Mereka berpikir bahwa kedua aliran ini memiliki terlalu banyak kemiripan yang mungkin dapat disatukan. Namun yang akan dibahas di sini adalah perbedaan Katolik dan Protestan dalam hal sakramen.
Maka dari itu, penganut Katolik baru bisa melaksanakan sakramen yang lainnya apabila dia sudah dibabtis. Perayaan ekaristi bertujuan supaya kita selalu mengingat pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.
Seperti yang diminta Yesus pada Lukas 22:19, “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” Karena itulah, ekaristi sangat identik dengan adanya roti dan anggur karena Yesus sendiri yang meminta untuk menjadikan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah-Nya. Gereja Katolik juga mempercayai bahwa ekaristi dihadirkan supaya mereka mendapat buah penebusan yaitu keselamatan karena Yesus hanya disalib satu kali.
Atau biasanya dilakukan sebagai tanda bahwa orang tersebut telah resmi menjadi jemaat gereja tertentu. Seperti yang dikatakan 2 Korintus 13:5, bahwa manusia diminta untuk menguji dan menyelidiki dirinya sendiri apakah mereka tahan uji atau tidak. Pengurapan tersebut dilakukan dengan memberikan minyak khusus yang telah diberkati pada dahi dan tangan si sakit. Saat seseorang dilantik menjadi pelayan gereja, baik itu uskup, imam, maupun diakon, maka mereka diharuskan melakukan pentasbihan atau imamat. Kendati demikian, dalam Protestan babtis tidak berarti menghapus dosa, karena penebusan oleh Yesus lah satu-satunya yang menyelamatkan manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa babtis merupakan langkah awal apabila manusia yang dewasa secara rohani memutuskan untuk percaya kepada Yesus.
Dari penjelasan tersebut, bisa kita lihat dengan jelas perbedaan sakramen antara Katolik dan Protestan.
√ Perbedaan Sakramen Katolik dan Protestan
Katolik dan Protestan adalah dua aliran dalam agama Kristen yang sama-sama mengakui Tuhan Yesus sebagaijuruselamat. Sebenarnya ada banyak sekali perbedaannya misalnya d Alkitab, pandangan gereja, pemimpin tertinggi, ingga sakramen. Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.” Lukas 22:19 Gereja Kaotlik percaya ekaristi hadir supaya mereka isa mendapat buah penebusan, yaitu keselamatan karena Yesus hanya disalib satu kali. Krisma berarti sakramen penguatan, biasanya dilakukan ketika seseorang beranjak remaja mendandakan kedewasaan rohani. Selain it Krisma juga dilakukan sebagai tanda orang tersebut resmi menjadi jemaat gereja tertentu.
Pengurapan tersebut dilakukan dengan memberikan minyak khusus yang telah diberkati d dahi dan tangan. Ketika seseorang dilantik menjadi pelayan gereja, baik itu uskup, imam, atau diakon, maka mereka harus melakukan penasbihan tata liturgi tahbisan imamat.
Bila seseorang telah melakukan penahisan ini, maka ornag itu harus bertanggung jawab dalam pelayanan, menggambarkan citra Kristus, dan mengamalkan cinta kasih kepada sesama. Tujuan sakramen pernikahan adalah untuk menganugerahkan rahmat pada pasangan supaya kehidupan perkawinan senantiasa diberkati, baik dalam menjalankan rumah tangga atau mengasuh anak. Jadi bisa dikatakan bahwa baptis adalah langkah awal bila manusia yang dewasa rohani memutuskan untuk percaya kepada Yesus. Sakramen perjamuan kudus dalam Protestan kurang lebih memiliki arti yagn sama dengan ekaristi pada Kaotlik.
Sampai di sini dulu pembahasan mengenai perbedaan sakramen agama katolik dan protestan. Mudah-mudahan materi ini bisa menjelaskan mengenai perbedaan sakramen pada dua keyakinan tersebut.
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Istilah sakramen berasal dari bahasa Latin sacramentum, yang berarti “suatu kegiatan suci”. Sakramen berasal dari bahasa Latin 1 Sakramentum, artinya “membuat suci, penggunaan suci, mempersembahkan kepada dewa-dewa”; 2 Musterion, “ketetapan-ketetapan yang diberikan tekanan atau perhatian khusus” (dalam Vulgata, berarti, ketetapan yang Yesus berikan tekanan khusus); Kedua kata tersebut dalam budaya Helenis, dipakai sebagai:
Seorang prajurit tetap setia kepada panglimanya, bahkan sampai mati demi bangsa dan negaranya. Sehingga dengan menerima Sakramen, seseorang berjanji untuk hidup setia kepada Yesus Kristus.
Sakramen sebagai alat karunia yang menyatakan kasih Allah, untuk memperteguh iman seseorang pada Firman, sehingga tidak terombang-ambing dalam kelemahan dan pencobaan. Arti Baptisan,; (Yunani), Baptizo, dimandikan, dibersihkan, atau diselamkan; Roma 6: 1- 14, mati dan bangkit di dalam Kristus; Melambangkan bahwa manusia mati terhadap dosa bersama dengan Kristus, dan dibangkitkan untuk suatu hidup baru.
28: 19 “pergi dan jadikan semua bangsa murid Tuhan, baptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, mengajar Firman Allah untuk menjadi murid Tuhan ; untuk masuk dalam keluarga umat kudus kepunyaan Allah, I Pet. Sakramen ditetapkan Tuhan Yesus untuk menguatkan dengan sesama orang percaya, seluruh umatNya, atau segenap keluarga Allah, di semua tempat dan segala zaman.
Gereja Mula-mula atau orang-orang yang menjadi percaya setelah peristiwa Pentakosta setiap hari berkumpul untuk memecahkan roti, yaitu Perjamuan Kudus, Kisah 2:42. Gereja melakukan atau melaksanakan Perjamuan Kudus sebagai peringatan terhadap penderitaan -dan juga kematian serta kebang-kitan- yang Tuhan Yesus alami, sampai Ia datang kedua kali, 1 Kor 11:28.
Makan roti mengingatkan bahwa Yesus menjadi manusia supaya tubuh manusiawi itu disalibkan. Ia menderita dan mati serta bangkit, untuk menciptakan Tubuh baru, yaitu jemaatNya
Darah ditumpahkan pada/dari tubuh Yesus yang terpaku di kayu salib untuk pengam-punan atau penghapusan dosa seluruh manusia. Menyelidiki dan mengaku dosa, berdamai dengan sesama manusia, serta mohon pengampunan dari Tuhan Allah.
Apa perbedaan antara Perjamuan Kudus di gereja Protestan dengan Perjamuan Ekaristi di Gereja Katolik? – katolisitas.org
Sistem katekese digital ini sangat membantu umat yg sulit membagi waktunya tp ingin belajar n mencari tau ttg pengajaran dalam gereja katolik. NB : Usul : Doa St. Aquinas dibagikan spy bisa dibawa2 n didoakan dg mudah kpn saja. Suzy Muliani Sistem katekese – Iman yang mencari pengertian Terobosan terbaru dalam dunia Katekis 5 Ide yang sangat baik dan jika berjalan dengan lancar akan banyak memberi “sinar” baru dalam dunia Katolik.. Missourini Harianto Ide yang sangat baik dan jika berjalan dengan lancar akan banyak memberi “sinar” baru dalam dunia Katolik.. Salut n bangga u/Pak Stefanus Tay n Ibu Ingrid Tay.
Sistem katekese digital ini sangat membantu umat yg sulit membagi waktunya tp ingin belajar n mencari tau ttg pengajaran dalam gereja katolik. NB : Usul : Doa St. Aquinas dibagikan spy bisa dibawa2 n didoakan dg mudah kpn saja.
Ini Perbedaan Mendasar Antara Agama Katolik dan Protestan
Namun, anggapan tersebut keliru besar sebab banyak sekali perbedaan antara dua agama ini. Dari kemunculan agama Katolik, sejak abad pertama hingga sekarang sudah ada sekitar 300-an Paus yang memimpin. Paus Leo X kemudian melakukan hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan ajaran Katolik yaitu menjual surat pengakuan dosa. Hal ini diprotes oleh seorang pastor bernama Martin Luther dari Biara St Augustine di Erfurt, Jerman. Ini salah satu alasan terjadi perpecahan (skisma) dalam gereja katolik di masa itu. Alasan orang Protestan tidak memakai tanda salib karena mereka berpegang teguh pada ajaran Martin Luther soal ‘Sola Scriptura’ (Kitab Suci sebagai dasar ajaran tertinggi) sehingga hal-hal yang tak ada dalam Kitab Suci dianggap tak sesuai dengan semangat awal Kristiani.
Dan mereka menilai tanda salib sebagai warisan dari tradisi jemaat Kristen awal pada abad kedua. Umat Kristen Protestan juga sangat jarang melakukan ibadat menggunakan simbol-simbol seperti salib.
Alasannya karena mereka menilai tak ada bukti sejarah yang kuat kalau Yesus wafat di salib. Dan Umat Katolik di seluruh dunia tinggal mengikuti saja penafsiran dari Magisterium tersebut.
Sedangkan menurut ajaran Protestan, semua orang punya hak yang sama dalam menafsirkan kitab suci dan tak dimonopoli pemuka agama. Namun ternyata ada dampak signifikannya yaitu muncul banyak penafsiran sehingga tidak lagi terarah dan kerap melenceng dari Kitab Suci.
Hal ini merujuk pada ajaran Yesus sendiri yang selama hidup-Nya tak pernah menikah. Umumnya yang namanya orang Katolik memang sangat mencintai dan menghormati Bunda Maria.
Tapi di Protestan, tak ada kebiasaan semacam itu karena ajarannya memang melarang pengkultusan pada Bunda Maria.
Mengingat Martin Luther di awal mendirikan Protestan pada abad ke-16 berpendapat bahwa Maria ibunda Yesus, adalah wanita biasa sebagaimana layaknya seorang ibu yang lain. Nama orang kudus juga digunakan umat Katolik sebagai nama baptis setiap umat Katolik seperti contohnya Thomas, Maria, Anastasya, Bernadette, Benedictus, Yohanes, Fransiskus Xaverius dan masih banyak lagi yang lainnya. Sementara dalam agama Kristen, hanya diakui 2 sakramen saja yakni Baptis dan Ekaristi.
Sementara sakramen ekaristi sebagai momen untuk mengenang apa yang Yesus lakukan saat masih hidup. Hal itu terinspirasi dari Lukas 22:16 “Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah”, maka kita harus mengerti bahwa perjamuan kudus pun berkaitan dengan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya.
Be First to Comment