Press "Enter" to skip to content

Forma Sakramen Krisma Adalah

J. Sakramen Penguatan membuat kita menjadi orang Kristen yang sempurna dengan mengukuhkan kita dalam iman dan menyempurnakan kebajikan dan karunia lain yang diterima dalam Baptisan; karenanya disebut Penguatan. J. Materi sakramen ini, di samping penumpangan tangan oleh uskup, adalah pengurapan dahi orang yang dibaptis dengan krisma suci; dan untuk alasan ini juga ia disebut sakramen Krisma, yaitu Pengurapan.

J. Krisma suci adalah minyak zaitun yang dicampur dengan balsam, dan dikonsekrasikan oleh uskup pada hari Kamis Putih. J. Dalam memberi sakramen Penguatan, uskup pertama-tama mengulurkan tangan ke atas orang-orang yang akan dikuatkan, dan memohon Roh Kudus atas diri mereka; selanjutnya, dia mengurapi dahi masing-masing dengan krisma suci dalam bentuk salib, mengucapkan kata-kata forma; kemudian dia memberi tiap orang yang dikuatkan tamparan ringan di pipi dengan tangan kanannya, sambil berkata: Damai sejahtera bagi kamu; terakhir, dia dengan agung memberkati semua yang telah dia kuatkan.

J. Pengurapan dilakukan di dahi, tempat tanda-tanda rasa takut dan malu muncul, agar ia yang dikuatkan dapat memahami bahwa ia tidak boleh malu dalam nama dan pengakuan seorang Kristen, atau takut akan musuh-musuh imannya. J. Usia yang dianjurkan untuk menerima sakramen Penguatan adalah sekitar tujuh tahun, karena pada saat itulah pencobaan biasanya dimulai, dan rahmat sakramen dapat cukup dipahami dan rekoleksi dapat dilakukan setelah menerimanya.

J. Dia akan melakukan penistaan; karena Penguatan adalah salah satu sakramen yang menanamkan karakter pada jiwa dan karenanya dapat diterima hanya sekali. J. Untuk menjaga rahmat Penguatan, seorang Kristen harus sering berdoa, berbuat baik, dan hidup sesuai dengan hukum Yesus Kristus, terlepas dari rasa hormat manusia.

Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan

Melalui minyak suci dilambangkan sebagai materai Krisma (tanda rohani) satu untuk selamanya dalam perutusannya mewujudkan Kerajaan Allah. Dalam Sakramen Krisma itu orang menerima Roh Kudus yang pada hari Pentekosta diutus Tuhan kepada para rasul. Begitu pula sebagai murid Yesus umat beriman Katolik menerima tugas perutusan tersebut sebagai ungkapan kesiapan diri mewartakan Kerajaan Allah dan dikuatkan untuk memberikan kesaksian tentang diri Kristus, demi pembangunan tubuh-Nya dalam iman dan cinta kasih.

Karena pergumulan ini bersifat rohani, maka Allah memberikan kepada umat beriman sumber kekuatan, yaitu karunia yang berasal dari Roh Kudus-Nya sendiri.

Rekatekisasi adalah sebuah pemahaman kembali dari sakramen yang telah ia terima (Komkat 2012:38). Dengan mengucap rasa syukur dalam Ekaristi calon Sakramen Krisma kembali diingatkan dengan betapa besar Kasih Allah kepada manusia dan sepatutnya manusia mengucap syukur dan menyembah kepada-Nya.

Hal ini menunjukan akan adanya hubungan antara Sakramen Krisma dan Ekaristi yang menjadi puncak seluruh perayaan iman (Komkat KAS 2012:42). Paus Inosensius III menyatakan secara resmi bahwa penguatan atau Krisma termasuk ke dalam daftar Sakramen-sakramen.

forma sakramen penguatan atau Krisma ialah rumusan: “Semoga dimaterai oleh karunia Allah, Roh Kudus” (bdk. Artian lain merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penerima Krisma dalam perutusan Gereja. Pengurapan juga dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap semangat dan ketetapan hati (Komitmen) pada diri orang-orang yang menerimanya dengan bantuan Roh Kudus. Setelah mengurapi, uskup menepuk pipi penerima Krisma sebagai tanda pemberian restu dan semangat.

Uskup memberikan semangat pada penerima Sakramen untuk berjuang menjadi saksi Kristus mewartakan Kerajaan Allah dengan mantap dan berani. Jadi Santo dan Santa menjadi teladan hidup kerohanian yang telah di jalankan pada masa hidupnya. Artinya orang menerima Sakramen, hidupnya sungguh diperbarui oleh rahmat Allah sebagaimana terungkap dalam simbol-simbol yang ada. Sakramen Krisma akan memberikan buah-buah positif bagi penerimannya, secara umum buah-buah sakramen itu adalah pencurahan Roh Kudus secara Khusus baik dalam imannya dan dalam kehidupan sehari-hari.

Berkat sakramen itu mereka semua masuk menjadi putra putri Ilahi, mempererat hubungan dengan Allah, Kristus dan Gereja. Dalam konteks perutusan, berkat Roh Kudus yang diterima entah saat ditumpangi tangan atau diurapi minyak Krisma orang dikuatkan oleh Roh Kudus Allah sendiri sehingga siap menjalankan aneka tugas perutusan Gereja, terutama tugas menjadi saksi Kristus dan menjadi rekan kerja-Nya dalam menjalankan tugas perutusan mewartakan kabar gembira akan keselamatan (Komkat KWI, 2012:44).

file · Web viewkarunia Roh Kudus. MATERI DAN FORMA. Materi Sakramen Krisma adalah . Minyak Krisma. Forma Sakramen Krisma adalah “Semoga Dimeterai oleh Karunia Allah

(Layaknya seorang yang bertumbuh dewasa secara fisik dan psikis, kehidupan rohani pun punya tahapan kedewasaan iman. Gereja menguduskan tahap kedewasaan iman seseorang ini dengan sebuah Sakramen yang disebut KRISMA. b. Forma Sakramen Krisma adalah Semoga Dimeterai oleh Karunia Allah Roh Kudus

Ketika seseorang menerima Sakramen Krisma, ia memperoleh beberapa rahmat yaitu:

a. Dengan Krisma, seseorang diharapkan menjadi pewarta Kebaikan dan Keselamatan yang ditawarkan Allah. Namun ada sedikit perbedaan antara fungsi Roh Kudus dalam Baptis dan Krisma. Roh Kudus memberi anugerah untuk menjadikan seseorang sebagai pewarta Iman

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.