Carilah dua ilmuwan Sains yang masing-masing berasal dari … Indonesia dan luar negeri! d. Bagaimana pengembangan dari penemuan tersebut sejak pertama kali diciptakan sampai dengan saat ini yang membuat penemuan (bisa berupa barang/produk/teori) tersebut lebih baik dan dapat digunakan dengan lebih luas? e. Apakah akibat dari penemuan ini dalam mengubah kehidupan manusia (bisa di bidang sosial, ekonomi, atau lingkungan)?
1.Jelaskan pengertian sakramen 2.Jelaskan makna sakramen pengurapan orang sakit
Dengan demikian, si sakit siap dan tabah untuk menerima apa saja dari tangan Allah yang mencintai kita, baik dalam kesembuhan maupun dalam maut. maaf jika jawabannya panjang dan kurang membantu, bisa diringkas lebih rinci sendiri.
Pengurapan orang sakit
Baru menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang.
8 Asal Usul Sakramen Pengurapan Orang Sakit
Sakramen ini ditujukan bagi mereka yang menginginkan pemulihan, baik secara jasmani maupun rohani. Namun pada saat itu, pengurapan ini dilakukan bukan dalam bentuk sakramen, melainkan hanya pelayanan penyembuhan.
Mereka beranggapan bahwa Tuhan Yesus yang merupakan orang Yahudi pasti akan merasa asing dengan istilah penyembuhan fisik maupun spiritual, mereka berpendapat bahwa Yesus mungkin akan memandang penyembuhan sebagai suatu hal yang mempengaruhi keseluruhan pribadi seseorang. Mereka percaya akan kekuatan minyak urapan untuk menyembuhkan, dan akibatnya penggunaannya menjadi tidak teratur.
Mereka mengurapi satu sama lain dan mengoleskan minyak urapan pada bagian yang sakit tanpa disertai dengan iman. Perubahan tersebut bermula dengan dibentuknya sebuah ritual penyembuhan bagi pastur yang sedang sekarat.
Lalu pada abad sepuluh, pengurapan ini hanya biasa dilakukan bagi mereka yang mendekati ajal. Praktik pengurapan minyak tidak hanya dioleskan pada bagian-bagian yang sakit, tetapi juga kelima indera manusia.
Beberapa teolog Fransiskan berspekulasi bahwa sakramen pengurapan khusus untuk mengampuni dosa-dosa hina, sedangkan teolog Domanika merasa bahwa sakramen pengurapan bertujuan untuk menghapuskan sisa-sisa dosa, yaitu kebiasaan buruk umat Kristiani yang mungkin masih tetap dilakukan setelah kesalahan dimaafkan.
Walaupun begitu, ternyata orang-orang masih tetap menganggap sakramen pengurapan hanya diperuntukkan bagi mereka yang dalam keadaan sekarat.
Dalam perkembangannya, gereja-gereja diminta oleh Konsili Vatikan II untuk melanjutkan reformasi sakramen. Kita bisa lihat pada Markus 2:1-12 yaitu mengenai kisah Yesus yang mengampuni dosa saat menyembuhkan.
Dan sekarang, sakramen pengurapan orang sakit kembali ke pemahaman semula, serta bisa diperuntukkan bagi orang-orang yang kesehatannya terganggu oleh penyakit atau bagi mereka yang lemah oleh karena usia lanjut.
√ Asal Usul Sakramen Pengurapan Orang Sakit Katolik
Seperti dijelaskan dalam Injil bahwa kita bsia mengetahui banyak mukjizat Yesus untuk menyembuhkan dan mengampuni orang berdosa. Untuk lebih mengenal lagi tentang asal usul, sejarah, awal mula, penyebab adanya sakramen pengurapan orang sakit bisa dilihat pada pembahasan di bawah ini. Tapi pada saat itu pengurapan dilakukan bukan dalam bentuk sakramen, melainkan hanya pelayanan biasa saja. Mereka menganggap bahwa Tuhan merupakan orang Yahudi dan pasti akan merasa asing dengan istilah penyembuhan fisik atau spritual.
Selain itu mereka juga berpendapat bahwa Yesus mungkin akan memandang penyembuhan sebagai salah satu hal yang mempengaruhi keseluruhan pribadi seseorang. Seiring perkembangan zaman, pendapat tentang makna pengurapan orang sakit juga semakin berkembang yang menjadi lebih universal.
Di masa ini, penyembuhan yang sebenarnya bisa didapat dari doa orang beriman serta pengurapan menggunakan minyak suci. Mereka tentu saja percaya akan kekuatan minyak pengurapan untuk menyembuhkan sakit, sehingga penggunaannya menjadi tidak teratur.
Mereka mengurapi satu sama lain dan mengoleskan minyak urapan pada bagian yang sakit tanpa disertai iman. Sementara itu teolog Domanika merasa sakramen ini bertujuan untuk menghapus sisa dosa, yakni kebiasaan buruk yang mungkin masih tetap dilakukan. Meski demikian rupanya orang-orang masih menganggap sakramen pengurapan hanya diperuntukkan bagi mereka yang dalam keadaan sekarat saja. Selain itu sakramen ini juga bisa dilakukan berkali-kali jika penyakitnya kambuh setelah diurapi, penyakit menjadi tambah parah, dan orangtua yang kondisinya lemah.
Untuk menghindari penyalahgunaan sakramen ini, gereja Katolik memberi aturan hanya bisa diberikan bagi mereka yang kesehatannya terganggu atau ada alasan kuat lainnya.
Be First to Comment