Babtis merupakan sakramen yang wajib dilakukan oleh umat Kristiani, baik Katolik maupun Protestan. Namun sebenarnya, dari keempat jenis babtis di atas maknanya hampir sama, yaitu proses inisiasi. Saat seseorang memutuskan untuk dibabtis, dalam hal ini babtis dewasa, maka orang tersebut harus siap secara jasmani dan rohani.
Karena setelah dibabtis, orang tersebut sepenuhnya menjadi milik Kristus dan harus bertanggung-jawab terhadap apa yang diimaninya.
Bisa dikatakan, bahwa air yang digunakan saat acara sakramen merupakan lambang untuk menyucikan kita dari dosa-dosa. Secara umum, salib merupakan simbol yang memiliki arti sangat mendalam bagi umat Kristiani.
Salib mengingatkan kita akan kejamnya akibat dosa, sehingga Allah sendiri yang menebus melalui kematian-Nya dalam diri Yesus Kristus. Salib menunjukkan betapa besar kasih Allah pada manusia sehingga kita beroleh kemenangan.
Beberapa orang mengatakan bahwa mereka menggunakan salib sebagai tanda perlindungan terhadap segala macam kejahatan. Dan dalam hal babtis, air melambangkan alat untuk menyucikan kita dari dosa.
Jadi, satu-satunya yang dapat menyelamatkan kita adalah penebusan Yesus di kayu salib ditambah dengan kesungguhan kita untuk mau menerima serta mau hidup di dalam-Nya, dan dalam hal ini, kesungguhan itu ditandakan dengan babtis air. Untuk meyakinkan pernyataan di atas, kita dapat membaca kitab Roma 6: 3-4 yang berbunyi, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Namun sebenarnya, bukan babtis yang menyelamatkan, melainkan Yesus sendiri melalui peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya. Air, sekali lagi hanya merupakan lambang dan bukan hal yang mutlak digunakan saat babtis. Sambil menghadap ke barat dia berjanji untuk tidak akan melakukan dosa lagi. Sambil menghadap ke timur, dia akan mengatakan kemauan untuk menyambut terang dan hidup baru.
Ia kembali suci di mata Allah dan akan melakukan hal-hal sesuai kehendak-Nya. Ada beberapa pertanyaan mengapa kematian dan kebangkitan Yesus tidak bisa menghapuskan kecenderungan manusia untuk berdosa.
Minyak menjadi simbol dalam sakramen babtis karena menandakan kekuatan yang merupakan salah satu pemberian Roh Kudus. Hal tersebut memiliki makna memberikan kekuatan bagi si bayi untuk menghadapi kehidupan yang akan datang.
Sakramen Kristen Protestan – Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus
Oleh karena itu, orang yang telah dibaptis tidak lagi hidup seorang diri saja. Selain itu, ia juga hidup bersama persekutuan jemaat sebagai sesama anggota keluarga Allah.
Inilah arti sakrame dalam bapitsan kudus yang perlu anda ketahui sebagai berikut: Allah yang terlebih dahulu mengasihi umat manusia sehingga Ia memberi kesempatan kepada kita untuk mendapatkan baptisan kudus.
Gereja Pantekostal menganggap bahwa baptis selam lah yang benar dan alkitabiah. Hal ini didasarkan karena Yesus sendiri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dengan cara diselam. Gereja juga melakukan sakramen perjamuan kudus dengan dasar apa yang telah Yesus lakukan. Jika kita baca Matius 26:26-29, Yesus melakukan Perjamuan Malam dengan memecahkan roti dan meminum anggur bersama para murid-Nya.
Perjamuan kudus tidak hanya dilakukan untuk meniru apa yang Yesus lakukan. Selain itu, jika kita baca di Lukas 22:16 “Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah”, maka kita harus mengerti bahwa perjamuan kudus pun berkaitan dengan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Kita harus terus memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus sampai Ia datang untuk kedua kalinya. Pada upacara perjamuan kudus, Yesus tidak bertindak sebagai Imam Besar yang mempersembahkan korban.
Ia menjadi “kepala keluarga” yang membagikan “hasil korban” kepada anggota keluarganya. Pendeta tidak menjadi satu-satunya orang yang menerima keselamatan dari Allah, tetapi para jemaat memiliki hak untuk menerimanya juga.
Mungkin tanpa perjamuan kudus, kita juga akan tetap mengingat Tuhan Yesus. Ada beberapa kemungkinan mengenai apa yang dimaksud dengan “cara yang tidak layak.” Bisa jadi itu karena kita merayakan perjamuan kudus hanya untuk formalitas dan tidak memaknai dengan sungguh-sungguh roti dan anggur. Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa roti dan anggur tersebut bukanlah makanan biasa. Yesus telah menunjukkan cinta-Nya dengan mengorbankan diri-Nya sendiri, lalu apalagi yang perlu kita cari?
Terkadang, karena manusia merasa tidak dikasihi, ia berusaha mencari kebahagiaan dan kekosongan hatinya dengan cara yang salah. Hal ini merupakan salah satu kewajiban kita sebagai orang yang percaya.
Sebagai orang Kristen kita diutus untuk menjadi garam dan terang dunia.
Coba saja bayangkan, apakah lampu motor akan kelihatan sinarnya di siang hari? Tapi kalian tahu bahwa cahaya lilin kecil pun akan sangat berarti di malam hari. Karena isi kepala orang berbeda-beda dan sejak kecil mereka telah ditanamkan dengan kebenaran masing-masing.
Dan seiring dengan pemahaman terhadap diri sendiri, kita jadi lebih mampu menghargai hidup kita dan meresapi perjamuan yang memiliki makna yang sangat besar, yaitu mengingatkan akan keselamatan. Adanya peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus menyatakan bahwa Dia telah mengalahkan maut.
Mungkin saat ini kita memiliki beban berat dan memiliki banyak pergumulan hidup, tetapi Yesus sekali lagi berjanji bahwa Dia akan datang untuk kali kedua dan menjemput kita ke sorga, ke tempat yang telah disediakan-Nya.
Percayalah bahwa kesulitan berlalu dan sesuatu yang indah akan datang pada waktunya.
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita! Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Be First to Comment