Baru menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang.
3 Makna Sakramen Minyak Suci dalam Kehidupan Katolik
Kendati demikian, sekarang pun masih banyak orang yang enggan untuk mendapat pengurapan minyak suci ketika sedang sakit, karena mereka beranggapan hal tersebut akan mempercepat kematian. Untuk mempertegas tujuan dari sakramen ini, kita bisa melihat Kitab Hukum Kanonik 1004; KGK 1514 yang mengatakan bahwa pengurapan orang sakit dapat diberikan kepada orang beriman yang telah dapat menggunakan akal budi, mulai dari berada dalam bahaya karena sakit atau usia lanjut. Maka, jelas bahwa sakramen tidak serta merta mempercepat kematian, melainkan dilakukan pada siapa pun yang membutuhkan pengurapan untuk kesembuhan dan kekuatan. Namun seiring perkembangannya, pengurapan minyak suci di maknai tidak hanya untuk penyembuhan fisik tetapi juga rohani: Maka, pengampunan dosa dapat diterima melalui sakramen minyak suci apabila orang tersebut mengakui dosanya dengan sungguh-sungguh. Sakramen minyak suci juga bertujuan untuk memberi kekuatan pada seseorang yang berjuang melawan rasa sakit.
Iman Katolik …..Media Informasi dan Sarana Katekese
kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906 KITAB SUCI + Deuterokanonika Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Yosua Hakim-Hakim Rut 1 Samuel 2 Samuel 1 Raja-Raja 2 Raja-Raja 1 Tawarikh 2 Tawarikh Ezra Nehemia Tobit Yudit Ester Ayub Mazmur Amsal Pengkhotbah Kidung Agung Kebijaksanaan Sirakh Yesaya Yeremia Ratapan Barukh Yehezkiel Daniel Hosea Yoel Amos Obaja Yunus Mikha Nahum Habakuk Zefanya Hagai Zakharia Maleakhi 1 Makabe 2 Makabe Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul Roma 1 Korintus 2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Timotius 2 Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1 Petrus 2 Petrus 1 Yohanes 2 Yohanes 3 Yohanes Yudas Wahyu : – Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju Katekismus Gereja Katolik No. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901 Materi iman Dokumen Gereja Pilih Dokumen Ad Gentes Apostolicam Actuositatem Christus Dominus Dei Verbum Dignitatis Humanae Gaudium Et Spes Gravissimum Educationis Inter Mirifica Lumen Gentium Nostra Aetate Optatam Totius Orientalium Ecclesiarum Perfectae Caritatis Presbyterorum Ordinis Sacrosanctum Concilium Unitatis Redintegratio yang dikehedaki – 0 (nol) untuk melihat daftar isi -(catatan kaki lihat versi Cetak)
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” dengan Menerima sakramen ini mereka yang sakit mendapat peneguhan bahwa Allah hadir dan mendampingi sehingga mereka percaya bahwa Allah membantu menanggung pula beban si sakit (lih Mat 8:17). Dengan Menerima Sakramen ini si sakit mau menggabungkan penderitaannya bersama penderitaan Yesus, sehingga jalan salib yang ditempuh si sakit menjadi jalan menuju Paska, dan bila memang kehendak Penyelenggaraan Ilahi maka si sakit bisa kembali sembuh dan pulih seperti sediakala. Berikut kesaksian Bapa Gereja tentang Sakramen Pengurapan orang sakit: ” We beseech you, Savior of all men, you that have all virtue and power, Father of our Lord and Savior Jesus Christ, and we pray that you send down from heaven the healing power of the only-begotten [Son] upon this oil, so that for those who are anointed . “[this oil]…for good grace and remission of sins, for a medicine of life and salvation, for health and soundness of soul, body, spirit, for perfect strengthening.”
If baptism is certainly the remission of all sins, what difference does it make whether priests claim that this power is given to them in penance or at the font?
Let him bring in the presbyters, and let them pray over him, anointing him with oil; and the prayer of faith will save the sick man, and the Lord will raise him up; and if he be in sins, they will be forgiven him (James 5:14-15)” Ceasar of Arles,Sermons,13(265),3(ante A.D. 542),in JUR,III:285 “[A] priest is to be called in, who by the prayer of faith and the unction of the holy oil which he imparts will save him who is afflicted [by a serious injury or by sickness].”
Iman Katolik Media Informasi dan Sarana Katekese
kanon: contoh masukan no kanon: 17,257,626-637 KITAB SUCI + Deuterokanonika Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Yosua Hakim-Hakim Rut 1 Samuel 2 Samuel 1 Raja-Raja 2 Raja-Raja 1 Tawarikh 2 Tawarikh Ezra Nehemia Tobit Yudit Ester Ayub Mazmur Amsal Pengkhotbah Kidung Agung Kebijaksanaan Sirakh Yesaya Yeremia Ratapan Barukh Yehezkiel Daniel Hosea Yoel Amos Obaja Yunus Mikha Nahum Habakuk Zefanya Hagai Zakharia Maleakhi 1 Makabe 2 Makabe Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul Roma 1 Korintus 2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Timotius 2 Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1 Petrus 2 Petrus 1 Yohanes 2 Yohanes 3 Yohanes Yudas Wahyu : – Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju Katekismus Gereja Katolik No. Dokumen KV 2 Pilih Dokumen PUMR Redemptionis Sacramentum Musicam Sacram Pedoman Pastoral Misa Dengan Anak-Anak Dominus Iesus Dominum Et Vivificantem Ad Gentes Apostolicam Actuositatem Christus Dominus Dei Verbum Dignitatis Humanae Gaudium Et Spes Gravissimum Educationis Inter Mirifica Lumen Gentium Nostra Aetate Optatam Totius Orientalium Ecclesiarum Perfectae Caritatis Presbyterorum Ordinis Sacrosanctum Concilium Unitatis Redintegratio Ethics in Communications Kan. 839 §2 Hendaklah para Ordinaris wilayah mengusahakan agar doa- doa serta kebaktian-kebaktian saleh dan suci dari umat kristiani sepenuhnya sesuai dengan norma-norma Gereja.
Oleh karena itu baik para pelayan suci maupun umat beriman kristiani lain haruslah merayakannya dengan sangat khidmat dan cermat sebagaimana mestinya.
Kan. 842 §2 Sakramen-sakramen baptis, penguatan dan Ekaristi mahakudus terjalin satu sama lain, sedemikian sehingga dituntut untuk inisiasi kristiani yang penuh. Kan. 844 §3 Pelayan-pelayan katolik menerimakan secara licit sakramen- sakramen tobat, Ekaristi dan pengurapan orang sakit kepada anggota- anggota Gereja Timur yang tidak memiliki kesatuan penuh dengan Gereja katolik, jika mereka memintanya dengan sukarela dan berdisposisi baik; hal itu berlaku juga untuk anggota Gereja-gereja lain, yang menurut penilaian Takhta Apostolik, sejauh menyangkut hal sakramen-sakramen, berada dalam kedudukan yang sama dengan Gereja-gereja Timur tersebut di atas.
Kan. 844 §4 Jika ada bahaya mati atau menurut penilaian Uskup diosesan atau Konferensi para Uskup ada keperluan berat lain yang mendesak, pelayan-pelayan katolik menerimakan secara licit sakramen-sakramen tersebut juga kepada orang-orang kristen lain yang tidak mempunyai kesatuan penuh dengan Gereja katolik, dan tidak dapat menghadap pelayan jemaatnya sendiri serta secara sukarela memintanya, asalkan mengenai sakramen-sakramen itu mereka memperlihatkan iman katolik dan berdisposisi baik. Kan. 846 §1 Dalam merayakan sakramen-sakramen hendaknya ditepati dengan setia buku-buku liturgi yang telah disetujui oleh otoritas yang berwenang; karena itu tak seorang pun boleh menambah, menghapus atau mengubah sesuatu pun dalam hal itu atas kuasanya sendiri.
Kan. 847 §2 Pastor paroki hendaknya minta minyak suci dari Uskupnya sendiri dan secara pantas menyimpannya dengan seksama. Kan. 852 §2 Juga dalam hal baptis orang yang tidak dapat bertanggungjawab atas tindakan sendiri (non sui compos) disamakan dengan kanak-kanak.
Jamahan Tuhan dalam Sakramen Pengurapan Orang Sakit – katolisitas.org
Syukur kepada Tuhan, Gereja memiliki Sakramen Urapan Orang Sakit, yang menjadi tanda penyertaan Kristus, sarana pengurapan dan penyembuhan orang sakit, yang dapat mendatangkan rahmat yang luar biasa, entah berupa kesembuhan rohani, jasmani, ataupun keduanya, atau jika waktunya telah tiba, merupakan persiapan bagi kita untuk bertemu muka dengan muka dengan Tuhan. Tak dapat kita pungkiri, bahwa penyakit dan penderitaan merupakan pencobaan yang terberat dalam kehidupan manusia.
[1] Maka, tak jarang, penyakit dapat menimbulkan rasa takut, ingin menutup diri, bahkan putus asa dan ‘marah’ kepada Tuhan.
Tetapi sebaliknya, penyakit dapat membuat kita lebih pasrah, lebih dapat melihat apa yang terpenting di dalam hidup ini, sehingga kita tidak lagi mencari segala sesuatu yang tidak penting.
Paus Yohanes Paulus II dalam surat Apostoliknya, Salvifici Doloris (On the Christian Meaning of Human Suffering), mengatakan bahwa setiap manusia yang menderita dapat mengambil bagian dalam karya Keselamatan[4] yang dipenuhi oleh Kristus. Pada saat itulah Pastor Bob mengunjungi dia dan memberikan sakramen Pengurapan Orang sakit. Maka sehari sebelum Pastor berangkat ke retret, ia berkunjung ke ibu yang sakit itu, sambil berkata, “Nah, sekarang aku mengetahui apa yang akan kukatakan kepadamu, mengenai arti hidupmu. Maukah engkau berdoa bagi anak-anak muda yang akan mengikuti retret besok?” Ibu itu setuju, dan Pastor Bob memberikan kepada ibu itu, daftar nama anak-anak yang mengikuti retret.
Saya percaya, Tuhan mendengarkan doa ibu itu, yang didoakan ditengah penderitaan dan kesakitannya.
Tuhan berkenan mengabulkannya dan membuat kalian semua di sini mengalami kasih Allah yang ajaib. Hari berikutnya sepulang dari retret, Pastor Bob mengunjungi ibu itu di rumah sakit. Aku akan terus berdoa untuk pertobatan banyak orang, termasuk mereka yang kukasihi, anak- anak dan anggota keluargaku.
Yesus memberikan perintah kepada para muridNya untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah dan mengurapi orang sakit dengan minyak (lih. Ia menggunakan tanda-tanda untuk menyembuhkan, seperti ludah dan perletakan tangan (lih. Rasul Yakobus adalah yang secara khusus menuliskan hal ini, “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia mamanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesinya dengan minyak dalam nama Tuhan.
Tradisi ini yang diturunkan menjadi salah satu dari ketujuh sakramen Gereja.
Dalam hal ini mereka lebih daripada para imam Yahudi yang diberi kuasa untuk menyatakan apakah seseorang sudah sembuh/ tahir dari penyakit lepra. Bukan saja pada waktu Pembaptisan, tetapi sesudahnya sesuai dengan pesan Rasul Yakobus…”[10] St. Paus Innocentius I (wafat tahun 417) menyatakan bahwa Pengurapan Orang sakit dengan minyak yang telah diberkati oleh Uskup adalah sakramen yang ditujukan untuk menghapuskan dosa, dan meningkatkan kekuatan jiwa dan badan.
Konsili Trente menyebutkan bahwa “Urapan ini ditetapkan oleh Kristus Tuhan kita…., yang disinggung oleh Markus, tetapi dianjurkan kepada orang beriman dan diumumkan oleh Yakobus, Rasul dan saudara Tuhan.”[12] Konsili Vatikan II (1962-1965) menganjurkan agar Sakramen Pengurapan ini tidak hanya diberikan kepada seseorang yang sedang mengalami ajal, namun juga kepada siapa saja yang mulai mengalami sakit berat dan mereka yang menderita kelemahan karena usia lanjut. Dalam hal ini Gereja meneruskan tugas yang dipercayakan oleh Yesus untuk menyembuhkan orang sakit, terutama kesembuhan rohani.
Katekismus mengikuti pengajaran Vatikan II, menegaskan bahwa Urapan orang sakit tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang berada di ambang kematian saja. Maka saat yang baik adalah pada saat kita mulai menghadapi bahaya maut, misalnya ketika akan menghadapi operasi besar, ataupun ketika baru mendapat diagnosa penyakit tertentu yang cukup serius; ataupun jika kita sudah lanjut usia.
Yang dapat memberikan sakramen Urapan Orang sakit hanyalah imam (Uskup dan pastor). Misa dimulai seperti biasa, diawali dengan doa khusus untuk mereka yang akan menerima Pengurapan.
Imam membuat tanda salib dan memberkati para orang sakit itu dengan minyak di dahi, sambil berdoa, “Semoga karena pengurapan suci ini Allah yang Maharahim menolong Saudara dengan rahmat Roh Kudus.” Semua menjawab: “Amin”. Lalu imam mengurapi telapak tangan orang yang sakit dengan tanda salib sambil berkata, “Semoga Tuhan membebaskan Saudara dari dosa dan membangunkan Saudara dalam rahmat-Nya.” Semua menjawab: “Amen.” Kemudian, Misa dilanjutkan dengan Liturgi Ekaristi, seperti biasa. Perlu kita ketahui bahwa hal karunia kesembuhan total adalah kehendak Tuhan.
Kenyataan ini membuat hati kita dapat menjadi lebih berpasrah kepada Tuhan. Melalui kisah pengalaman Pastor Bob di atas, kita mengetahui bahwa rahmat sakramen ini adalah kekuatan, ketenangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan penyakit tersebut ataupun kelemahan karena usia lanjut. Oleh Sakramen ini orang yang sakit menerima kekuatan dan anugerah untuk mempersatukan diri lebih erat lagi dengan sengsara Tuhan Yesus.
Dalam keadaan sedemikian, orang yang sakit seolah diangkat menjadi ‘sahabat sejati’ Tuhan Yesus yang tidak saja menjadi sahabat di waktu senang, tetapi juga di waktu susah. Orang yang sakit dapat menggabungkan penderitaannya dengan penderitaan Yesus dan memberikan sumbangan bagi kesejahteraan umat Allah.
Urapan ini merupakan persiapan untuk perjalanan terakhir terutama bagi mereka yang tengah menghadapi ajal. Ya, rahmat Allah akan memampukan kita untuk selalu mempunyai damai sejahtera dalam keadaan apapun juga. Semoga rahmat-Mu mempersiapkan aku untuk menyongsong Engkau kelak dalam kehidupan abadi di surga. [4] Lihat Pope John Paul II, Salfivici Doloris (On the Christian Meaning of Human Suffering), 19
[11] Lihat St. Innocent, “Letter to Decentius”, seperti dikutip oleh John Willis, The Teaching of the Church Fathers, (Ignatius Press, San Francisco, 2002), p. 430-431.
Sakramen dalam Gereja Katolik
Orang yang telah dipermandikan ditandai dengan minyak (krisma), tanda kekuatan Roh Kudus, sebelum diutus untuk memperjuangkan cita-cita Kristus dalam Gereja dan masyarakat. Atas karisma-karisma (anugerah) Tuhan ini, orang yang bersangkutan menyadari tanggung jawabnya terhadap sesama. Bakat kemampuan menyatakan karya Roh, yang melalui setiap orang Kristen, menghantar sesamanya kepada Kristus. Perayaan Syukur atas Kasih Allah Bapa Lewat Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus dirayakan setiap kali kita mengikuti Misa atau Sakramen Ekaristi.Pada saat Ekaristi kita mengenang karya penyelamatanYesus Kristus bagi manusia,yang terjadi melalui wafat dan kebangkitan-Nya.
Tanda pertobatan di hadapan Tuhan dan sesama itu diterima dalam perayaan sakramen tobat. Selama suatu kesalahan berat belum diampuni, ia tidak dapat ikut serta dalam ibadat umat secara sempurna. Berkat tanda-tanda suci ini memiliki berbagai buah rohani yang ditandai dan diperoleh melalui doa-doa permohonan dengan perantaraan Gereja. Contoh: pemberkatan ibu hamil atau anak, alat-alat pertanian, mesin pabrik, alat transportasi, rumah, patung, rosario, makanan, dsb. Pemberkatan atas orang atau benda/barang tersebut adalah pujian kepada Allah dan doa untuk memohon anugerah-anugerah-Nya. Segala macam bentuk devosi ini bersifat sukarela (tidak mengikat/tidak wajib) dan harus bertujuan untuk semakin menguatkan iman kita kepada Allah dalam diri Yesus Kristus. Sakramen, sakramentali dan devosi merupakan rahmat terbesar yang disediakan Allah Bapa melalui gereja-Nya.Oleh Karena itu sebagai umat beriman sudah seharisnya kita menerima sakramen-sakramen tersebut agar kita dapat memperoleh anugerah keselamatan dan perlindungan dari Tuhan.
Be First to Comment