Ulasan-ulasan teologis spiritual, psiko-sosial, social – politik – ekonomi, bermunculan di media-media cetak dan Online dengan jumlah yang tidak terkira. Memasuki Minggu Sengsara, yang dibuka dengan Perayaan Minggu Palma pada tanggal 5 April 2020, seraya mematuhi himbauan pemerintah untuk stay at home, hindari kerumunan, hindari pertemuan-pertemuan jaga jarak baik social maupun fisik, serta dikuatkan oleh surat-surat pastoral dari pimpinan gereja Keuskupan dan diteruskan ajakan para pimpinan Gereja Paroki, banyak umat Katolik yang merasa kehilangan “sense of community” dan “sense of fraternity” bersama dengan semua saudara seiman dalam perayaan ini.
Seluruh umat Katolik pun diminta dan diharapkan untuk tidak menghadiri secara fisik secara Bersama dengan seluruh umat separoki atau juga sestasi atau sekomunitas tertentu, tetapi mengikutinya dari rumah masing-masing. Sebagai ungkapan kerinduan itu, muncullah pelbagai inisiatif dari banyak keluarga Katolik yang ingin merayakan Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah dan Minggu Paskah, tidak hanya secara live streaming melainkan langsung merayakannya di rumah sendiri dan Bersama dengan anggota keluarga ataupun Bersama dengan tetangga. Atas dasar praktek-praktek yang terjadi seperti diuraikan di atas, kita dapat mengatakan bahwa selama masa covid-19 ini, Domus Ecclesia telah menjadi tempat di mana anak-anak dan seluruh anggota keluarga menerima pewartaan pertama mengenai iman dan praktek-praktek keutamaan spritual – rohani. Maka tidak heran jika dalam Perayaan Minggu Palma (dan perayaan-perayaan trihari Paska), terjadi Ibadat Minggu Palma di dalam keluarga yang beranggotakan 4 (empat) atau 5 (lima) atau sekian orang, yang semua orang yang berpartisipasi mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing, seperti Ayah memimpin ibadat, ibu memimpin lagu, anak-anak membaca bacaan dan membawakan doa umat.
Itu mengandaikan suatu keinginan yang sungguh dalam menciptakan kondisi-kondisi yang mungkin agar karakteristik dari sebuah Ecclesia Domestica tersebut dapat menyata dan dialami oleh seluruh anggota keluarga tersebut. Dengan demikian, wabah covid-19 yang sedang dialami oleh seluruh masyarakat dan terutama umat katolik, telah berhasil “membumikan” pelbagai ritual keagamaan dari Gereja / Kapel ke tengah-tengah hidup keluarga, di dalam rumah serta dirayakan secara lebih intens.
Sebagai seorang bapa dan imam dalam rumah tangga, tugas mereka adalah mempersembahkan korban (Kej 8,20; 12,7). Mengamati dan melihat di media-media social di mana seorang bapa rumah tangga memimpin ibadat di tengah anggota keluarga, seorang ibu rumah tangga membaca bacaan kitab suci dan beberapa anak bergantian memerankan tugas liturgi yang lain menunjukkan suatu kesaksian bahwa rumah tangga keluarga selama masa covid-19, telah menjadi Ecclesia Domestica yang sudah harus terus mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dihayati dalam keseharian, walaupun suatu ketika tidak lagi berkaitan dengan perayaan liturgi resmi gereja, tetapi dalam bentuk doa devosi dan bentuk-bentuk doa lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup beriman katolik. Ecclesia Domestica juga menjadi tempat pendidikan doa bagi seluruh anggota keluarga. Selain bapak keluarga atau seorang awam lain yang telah “mengambil alih” tugas imam di Gereja-Altar serta fungsi rumah keluarga yang telah menjadi “gereja baru” di masa covid-19, maka muncul juga arah baru dari pelayanan dan panggilan seorang Katekis dan Guru Agama Katolik (tenaga pastoral) setelah wabah covid-19 ini.
Pertama, hendaklah berusaha untuk memahami dengan lebih baik fenomena ini sebagai kesempatan mencari arah baru dalam kegiatan berkatekese. Kedua, setelah memahami dengan baik tentang tata ibadat gerejawi, maka seorang tenaga pastoral hendaknya belajar untuk menemukan metode, strategi, Teknik atau cara dalam mengedukasi umat agar umat semakin memahami dan mengetahui serta terampil membawakan tata ibadat di dalam keluarga manakala wabah yang hampir sama menimpa lagi kehidupan masyarakat di masa-masa yang akan datang.
Doa Umat Katolik: Mohon Perlindungan Allah pada Masa Pandemi
Antonius Haryanto dari Komisi Kepemudaan (KOMKEP) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mencontohkan beberapa doa yang bisa didaraskan umat
Doa Katolik Mohon Perlindungan dari Virus Corona
Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia beberapa waktu lalu mengucapkan doa kepada Yesus melalui perantaraan Bunda Maria.Mengutip Youtube Vatican News , Paus Francis juga mengucapkan terima kasih kepada saya berterima kasih kepada staf rumah sait, dokter, perawat, dan sukarelawan di masa sulit ini mereka dekat dengan orang yang menderita. “Wahai Maria, engkau terus berseri sepanjang perjalanan kami sebagai tanda keselamatan dan pengharapan.Kami mempercayakan diri kepada engkau, Sang Kesehatan Orang Sakit, yang di Kayu Salib berada dekat dengan kesengsaraan Yesus, dengan iman yang kuat.Engkau, Keselamatan umat Roma, tahu apa yang kami butuhkan, dan kami percaya bahwa engkau sudi memenuhi kebutuhan itu sehingga, seperti di Kana di Galilea, sukacita dan perayaan dapat kembali setelah masa pencobaan ini.
Doa Katolik agar Dijauhkan dari Wabah Corona
MATA INDONESIA, JAKARTA – Wabah corona (covid-19) hingga kini belum diketahui pasti kapan berlalu. Marilah kita serahkan semua kondisi ini ke hadapan Allah Bapa Yang Maha Kuasa agar kita diberikan kekuatan dan ketabahan menghadapi situasi yang tak menentu ini. Bapa, jagalah keselamatan para petugas kesehatan, mereka yang menghibur orang sakit, semua personel imigrasi, dan semua orang yang dengan berani bertugas mengamankan Negara kami dan dunia dari ancaman virus ini.
Be First to Comment