Press "Enter" to skip to content

Sakramen Baptis Berasal Dari

Dengan masuk ke dalam air, orang yang dibaptiskan itu dilambangkan telah mati. Ketika ia keluar lagi dari air, hal itu digambarkan sebagai kebangkitannya kembali. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” baptizo) asal usul katanya adalah kata βάπτω – bapto, yang berarti menenggelamkan.

Secara makna religius sendiri berarti membersihkan diri dari dosa atau lebih sederhana penyucian dalam kehidupan kekristenan. [5] Di pihak lain dapat diungkapkan sebagai makna bahwa orang tersebut adalah pengikut kristus.

Ritual Kristen ini dimulai oleh Yohanes Pembaptis, yang menurut Alkitab membaptis Yesus di Sungai Yordan. Tetapi di sisi lain, untuk kasus membaptis dalam “dalam nama Yesus” saja, khususnya Baptisan Petrus pada Kisah Para Rasul 2:38-39; 10:44-48; dan Paulus pada Kisah Para Rasul 19:1-8 sebenarnya bukan tidak mepresentasikan kehadiran Allah Tritunggal. Sehingga perlu memperhatikan konteks ketika memaknai suatu baptisan dan rumusan baptis. Baptisan air secara umum dilakukan dan disaksikan oleh banyak orang pada waktu pelaksanaannya.

Baptisan Roh yang disinggung oleh Yohanes Pembaptis dalam Matius 3:11b dengan kata-kata “Baptisan roh kudus dan api” baru diberikan kepada yang bersangkutan oleh Yesus bilamana dia setelah pertobatannya itu benar-benar melaksanakan Kehendak ALLAH. Sehingga Baptisan Api sendiri melambangkan orang kristen yang dibaptis siap untuk menghadapi penyiksaan atau penderitaan bersama dengan Yesus Tuhan untuk mempertahankan Iman yang melekat di dalam Kristus.

Contoh Kasus Salah Seorang penjahat di samping Yesus, ia diselamatkan karena anugerah Allah tanpa melalui proses baptisan. Akan tetapi jikalau tidak memakai rumusan baptisan tersebut atau rumusannya salah “”Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang adalah Yesus Kristus”, maka perlu dibaptis ulang. dan metode baptisan, entah itu percik atau selam, tidak perlu dibaptis ulang. Alasan ini mendasar dikarenakan jikalau dibaptis ulang dalam metode apapun itu mencela keesaan Allah Tritunggal.

Makna dan Macam-Macam Baptis

Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis mengajarkan jika tidak perlu orang selalu melakukan pembasuhan diri di setiap minggunya. Baptisan yang dilakukan oleh Yohanes ini merupakan simbol dari perubahan dan baptisan ini tidak memiliki kuasa untuk melakukan perubahan lalu Yesus memberikan kuasa tersebut saat Yohanes membaptis Diri-Nya di Sungai Yordan. Alkitab juga mengajarkan jika setiap orang yang sudah melakukan pertobatan dan percaya dalam Tuhan Yesus, maka akan diberikan pengampunan.

Sakramen baptis juga menandakan jika kita adalah milik Kristus dan tanda jika kita sudah menjadi murid Kristus dan inilah yang membuat Tuhan Yesus memberikan perintah supaya semua murid diberikan tanda baptis yang suci.

Yohanes sudah mengawali baptisan sebagai sebuah tanda hidup yang baru dan pada perbincangan Nikodemus, Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali (Yoh 3:5,7). Ada beberapa Gereja yang menolak pembaptisan bayi ini, akan tetapi untuk Gereja Katolik, pembaptisan ini dilaksanakan sebagai perwujudan sabda yang Tuhan Yesus berikan yakni, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka…” dan juga kisah di dalam Alkitab tentang pembaptisan semua anggota keluarga Kristen. Baptis anak tidak didasari dari ayat-ayat Alkitab secara langsung, akan tetapi di dalam Perjanjian Baru bisa di lihat ada beberapa ayat yang tersirat tentang baptis yang juga diperuntukan untuk anak atau bayi, seperti pada Kisah Para Rasul 16:15 dan juga 18:8 yang menuliskan “seisi rumah di baptis”.

Baptis darurat ini diperuntukkan bagi orang yang sedang kritis atau sakratul maut namun pernah mengatakan jika ingin masuk menjadi Katolik saat masih sehat. Apabila yang akan di baptis masih bayi atau kecil, maka ini bergantung dari keinginan orang tua.

Untuk Penerimaan ini akan dilakukan pada perayaan Ekaristi yang dilaksanakan setiap hari Sabtu atau Minggu. Semoga bisa bermanfaat dan semakin menambah wawasan anda seputar iman Kristen.

Pengertian dan Makna Sakramen Baptis

Akan tetapi, pada masa berikutnya keadaan konkret dari umat menjadi tidak cocok dengan adanya tahapan yang sebelumnya. Pada awalnya, orang yang ingin menjadi anggota Gereja harus mengikuti persiapan pembaptisan dan dibaptis. Tahap selanjutnya, orang tersebut diurapi dengan minyak yang menyatakan kedewasaan imannya akan Yesus Kristus. Dengan pembaptisan, umat beriman Kristiani secara resmi menjadi anggota Gereja dan berhak mengikuti kegiatan gerejawi.

Kiranya upacara pembaptisan diambil alih oleh Gereja dari Yohane s. Dalam Injil malah dikatakan bahwa “Yesus pergi ke Tanah Yudea dan membaptis” (Yoh 3: 33; lih. Tetapi pada hari Pentekosta, sesuai dengan perintah Yesus (Mat 28: 19; Mar 16: 16) Petrus berseru kepada orang: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing- masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Sampai sekarang upacara pembaptisan tersebut terdapat dalam Gereja Katolik dan dilakukan oleh orang-orang yang dipercaya Gereja seperti uskup, pastor, dan diakon tertahbis, tetapi setiap orang tidak dapat membaptis dirinya sendiri. “Tidak seorang pun (dapat) membaptis dirinya, tetapi selalu dibaptis oleh orang lain, entah siapa” (Groenen, OFM, 1989: 83).

Sakramen Baptis memiliki makna teologis seperti diungkapkan dalam buku Sakramen-Sakramen Gereja (Martasudjita, Pr, 2003: 221-223). Baptisan sebagai tanda iman berarti bahwa di suatu pihak baptisan itu mengandaikan iman dan di lain pihak dari orang yang dibaptis harus dihidupi dan dikembangkan dalam seluruh hidupnya.

Dalam teks Kis 2: 37-41, Mrk 16: 16, dan Mat 28: 19 tampaklah bahwa baptisan mengandaikan iman. Dari sini tampaklah bahwa baptisan bisa dipandang sebagai tanda iman dan kesediaan diri untuk bertobat.

Teks Rm 6: 1-14 sendiri lebih menunjukkan bahwa iman pada diri orang yang sudah dibaptis harus dikembangkan dan dihayati dalam seluruh hidupnya kemudian. Makna ini dapat dilihat dari istilah Perjanjian Baru yang menyebut baptisan kita dilakukan “dalam nama Yesus Kristus” (Kis 2: 38; 10: 48; 19: 5). Petrus, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing- masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu” (Kis 2: 38). Dalam percakapan dengan Nekodemus, Yesus bersabda, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah…Jangan engkau heran, Aku berkata kepadamu: kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh 3: 5.7). Penyelamatan itu tentu saja bukan kejadian seketika, melainkan sebuah proses yang berlangsung terus. “Allah, yang berprakarsa, menawarkan diri-Nya sebagai kehidupan sejati dan keselamatan manusia” (Groenen, OFM, 1989: 88).

Mengapa sakramen baptis disebut sebagai sakramen pertama dan utama? – JawabanApapun.com

Dengan menerima sakramen baptis, orang menyatakan pertobatan dan kepercayaannya kepada Tuhan Yesus. Dengan masuk ke dalam air, orang yang dibaptiskan itu dilambangkan telah mati. Nama baptis sebenarnya mengingatkan orang yang dibaptis bahwa ia tergabung dengan Kristus sebagai anggota-Nya dan ia didorong untuk hidup sesuai dengan panggilannya sebagai anak angkat Allah, sebagaimana telah ditunjukkan oleh teladan orang kudus yang namanya diambilnya melalui Pembaptisan itu.

Melalui sakramen baptis, kita dibebaskan dari dosa asal dan dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah.

Iman Katolik …..Media Informasi dan Sarana Katekese

kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906 KITAB SUCI + Deuterokanonika Kejadian Keluaran Imamat Bilangan Ulangan Yosua Hakim-Hakim Rut 1 Samuel 2 Samuel 1 Raja-Raja 2 Raja-Raja 1 Tawarikh 2 Tawarikh Ezra Nehemia Tobit Yudit Ester Ayub Mazmur Amsal Pengkhotbah Kidung Agung Kebijaksanaan Sirakh Yesaya Yeremia Ratapan Barukh Yehezkiel Daniel Hosea Yoel Amos Obaja Yunus Mikha Nahum Habakuk Zefanya Hagai Zakharia Maleakhi 1 Makabe 2 Makabe Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para Rasul Roma 1 Korintus 2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Timotius 2 Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1 Petrus 2 Petrus 1 Yohanes 2 Yohanes 3 Yohanes Yudas Wahyu : – Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju Katekismus Gereja Katolik No. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901 Materi iman Dokumen Gereja Pilih Dokumen Ad Gentes Apostolicam Actuositatem Christus Dominus Dei Verbum Dignitatis Humanae Gaudium Et Spes Gravissimum Educationis Inter Mirifica Lumen Gentium Nostra Aetate Optatam Totius Orientalium Ecclesiarum Perfectae Caritatis Presbyterorum Ordinis Sacrosanctum Concilium Unitatis Redintegratio

Dasar kitab suci dari ajaran tentang babtis ini cukup banyak antara lain: Yohanes 3:5 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh , ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” pada ayat ini Yesus menekankan pentingnya Babtis sebagai jalan untuk masuk dalam Kerajaan Allah.

karena hubungan yang erat antara Roh Kudus dan Babtisan sehingga ketika Paulus berbicara mengenai babtisan ia tidak menyebut Roh Kudus “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” Babtisan merupakan perwujudan iman seseorang kepada Yesus dan Iman itu berhubungan dengan pencurahan Roh Kudus lihatlah pada1 Kor 12:3 “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” ada hal yang menarik bahwa Lukas 11:38 “Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan” kata “Mencuci” dalam Lukas 11:38 dalam bahasa Yunani babtizo tetapi dalam hal ini tentu bukan kata menenggelamkan, tetapi mungkin hanya mencelupkan (dalam tradisi yahudi ada tempayan yang digunakan untuk pembasuhan sebelum besantap) tetapi rasanya tidak etis dan tidak higienis jika seseorang mencelupkan tangannya (yang kotor) kedalam tempayan itu (sementara tempayan itu digunakan untuk pembasuhan tidak hanya untuk satu orang) tentunya orang akan mengambil gayung dan mengambil air dari tempayan itu lalu mengucurkannya ke tangan. Dalam Dokumen Konsili Vatikan II Lumen Gentium No 16 dikatakan bahwa “Mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan tulus hati mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal.”.

sekilas ajaran itu bertentangan dengan 1 Tim 2:5 “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” ajaran Konsili Vatikan II menegaskan bahwa mereka “yang tanpa bersalah tidak mengenal injil Kristus” bisa selamat didasarkan karena Yesus menjadi tebusan bagi semua orang (lihat Mat 20:28; Mrk 10:45; 1Tim 2:6).

Ajaran Konsili Vatikan II juga tidak bertentangan dengan Mrk 16:15 dan Yoh 3:18 karena menurut pendapat kami (yang bisa saja salah) Mrk 16:15 dan Yoh 3:18 tidak perlu ditafsirkan secara harafiah dalam arti yang ketat kedua ayat itu menekankan tentang perlunya iman dan babtisan agar orang dapat selamat, namun bagi ” yang tanpa bersalah tidak mengenal injil Kristus ” masakah mereka juga harus dihukum?.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.