Press "Enter" to skip to content

Makna Sakramen Komuni Pertama

Pastor Damianus mengatakan, penerimaan komuni pertama kepada anak-anak adalah awal bagi mereka untuk terlibat aktif dalam kegiatan gereja. “Disitulah peran orang tua dibantu gereja, maka komuni pertama ini adalah bagian dari pendampingan mereka menuju kepenuhan hidup,” tandasnya. Pertama sebelum pernikahan, dimana tugas dan tanggungjawab orang tua diterangkan, kemudian dalam usia awal perkawinan selalu ada tawaran rekoleksi hingga seminar.

Makna Penerimaan Komuni Pertama Bagi Anak-anak Umat Katolik

Pastor Damianus mengatakan, penerimaan komuni pertama kepada anak-anak adalah awal bagi mereka untuk terlibat aktif dalam kegiatan gereja. “Disitulah peran orang tua dibantu gereja, maka komuni pertama ini adalah bagian dari pendampingan mereka menuju kepenuhan hidup,” tandasnya. Pertama sebelum pernikahan, dimana tugas dan tanggungjawab orang tua diterangkan, kemudian dalam usia awal perkawinan selalu ada tawaran rekoleksi hingga seminar.

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam bahasa Yunani sendiri komuni iala koinonia yang berarti persekutuan atau persaudaraan dan digunakan sedemikian rupa untuk hubungan umat Kristen. [1] Kata komuni itu sendiri juga apat di sematkan terhadap hubungan antara orang-orang percaya denga Kristus melalui Perjamuan Kudus – sebagai kebersamaan umat Kristen untuk ikut ambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus (1 Kor. Komuni Pertama adalah istilah untuk penerimaan komuni (roti dan anggur yang telah dikonsekrasi) pertama kalinya oleh seseorang yang telah dibaptis secara Katolik.

Komunisme, salah satu ideologi di dunia yang lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme pada abad ke-19.

Ekaristi adalah Komuni Kudus – katolisitas.org

Oleh kuasa Roh Kudus-Nya, Kristus menghadirkan kembali kurban ini di dalam Ekaristi, untuk maksud yang mulia ini: supaya kita dapat dipersatukan dengan Dia dan mengambil bagian di dalam kehidupan-Nya sendiri; dan dengan demikian sedikit demi sedikit, kita diubah untuk menjadi lebih serupa dengan-Nya. Maka, Ekaristi yang mempersatukan kita dengan Kristus, pertama- tama adalah sakramen cinta kasih Allah. Begitu besar dan dalamnya anugerah ini, sehingga layaklah kita menyambutnya dengan ucapan syukur kepada Allah. Dan memang inilah arti kata ‘Ekaristi’, yaitu: ucapan syukur kepada Allah.

Oleh karena kasih Allah-lah yang pertama-tama kita rayakan dalam Ekaristi, maka Gereja mengajarkan bahwa sakramen Ekaristi adalah “sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paska, di mana di dalamnya Kristus disambut, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan.” ((KGK 1323)) Pernahkah kita renungkan, apakah yang dimaksud dengan “tinggal di dalam” Tuhan Yesus? Saat Yesus mengajarkan hal ini, banyak orang yang tidak percaya, atau lebih tepatnya, sulit mempercayai ajaran-Nya, sehingga mereka meninggalkan Dia. Namun Yesus tidak mengubah ajaran-Nya, malah Ia bertanya kepada para rasul-Nya, kalau-kalau mereka juga mau pergi meninggalkan Dia.

Ekaristi adalah persatuan yang melampaui semuanya ini, sebab Ekaristi adalah persatuan dengan Kristus dan melalui Kristus, kita disatukan dengan Allah Bapa dan Roh Kudus. Katekismus Gereja Katolik/ KGK 1331)) dan dengan demikian, juga mengambil bagian di dalam hidup ilahi-Nya. Karena Kristus hanya satu dan Tubuh-Nya juga hanya satu, maka satu jugalah kita semua anggota-anggota-Nya, baik Gereja yang masih berziarah di dunia ini, Gereja yang sudah berjaya di surga, maupun Gereja yang masih dimurnikan di Api Penyucian. Itulah sebabnya di dalam Komuni kudus ini kita mengingat juga persekutuan dengan para kudus di surga, terutama Bunda Maria; ((KGK 1370)) dan kita dapat mengajukan intensi doa permohonan bagi saudara- saudari kita yang telah mendahului kita, yaitu mereka yang ‘telah meninggal di dalam Kristus namun yang belum sepenuhnya dimurnikan’ sehingga mereka dapat memasuki terang dan damai Kristus ((KGK 1371)) yang kekal dalam kerajaan Surga.

Gal 4:5-7); ia “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Ptr 1:4), adalah anggota Kristus (Bdk. 1 Kor 6:15; 12:27), “ahli waris” bersama Dia (Rm 8:17) dan kenisah Roh Kudus (Bdk. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya….. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

Maka di atas segalanya, Komuni kudus merupakan bukti cinta kasih Allah.

Kristus yang adalah Allah, telah mengosongkan diri-Nya dengan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi manusia. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya, sampai wafat di kayu salib (lih.

Ia membuktikan kasih-Nya yang terbesar, dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, sahabat-sahabat-Nya (lih. Kini setelah kebangkitan-Nya, Ia masih terus merendahkan diri-Nya, sampai mau hadir di dalam sepotong roti, agar setiap orang yang tergabung di dalam Gereja-Nya, bahkan seorang anak kecil sekalipun, dapat menyambut-Nya, tanpa perlu merasa takut.

Selain kasih dan kerendahan hati, Komuni kudus mengajarkan kepada kita makna pengorbanan. Komuni kudus = ‘preview‘ persatuan kekal kita dengan Allah di surga kelak Maka Ekaristi menuntun kita semua untuk mencapai tujuan akhir, di mana persekutuan dengan Allah dan sesama mencapai kesatuan yang sempurna, yaitu “keadaan persatuan dengan Kristus, yang pada saat yang sama membuatnya mungkin untuk masuk ke dalam kesatuan yang hidup dengan Allah sendiri, sehingga Tuhan dapat menjadi semua di dalam semua (1Kor 15:28).” ((Joseph Cardinal Ratzinger (Pope Benedictus XVI), Called to Communion, (San Francisco: Ignatius Press, 1991), p. 33)) Katekismus mengajarkan bahwa dengan Komuni kudus kita menerima rahmat ilahi, dan dengan demikian Ekaristi merupakan antisipasi kemuliaan surgawi. Persiapan diri ini yang dimaksud di sini adalah: membaca dan merenungkan bacaan Kitab Suci pada hari itu, hening di sepanjang jalan menuju ke gereja, datang lebih awal, berpuasa 1 jam sebelum menyambut Ekaristi, memeriksa batin: jika dalam keadaan dosa berat, melakukan pengakuan dosa dalam sakramen Tobat sebelum menerima Ekaristi.

Sebab jika demikian dapat dipastikan bahwa hati kita tidak sepenuhnya terarah kepada Tuhan. Bersikap aktif: tidak hanya menerima tapi juga memberi kepada Tuhan

St. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa penyembahan yang sempurna mencakup dua hal, yaitu menerima dan memberikan berkat-berkat ilahi (lih. Dalam perayaan Ekaristi, kita seharusnya tidak hanya menonton atau sekedar menerima, tetapi ikut mengambil bagian di dalam peran Kristus sebagai Imam Agung dan Kurban tersebut.

Kristus, satu-satunya Imam Agung dan Kurban yang sempurna, menyempurnakan segala penyembahan kita. Partisipasi kita secara aktif dalam kurban Kristus ini bukan saja dari segi ikut menyanyi, atau membaca segala doa yang tertulis, melainkan terutama partisipasi mengangkat hati dan jiwa untuk menyembah dan memuji Tuhan, dan meresapkan di dalam hati, segala perkataan doa yang diucapkan ataupun dinyanyikan.

Kitapun dikuatkan di dalam pengharapan, karena Roh Kudus yang sama, yang telah membangkitkan Kristus dapat pula membangkitkan kita dari dosa dan segala kesulitan kita. Sungguh, kasih dan pengorbanan Kristus merupakan sumber kekuatan bagi kita untuk menjalani kehidupan ini.

Karena itulah Gereja mengajarkan dalam The Enchiridion of Indulgences (Buku ketentuan mengenai Indulgensi) yang dikeluarkan oleh Vatikan tanggal 29 Juni 1968 (silakan klik), bahwa dengan merenungkan pengorbanan Yesus dan luka-luka-Nya di kayu salib sebagaimana dijabarkan dalam doa yang sederhana berikut ini, kita dapat memperoleh indulgensi. Lihatlah, Tuhan Yesus yang baik dan lemah lembut, En ego, o bone et dulcissime Iesu. Dengan mendoakan doa yang singkat di atas, kita diundang untuk meresapkan di dalam hati, bahwa Kristus telah memilih untuk menderita dan menyerahkan nyawa-Nya demi kasih-Nya kepada kita. Jangan sampai pikiran kita dipenuhi oleh banyak hal lain kecuali Tuhan sendiri.

Oleh karena persatuan inilah, Ekaristi juga disebut sebagai Komuni Kudus. Bagaimana kita tahu bahwa Kristus memilih Komuni Kudus untuk bersatu dengan umat-Nya? Doa seperti apakah yang baik untuk didoakan setelah menerima Komuni Kudus?

Apakah hubungan antara Komuni Kudus dengan apa yang terjadi di Sorga?

Paroki Pulo Gebang

Dalam Perjamuan Terakhir bersama para murid, Yesus mengucapkan syukur dan memberikan pesan-Nya: “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan akan Aku.” Ia juga berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh Darah-Ku, yang ditumpahkan bagimu.” Ia juga memberikan perintah untuk melakukan hal itu sebagai kenangan akan diri-Nya: “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku.”

5 Syarat Menerima Komuni Pertama dalam Gereja Katolik

Nah, sekarang kita akan mengetahui apa saja syarat yang harus dipenuhi sebelum menerima komuni pertama, sebagai berikut: Umat Katolik percaya bahwa babtis dapat menghapuskan dosa dan memberikan keselamatan melalui penebusan Tuhan Yesus Kristus. Bahkan sebelumnya, pada masa awal hierarki gereja Katolik, seorang bayi dibabtis dan menerima komuni secara bersamaan. Maka, dalam Kitab Hukum Kanonik terdapat ayat yang mengatur perihal penerima komuni, yaitu menganjurkan untuk memastikan bahwa anak tersebut sudah memiliki akal budi dan pemahaman.

Selain dalam hal pemahaman, juga terdapat persyaratan lain yang menyangkut dokumen-dokumen calon peserta komuni untuk diserahkan ke gereja. Seseorang yang akan menerima komuni harus berada dalam keadaan rahmat dan tidak melakukan dosa berat sebelumnya. Katolik memberlakukan ini sebagai persyaratan yang didasarkan pada ayat Alkitab, yaitu pada 1 Korintus 11:27, yang intinya adalah apabila seseorang memakan roti dan anggur dengan cara tidak layak, atau dalam hal ini dalam dosa berat, maka mereka berdosa terhadap Tubuh dan Darah-Nya. Apabila seseorang yang telah melakukan dosa berat memaksakan diri untuk makan roti dan anggur ekaristi, maka itu tandanya dia menghinakan Tuhan.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.