confirmation, greater by far than charisms, is passed on to the bishops, so too is the right of binding and loosing” (Three Letters to the Novatianist Sympronian 1:6 [A.D. 383]) dll Dengan menerima Krisma berarti berarti kita dinilai sudah dewasa dalam Iman, dilantik menjadi saksi Iman dan terlibat penuh dalam Gereja.

Sakramen Krisma

Perkecualian terjadi apabila calon penerima sakramen adalah orang dewasa yang baru masuk Katolik. Pertama, obat gosok itu meresap ke dalam kulitmu serta menghangatkan tubuhmu sehingga kamu merasa nyaman. Peristiwa tersebut terjadi dalam suatu perayaan Yahudi kurang lebih 2000 tahun yang lalu.

Biasanya, para rasul Yesus pergi ke Bait Allah untuk menyampaikan persembahan mereka.

Masing-masing peristiwa tersebut dikenangkan melalui bahasa isyarat yang berbeda-beda sepanjang sejarah Gereja. Pada akhirnya, Gereja menetapkan bahasa isyarat yang sekarang dipergunakan dalam Sakramen Penguatan.

Makna dan kuasa bahasa isyarat tersebutlah yang terpenting, yaitu kehadiran Roh Kudus Allah dalam diri kita. Roh Kudus itu ibarat kunci pribadi yang menolong kita dalam segala permasalahan hidup.

Roh Kudus tidak saja menunjukkan kepadamu bagaimana melakukan sesuatu, tetapi Ia juga akan memberimu kekuatan untuk melakukannya. Hal itu memang benar-benar terjadi kemudian, seperti yang telah dikatakan oleh Yesus. Setiap saat kamu membutuhkan pertolongan atau nasehat tentang apa saja, bertanyalah kepada Roh Kudus. Mereka menawarkan atau menghadirkan calon penerima Krisma ke hadapan Gereja yang diwakili oleh Bapa Uskup.

Sama seperti sponsor TV, para penjamin calon Krisma juga harus yakin akan orang yang mereka jamin. Kemudian minyak Krisma dibagi-bagikan ke seluruh wilayah keuskupan sebagai lambang persatuan dalam Gereja.

“The Sacramental Gazette, Confirmation: Why?”; Rm Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com dalam YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr.

Bagaimana sejarah terbentuknya ketujuh sakramen? – katolisitas.org

[1] Penentuan dari Magisterium ini mengakhiri berbagai pertanyaan tentang asal usul ketujuh sakramen. Yoh 3:5) dan amanat agung-Nya kepada para murid-Nya, sesaat sebelum Ia naik ke Surga (lih.

Dengan demikian, sakramen Baptis dapat dikatakan sebagai sakramen yang pertama bagi umat Kristiani, dan penerapannya sudah dilakukan sejak jemaat perdana sejak tahun sekitar 33 SM, dan dicatat juga dalam Kitab Suci (Kis 2:38; 8:38; 1Ptr 3:18-22; 1Kor 1:17, Tit 3:5).

Telah sejak abad-abad awal, para Bapa Gereja mengajarkan makna Baptisan untuk menguduskan, mengampuni dosa, dan memberi kelahiran kembali di dalam Kristus.

Seperti halnya Baptisan, Ekaristi juga ditetapkan oleh Yesus, yaitu pada saat Perjamuan Terakhir bersama para murid-Nya (lih. Dengan demikian sakramen Ekaristi pun telah berasal dari abad pertama, menjadi cara ibadat jemaat perdana (lih. Oleh karena itu, di abad-abad awal, Gereja memandang Baptisan dan turunnya kuasa Roh Kudus untuk maksud pengutusan (yang kemudian dikenal dengan sakramen Penguatan) sebagai kesatuan Inisiasi umat Kristen. Selanjutnya, dalam perkembangannya terdapat perbedaan praktek pelaksanaan antara di Gereja Latin/ Barat dan Timur.

Di Gereja Barat, pemberian Penguatan langsung setelah Baptisan dilakukan untuk Baptis dewasa.

Selanjutnya, Paus Innocentius III (1204) menentukan bahwa pengurapan dengan minyak di dahi dalam sakramen Penguatan, dilakukan oleh Uskup.

Konsili tersebut hanya menyebutkan bahwa akibat Penguatan adalah penambahan rahmat dan kekuatan untuk menjadi saksi Kristus. Yesus sendiri mengajarkan juga bagaimana cara menangani mereka yang telah berbuat kesalahan serius dengan sanksi ekskomunikasi (Mat 18:15-17).

Maka sejak zaman para rasul, Gereja telah melaksanakan sanksi ekskomunikasi pada kasus-kasus yang berat, dengan maksud untuk menyembuhkan. Tentang pentingnya Pengakuan Dosa diketahui melalui tulisan Hermas, seorang penulis Kristen di akhir abad ke-1. Ia menuliskan tentang pentingnya pertobatan kedua setelah Baptisan, jika orang yang sudah dibaptis jatuh lagi ke dalam dosa.

Selanjutnya, ritual dari pelaksanaan sakramen ini berkembang, seperti yang tertulis dalam Roman sacramentary dan Old Gelasian. Di Gereja Timur (Assyria), ritus Tobat kuno yang dikenal berasal dari abad ke-7, oleh Patriarkh Hyoshiab. Perkembangannya adalah sebagai akibat permenungan Gereja, yang melihat pentingnya Pengakuan Dosa bagi keselamatan jiwa umatnya.

Selanjutnya sakramen Pengakuan dikukuhkan dalam Konsili Lateran yang ke 4 (1215), “Setiap anggota umat beriman, jenis kelamin apapun, harus dengan setia mengakukan semua dosanya sedikitnya sekali setahun kepada imam parokinya, melakukan penitensi dengan sungguh-sungguh, menerima Komuni saat Paskah, jika tidak terhalang untuk melakukan hal ini oleh karena alasan apapun, tetapi dengan persetujuan imam paroki.”[11] Selanjutnya, rahmat penyembuhan Kristus dapat mengalir melalui pengolesan dengan minyak dan penumpangan tangan penatua jemaat (lih. [12] Pengurapan orang sakit yang mencakup berkat dan/ atau eksorsisme dengan minyak, untuk mendatangkan kesembuhan rohani dan jasmani, telah dikenal sejak abad ke-4. [13] Di abad ke-5 telah diperoleh banyak informasi tentang minyak urapan orang sakit yang diberkati oleh Uskup. Di abad ke-13, dinyatakan pembedaan antara doa vigili dan sakramen Pengurapannya itu sendiri. Seiring dengan waktu, Gereja melalui Konsili Vatikan II memperbaharui tentang penerimaan sakramen Pengurapan Orang Sakit.

Sakramen ini tidak hanya ditujukan untuk orang-orang yang mendekati ajal, tetapi juga pada umat beriman yang telah mulai mengalami adanya bahaya kematian karena penyakit atau karena usia lanjut, dapat menerima sakramen ini. Sakramen Tahbisan ditetapkan oleh Yesus secara implisit, melalui fakta bahwa diri-Nya sendiri adalah Pelayan Allah (Ibr 3:1-; 13:20; 1Ptr 2:25).

Gereja digambarkan sebagai tubuh dengan banyak anggota, yang memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Berdasarkan penglihatannya, Hermas menginterpretasikan bahwa akhir dunia akan segera terjadi, maka ia mensyaratkan pertobatan kedua hanya mungkin dilakukan sekali saja, setelah Baptisan.

[9]Para Bapa Gereja mendukung adanya penitensi sebagai tanda pertobatan, seperti terlihat dalam tulisan Pacianus, Parenesi, n.12: PL 13:1082-1900, “Kumohon kepadamu, saudara-saudaraku, dalam nama Gereja; aku berdoa dan mendorong kamu… Jangan malu tentang perbuatan penitensi yang harus kau lakukan. P. Peter the Cantor, Verbum abbreviatum, 143: PL 205:342, seperti dikutip Anscar J. Chupungco, Handbook for Liturgical Studies, p. 143.

Para pengajar mengajarkan bahwa mereka yang meninggal tanpa mengakukan dosa sebelumnya, masuk neraka. [13]Contohnya: papyrus dari Barcelona (abad ke-4) yang dipublikasikan Roca-Puig; Apostolic Constitution (Buku VIII, 29); dan the Euchologion of Serapion oleh Uskup Thumuis, Upper Egypt (339-362).

Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan

Melalui minyak suci dilambangkan sebagai materai Krisma (tanda rohani) satu untuk selamanya dalam perutusannya mewujudkan Kerajaan Allah. Dalam Sakramen Krisma itu orang menerima Roh Kudus yang pada hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul.

Begitu pula sebagai murid Yesus umat beriman Katolik menerima tugas perutusan tersebut sebagai ungkapan kesiapan diri mewartakan Kerajaan Allah dan dikuatkan untuk memberikan kesaksian tentang diri Kristus, demi pembangunan tubuh-Nya dalam iman dan cinta kasih. Karena pergumulan ini bersifat rohani, maka Allah memberikan kepada umat beriman sumber kekuatan, yaitu karunia yang berasal dari Roh Kudus-Nya sendiri.

Rekatekisasi adalah sebuah pemahaman kembali dari sakramen yang telah ia terima (Komkat 2012:38). Dengan mengucap rasa syukur dalam Ekaristi calon Sakramen Krisma kembali diingatkan dengan betapa besar Kasih Allah kepada manusia dan sepatutnya manusia mengucap syukur dan menyembah kepada-Nya.

Hal ini menunjukan akan adanya hubungan antara Sakramen Krisma dan Ekaristi yang menjadi puncak seluruh perayaan iman (Komkat KAS 2012:42). Paus Inosensius III menyatakan secara resmi bahwa penguatan atau Krisma termasuk ke dalam daftar Sakramen-sakramen.

forma sakramen penguatan atau Krisma ialah rumusan: “Semoga dimaterai oleh karunia Allah, Roh Kudus” (bdk. Artian lain merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penerima Krisma dalam perutusan Gereja.

Pengurapan juga dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap semangat dan ketetapan hati (Komitmen) pada diri orang-orang yang menerimanya dengan bantuan Roh Kudus. Setelah mengurapi, uskup menepuk pipi penerima Krisma sebagai tanda pemberian restu dan semangat.

Uskup memberikan semangat pada penerima Sakramen untuk berjuang menjadi saksi Kristus mewartakan Kerajaan Allah dengan mantap dan berani. Jadi Santo dan Santa menjadi teladan hidup kerohanian yang telah di jalankan pada masa hidupnya.

Artinya orang menerima Sakramen, hidupnya sungguh diperbarui oleh rahmat Allah sebagaimana terungkap dalam simbol-simbol yang ada.

Sakramen Krisma akan memberikan buah-buah positif bagi penerimannya, secara umum buah-buah sakramen itu adalah pencurahan Roh Kudus secara Khusus baik dalam imannya dan dalam kehidupan sehari-hari.

Berkat sakramen itu mereka semua masuk menjadi putra putri Ilahi, mempererat hubungan dengan Allah, Kristus dan Gereja. Dalam konteks perutusan, berkat Roh Kudus yang diterima entah saat ditumpangi tangan atau diurapi minyak Krisma orang dikuatkan oleh Roh Kudus Allah sendiri sehingga siap menjalankan aneka tugas perutusan Gereja, terutama tugas menjadi saksi Kristus dan menjadi rekan kerja-Nya dalam menjalankan tugas perutusan mewartakan kabar gembira akan keselamatan (Komkat KWI, 2012:44).

Menuliskan lambang lambag yang digunakan dalam sakramen Krisma

Jelaskan sumbangan peradaban islam terhadap kemajuan iptek di eropa pada zaman renaissance (abad xviii).

ARTI DAN TUJUAN DARI SAKRAMEN KRISMA

Inisiasi adalah penerimaan anggota baru ke dalam suatu kelompok tertentu. Krisma dikatakan inisiasi karena memiliki makna yaitu resminya seseorang menjadi anggota di suatu gereja, atau bisa dikatakan bahwa dengan adanya sakramen krisma seseorang memiliki ikatan yang lebih kuat dengan gereja. Dan menurut KHK 891, penerima sakramen krisma adalah mereka yang sudah dapat menggunakan akal. Adapun pelaksanaan dalam sakramen krisma dilakukan dengan pengurapan minyak myron yang telah diberkati uskup serta penumpangan tangan.

Pengurapan dengan minyak memiliki makna pengangkatan seseorang ke dalam suatu jabatan atau tugas suci, sedangkan penumpangan tangan memiliki makna pengalihan kekuatan ilahi yang meliputi penyembuhan dan penugasan. Namun, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya,yaitu bahwa dalam babtis diberikan rahmat pengudus dari Roh Kudus, sedangkan krisma diberikan rahmat Roh Kudus yang melengkapi.

Dalam sakramen krisma, terdapat lima rahmat, yaitu menjadikan anak Allah, lebih teguh dalam Kristus, menambah karunia Roh Kudus, mengikat kita lebih sempurna dengan gereja, serta menganugerahkan kekuatan Roh Kudus. Sakramen Pengutusan, itu berarti bahwa manusia yang sudah dewasa secara jasmani dan rohani akan dikuatkan Roh Kudus untuk menjadi saksi bagi Kristus melalui perbuatannya.

Seperti bayi yang baru lahir, kita juga pastinya akan bertumbuh dan berkembang.

Maka dari itu, sakramen krisma ada untuk memberikan kita kekuatan dalam menaklukkan peperangan rohani.

Salah satu tujuan sakramen krisma adalah membuat kita lebih bertanggung jawab dalam pelayanan. Kita akan selalu menanti janji Tuhan walaupun kelihatannya itu mustahil.

√ 4 Simbol Sakramen Krisma Beserta Penjelasannya

Kita tentu ingat bahwa memberitakan Injil adalah tugas para murid Yesus. Tugas ini diberikan sebagai amanat agung yagn bisa kita baca pada Matius 28:19-20.

Amanat ini diberikan setelah Yesus mati di kayu salib, dikuburkan, kemudian bangkit kembali. Makna sakramen krisma inilah yang juga perlu kita mengerti dan pahami. Salah satu simbol sakramen krisma yang sangat dikenal adalah minyak. Memanjatkan doa Kristen ini dilakukan agar Allah berkenan memberikan Roh Kudus-Nya.

Simbol-simbol ini merupakan simbol yang sering dipakai untuk menggambarkan sakramen krisma. Simbol ini juga dipakai untuk menggambarkan agar setiap orang Katolik mengerti makna pemberian sakramen krisma. Melalui materai ini, kita menerima status baru sebagai warga kerajaan Allah. Setelah kenaikan Yesus ke Sorga, Roh Kudus diturunkan dalam bentuk api yang memberkati setiap pengikut Kristus. Kejadian pentakosta ini kurang lebih sama dengan apa yang terjadi pada sakramen krisma. Penerima sakramen krisma menjadi pengikut Kristus dan menerima berkat Roh Kudus.

Semoga informasi kerohanian ini bisa membawa pengetahuan baru bagi kehidupan rohani kita.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.