MATA INDONESIA, JAKARTA – Setiap bulan Mei dan Oktober, umat Katolik senantiasa mendaraskan doa Rosario. Ensiklopedia Katolik (edisi 1913) juga menjelaskan bahwa Rosario dianugerahkan kepada biarawan Yunani sebagai bagian dari pentahbisan.
Pun para pemuka agama masa itu menggunakan manik-manik untuk menghitung doa Bapa Kami dan Salam Maria di biara-biara. Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama-sama dengan banyak umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore.
Maka pemakaiannya bukan dikalungkan seperti saat ini, melainkan dengan menggantung pada pinggang sebelah kiri, tempat pedang disarungkan.
Doa Rosario: Sejarah, Makna, Alat, dan Rangkaian Doanya
Berdasarkan legenda, santo yang pertama kali menyebarkan doa rosario ini adalah St. Dominic (1221). Pada pelayanannya, ia berkhotbah tentang rosario di antara para Albigensian, yaitu orang-orang yang tidak percaya misteri kehidupan Kristus yang adalah Allah dan juga manusia.
Inilah yang kemudian menjadi tujuan dari Doa Rosario, yakni renungan misteri keselamatan Kristus. Mengenai susunan Doa Rosario ini tidak dicatat dalam riwayat hidup St. Dominic.
Konstitusi Dominikan juga tidak menyebutkan dirinya sebagai pencipta Doa Rosario. Ia hanya diketahui berperan besar dalam memperkenalkan doa ini kepada umat Katolik.
Bagi umat Katolik, ada banyak makna yang terkandung dalam Doa Rosaria. Pertama, doa ini merupakan renungan dan kontemplasi agar umat Katolik dapat mengembangkan dirinya menjadi lebih baik lagi.
Kedua, sebagai ringkasan Injil karena memuat rangkaian kisah perjalanan Allah saat menjadi manusia, hingga Yesus bangkit dan naik ke surga. Artikel terkait: 60 Rekomendasi Nama Baptis Katolik untuk Buah Hati Anda
Ini cara agar pikiran seseorang saat berdoa tidak terbagi karena harus memikirkan jumlah doa yang sudah didaraskan. Tiap satu Doa Salam Maria yang diucapkan, jemari menggeser 1 manik-manik kecil.
Anda bisa mengganti fungsi rosario dengan alat hitung lainnya. Dalam Doa Rosario ada tatacara umum yang harus diikuti. Aku percaya akan Allah, Bapa Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi; dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita;
yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria; yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati; Peristiwa Sedih, yaitu pada hari Selasa dan Jumat di masa Puasa. Persitiwa Mulia, yaitu pada hari Rabu dan Minggu di masa Paskah. Dengan mendarakan Doa Rosario, diharapkan umat Katolik dapat merenungkan misteri keselamatan Yesus sejak lahir hingga naik ke surga, sambil juga mendaraskan Salam Maria berulang-ulang (10 kali). Demikianlah, Parents, segala hal yang perlu Anda ketahui mengenai Doa Rosario.
Tradisi dan Makna Doa Rosario dalam Gereja Katolik, Catatan dari Fr. William Saunders
Kita juga memohon bantuan doa Bunda Maria, teladan iman, yang menghantar semua orang percaya kepada Putranya. Didapati bukti-bukti dari Abad Pertengahan bahwa untaian manik-manik dipergunakan untuk membantu orang menghitung jumlah Bapa Kami atau Salam Maria yang didaraskan.
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Digunakannya ‘butir-butir’ sebagai alat bantu doa juga merupakan tradisi sejak zaman Gereja awal atau bahkan sebelumnya. Pada abad pertengahan, butir-butir ini dipakai untuk menghitung doa Bapa Kami dan Salam Maria di biara-biara. Ia berkhotbah tentang rosario ini pada pelayanannya di antara para Albigensian yang tidak mempercayai misteri kehidupan Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia. Oleh karena itu, tujuan utama pendarasan doa rosario adalah untuk merenungkan misteri kehidupan Kristus. Walaupun catatan riwayat hidupnya tidak menuliskan bahwa St. Dominic menyusun doa rosario, dan juga konstitusi Dominikan tidak menyebutkannya sebagai pencipta doa rosario, namun peran Santo Dominic cukup besar dalam memperkenalkannya kepada umat. Santo Dominic sendiri adalah saksi hidup yang mendoakan doa rosario tersebut.
Namun doa tersebut dalam bentuknya seperti sekarang merupakan hasil pertumbuhan devosi yang terjadi beratus tahun setelah kematian St. Dominic. Perintah ini dilakukan oleh Don Juan (John) dari Austria , komandan armada, demikian juga, oleh umat Katolik di seluruh Eropa untuk memohon bantuan Bunda Maria di dalam keadaan yang mendesak ini. Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama- sama dengan banyak umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore. Sambil mendaraskan doa Salam Maria berulang-ulang (10 kali) para pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam rosario. Pemahaman dan praktik ini sangat ditekankan oleh sejumlah dokumen/pernyataan pimpinan Gereja: Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga.
5) Doa Rosario adalah sarana yang paling efektif untuk mengembangkan diri di kalangan kaum beriman, suatu komitmen untuk merenungkan misteri Kristiani; ini sudah saya usulkan dalam surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai “latihan kekudusan” yang sejati. Kita memerlukan kehidupan Kristiani yang menonjol dalam seni berdoa. Ini bertentangan dengan anjuran Yesus: ‘Dalam doamu, janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan’ (Mat 6:7). Sedari hakikatnya, pendarasan Rosario membangun irama yang tenang dan tetap. Ini akan membantu orang untuk merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus. Doa Rosario adalah “ringkasan Injil”, karena di dalamnya dirangkai dan direnungkan sejarah keselamatan yang dipaparkan dalam Injil; mulai kisah-kisah sekitar inkarnasi sampai dengan kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Unsurnya yang paling khas adalah pendarasan doa Salam Maria secara berantai.
Tetapi puncak dari Salam Maria sendiri adalah nama Yesus. Nama ini menjadi puncak baik dari kabar/salam malaikat, “Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu,” maupun dari salam ibu Yohanes Pembaptis, “Terpujilah buah tubuhmu” (Luk 1:42). Pendarasan Salam Maria secara berantai itu menjadi bingkai, di mana dirajut renungan atau kontemplasi atas misteri-misteri yang ditampilkan lewat Rosario. Beberapa rosario, terutama yang digunakan oleh beberapa ordo/tarekat keagamaan, memiliki lima belas dekade, merujuk pada lima belas peristiwa suci tradisional dari Doa Rosario.
Aku percaya akan Allah, Bapa Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi; dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita; yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria; yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
Bapa Kami yang ada di dalam surga, dimuliakanlah nama-Mu, Bersabdalah, ya Bapa, aku ini hambaMu, terjadilah padaku menurut kehendakMu. Bapa, hatiku memuliakan Dikau dan jiwaku bersorak sorai karena Engkau Allah penuh kasih. Maria melahirkan seorang anak laki-laki, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (Luk 2:7)
Simeon berkata pada Maria, Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan. Tidaklah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam Rumah Bapa-Ku? Bapa, Putra-Mu sepenuhnya hidup demi kemuliaan-Mu dan keselamatan kami. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga mengatakan, “Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Bapa, kamipun Engkau beri misi sebagai anak-Mu dan pengikut Yesus. Buatlah kami menerima tugas itu dengan hati terbuka dan penuh suka cita.
Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta perkawinan di Kana (Yoh 2:1-12)
Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat 3:2, 4:17-23, Mrk 1:15)
Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea, Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu (Mat 4:17,23). Allah bersabda kepada tiga rasul Yesus, “Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Mat 17:2,5).
Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecahkan-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, “Ambilah, inilah tubuh-Ku”. Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka. Ia berkata, “Inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagi banyak orang” (Mar 14:22-24). Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Luk 22:39-46) Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau berkenan, ambilah cawan ini dari hadapan-Ku, tetapi janganlah menurut kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang terjadi (Mat 26:39). Sesudah mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan jubah ungu yang dipakai-Nya dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada-Nya (Mrk 15:19-20a).
Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruh di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya, Salam, hai raja orang Yahudi (Mrk 15:17-18). Bapa, Putra-Mu dimahkotai duri, tetapi Ia tidak pernah membenci algojonya. Yesus berseru dengan suara nyaring “Ya Bapa ke dalam tangan-Mu Ku serahkan nyawa-Ku”. Bapa, mampukanlah kami melanjutkan misi Putra-Mu yaitu memberitakan injil kepada semua orang agar kerajaan-mu menjadi nyata di bumi ini. Hai orang Galilea, mengapa kamu berdiri melihat ke langit?
Yesus ini, yang diangkat ke surga meninggalkan kamu, akan kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke surga (Kis1:9-11). Tiba-tiba terdengarlah bunyi dari langit seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk, lalu mereka semua dipenuhi Roh Kudus, dan mulai berbicara dalam bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan (Kis 2:2,4)
Sudilah membangkitkan dalam hatiku devosi ini, agar dengan merenungkan misteri” penebusan puteraMu aku diperkaya dengan hasil buahnya, membawa perdamaian bagi dunia dan pertobatan bagi para pendosa, serta memperoleh anugerah khusus yang kumohon dalam doa Rosario ini, yaitu …. (Sebutlah di sini permohonanmu) Aku mohon semuanya itu demi kemuliaan Allah, untuk menghormat Engkau dan untuk mendapatkan keselamatan jiwa bagiku dan bagi sekalian orang, Amin. Salam, Ya Ratu, Bunda yang berbelas kasih, hidup, hiburan dan harapan kami. Dan Yesus, PuteraMu yang terpuji itu, semoga Kau tunjukkan kepada kami. Marilah Berdoa: “Ya Allah, Putera-Mu telah memperoleh bagi kami ganjaran kehidupan kekal melalui hidup, wafat dan kebangkitan-Nya.
Begini Sejarah Terbentuknya Doa Rosario
Digunakannya ‘butir-butir’ sebagai alat bantu doa juga merupakan tradisi sejak zaman gereja awal, atau bahkan sebelumnya. Pada abad ke-16, terbentuklah doa rosario yang terbagi menjadi lima dekade dalam tiga misteri gembira, sedih dan mulia.
Be First to Comment