Press "Enter" to skip to content

Doa Exorcism Katolik

Jagalah aku dari segala cobaan dalam hidupku, bangkitkanlah dalam hatiku rasa sesal dan tobat sejati untuk menyesali segala dosa yang telah kuperbuat, serta untuk memuji dan memuliakan Allah sepanjang hidupku. Tambahkanlah dalam diriku cinta akan kemurnian, kerinduan akan semangat kemiskinan, semangat ketaatan dan iman yang sederhana untuk hidup secara Kristiani.

Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami, ya Tuhan

Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami ya Tuhan

Tolonglah kami dalam segala pertempuran melawan musuh yang jahat, dan tolonglah kami untuk mencapai kehidupan abadi dalam nama Yesus Kristus Tuhan yang Mahakuasa. Allah yang Mahakuasa, Engkau telah menganugrahi St. Benediktus dengan karunia cinta yang mahabesar, sehingga banyak jiwa-jiwa yang datang kepadaMu, melalui perantaraanmu, untuk membangkitkan dan menyalakan hati kami dengan cintaMu Demi Kristus Tuhan kami.

Sejak masa mudanya ia memilih hidup sebagai pertapa. Biara mereka yang pertama ada di Monte Cassino, Italia. Regula, atau peraturan yang disusun St Benediktus berpengaruh sangat besar bagi perkembangan hidup membiara, sehingga ia dijuluki sebagai Bapak Kehidupan membiara. Semboyannya yang sangat terkenal adalah Ora Et Labora, Ia meninggal dunia pada hari Kamis Putih th 547 tidak lama setelah Komuni Suci.

Adik perempuannya, Santa Skolastika, Mendirikan ordo suster-suster Benediktin.Devosi kepada salib St Benediktus merupakan suatu tradisi kuno. Tidak diketahui secara persis pada tahun berapa devosi ini mulai muncul.

di Bavaria (Jerman) biara Metten menjadi pusat devosi salib St. Benekditus, Gambaran St Benediktus yang di terapkan pada medali bersama-sama dengan gambar salib suci merupakan suatu penghormatan istimewa. hal ini menunjukkan betapa tanda Salib menjadi suatu kekuatan yang luar biasa di tangannya.St Gregorius Agung mengisahkan bagaimana Santo Benediktus menggunakan tanda salib untuk mengusir godaan setan, menghancurkan piala yang penuh racun dan memadamkan kobaran api di biara. Ia juga mengisahkan bagaimana St Benedictus mengajarkan para pengikutnya untuk membuat tanda mereka dengan Salib, sehingga mereka terhindar dari godaan-godaan jahat.Berawal dari Jerman, kebiasaan untuk mengenakan salib St Benediktus sebagai perlindungan ampuh terhadap kuasa setan terus-menerus menyebar ke seluruh gereja Katolik. Pada tanggal 12 Maret 1742 melalui surat keputusan, Paus Benediktus XIV memberikan persetujuan resmi atas devosi ini. Pada tahun 1981, Paus Yohanes Paulus II menjadikan Santo Benediktus sebagai Pelindung Eropa. Gereja memperingati Santo Benediktus setiap tanggal 11 Juli.Keterangan akronim pada bagian belakang medali/salib Santo Benediktus :(Kita akan di lindungi berkat kehadirannya pada saat kematian)Keterangan akronim pada bagian depan medali/salib Santo Benediktus: Crux Saneti Patris Benedict (Salib Santo Bapa Benedictus): Crux Sacra Sit Mihi Lux (Semoga Salib Suci menjadi terang bagiku): Non Draco Sit Mihi Dux (Semoga setan tidak menguasaiku): Vade Retro, Satana!

): Non Suade Mihi Vana (Jangan mencobaiku dengan perbuatan jahat): Sunt Mala Quae Libas (apa yang kau berikan padaku adalah jahat): Ipse Venena Bibas (Minumlah sendiri racunmu)Kata-kata yang tertera pada medali tersebut merupakan kata-kata dari Santo Benedictus sendiri. Kata-kata itu memiliki kuasa untuk mengusir kekuatan jahat.pernah ane share jg di trid http://www.kaskus.co.id/post/5142c32…346a694e00001b

Doa Eksorsisme Kristen Bahasa Latin dalam Ritus Mengusir Kerasukan Iblis beserta Artinya

Berikut ini adalah doa resmi dari ritus katolik untuk melakukan eksorsisme yang tertulis dengan bahasa latin: Imperat tibi Deus altissimus , cui in magna tua superbia te similem haberi adhuc præsumis; qui omnes homines vult salvos fieri et ad agnitionem veritaris venire. Imperat tibi majestas Christi, æternum Dei Verbum, caro factum , qui pro salute generis nostri tua invidia perditi, humiliavit semetipsum facfus hobediens usque ad mortem; qui Ecclesiam suam ædificavit supra firmam petram, et portas inferi adversus eam nunquam esse prævalituras edixit, cum ea ipse permansurus omnibus diebus usque ad consummationem sæculi.

Imperat tibi excelsa Dei Genitrix Virgo Maria , quà superbissimum caput tuum a primo instanti immaculatæ suæ conceptionis in sua humilitate contrivit.

Eksorsisme, Pengalaman yang Tak Terlupakan – katolisitas.org

Pertama-tema saya mengucapkan terima kasih kepada Bruder Yohanes FC yang telah pernah memposting teks resmi mengenai doa exorcism dari Vatikan ke milist komunikasi KAS. Melalui pengalaman saya melakukan eksorsisme, sayapun semakin bersyukur atas rahmat Sakramen Imamat kepada Gereja, yang ternyata memang menjadi sasaran tembak utama setan namun sekaligus juga alasan ketakutan setan. Kisahnya demikian: Pada hari Sabtu, tanggal 27 November 2010, saya mendampingi rekoleksi OMK (Orang Muda Katolik) Stasi Tambun paroki Bekasi di Cipanas. Pikiran saya langsung bekerja: jarak antara Cipanas hingga Cibulan adalah sekitar 15 Km. Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke sana disertai oleh Martha dan Anton. Jujur saja, sebenarnya saya termasuk golongan orang yang skeptis dalam urusan semacam ini. Saat itu saya tak punya pilihan lain, selain berusaha mengingat- ingat sendiri saja, sambil berbincang-bincang dengan Anton dan Martha. Sesampainya kami di villa tua itu, terlihat para “pasien” sudah terlentang dan tengkurap tidur. Dari keempat anak itu, ada satu orang yang kata mereka paling kuat. “Orang pintar” itu sudah dipanggil sejak pukul tujuh malam tadi dan gagal, lalu pulang. Mereka memanggil pula pemuka agama lain yang dekat dengan daerah tersebut. Namun kata mereka, orang tersebut juga menyatakan tak sanggup pula, lalu pulang.

Ia mengais punggung bawah sambil keluar bunyi desis dari mulutnya, sampai bajunya terlihat sobek sedikit. Ciri kerasukan setan yang membedakannya dari depresi antara lain adalah, jika disebut nama Malaikat Agung Santo Mikael, atau nama Para Kudus, juga Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus, maka ia tentu akan bereaksi dengan keras. Agak skeptis, namun tetap dengan memegang erat jari-jari kaku yang mencekam dari anak itu, saya katakan dengan suara wajar namun jelas terdengar, ”Keluarlah dari badan anak ini! Dalam nama Yesus Kristus Tuhanmu, serta Malaikat Agung Santo Mikael yang kepadanya kamu membangkang, keluarlah”.

Dengan gerakan cepat dan tak terpahami dari sudut mekanika badan manusia, ia berkelit langsung menatap wajahku, face to face, eyes to eyes….Ia mendesis menatap lurus ke mata saya, matanya penuh kebencian… Lalu dia berkata: ”Jangan sebut nama itu! Maka si anak merasa lemah, karena tak mau Romo diapa-apakan oleh setan.

Saya tetap mengingat teks postingan bruder di milist itu, dan makin yakin akan kebenaran isinya. Saya menjawab sambil teringat Mzm 121:2, ”Kekuatanku datang dari Allah, yang menjadikan langit dan bumi”.

Si setan menjerit-jerit, dan kemudian ia lari lagi… Lalu saya mendengar berita bahwa ketiga mahasiswi lain sudah dilepaskan. Ketika masuk lagi yang terakhir kali ke dalam anak itu, dia memeluk saya. Dengan seolah suara si mahasiswi, dia mengendus tengkuk saya sambil berbisik, ”Aku Lucifer”. Kamu mau melawan imamatNya?” Lalu ia menjawab dengan nada meremehkan, ”Aku tak takut, Romo, pada imamatmu!”

Saya melepaskan dia dulu untuk mengambil peralatan aspergil dan stola serta minyak suci, sementara dia ditahan oleh para mahasiswa yang ”menimbunnya”: dengan doa-doa Salam Maria, Bapa Kami, Aku Percaya, serta menindihnya dengan tubuh-tubuh kuat mereka. Saat itu, saya berpikir, ini sudah dini hari, semua akan kacau jika tak diakhiri. Oleh karena itu, saya memerintahkan agar tubuh mahasiswi ini digotong dan dievakuasi. Mbak Sari dengan sigap telah meminta Satpam membuka gerbang dan pintu kapel.

Bapalah yang harus tanggungjawab atas kematiannya!” Kemudian, anak itu muntah-muntah di mobil. Anton, Asrul dan Marta tetap berdoa dengan memeganginya yang berontak ke sana kemari.

Kukatakan padanya, ”No place for evil, you know!” Kutantang dia, ”Kenapa kau kuasai anak ini. Nanti acara kita di rumah Tuhan hanya satu, ialah memutus perjanjian leluhur anak ini dengan Lucifer keparat ini!” Kemudian dia mengikik mirip nenek Lampir dalam film Misteri Gunung Merapi, atau mirip kuntilanak.

Gampang dipancing ya hahaha… Maka acara kita satu-satunya di depan Sakramen Mahakudus nanti hanyalah memutuskan perjanjian itu dan kamu akan mengalami sengsara kekal. Kalau kamu ingin bahagia, ajaklah anak buahmu dan dirimu sendiri bertobat, kembali menyembah Allah yang benar!

Jangan iri lagi karena Putra-Allah menjadi Manusia”… Mendengar perkataan ini, dia meradang, ”I hate you.. !” Namun, setelah mendengar betapa ia membenci para imam, saya merasa mendapatkan kekuatan dan keharuan.

Sementara itu pohon-pohon bambu Lembah Karmel sudah mulai tampak… Si Setan berteriak lagi, ”Rumah jelek! Kami mau membawamu ke hadapan Sakramen Mahakudus, Raja Semesta Alam yang penuh kuasa. Ia mengawal kami sampai ke samping kapel kecil (yang sebenarnya besar sekali).

Jika dilihat dari ruang umat, kepalanya kami letakkan di sebelah kiri.

Saya minta dipinjamkan korek api dari pak Satpam untuk menyalakan lilin di kanan kiri tabernakel. Lalu saya menghadapi tubuh mahasiswi itu dari trap, membelakangi altar dan Sakramen Mahakudus.

Ooo… Dia yang terjelek, hitam, telah diborgol… dimasukkan ke dalam kereta… Ooo Malaikat Agung Santo Mikael… ooh.. Sampai di pintu utama, anak itu minta kembali ke dalam, ”Romo, teman-teman, saya harus kembali… Itu Tuhan…” Dia kutuntun, dan dengan tangannya ia menggapai ke arah Tabernakel…” Sampai di panti imam, di samping kanan altar ia mencium patung kaki Kristus… Lalu menuju tabernakel, ia memeluk tabernakel itu erat-erat. ”Tuhan Yesus terima kasih.. Syukur kepadamu.. ” lalu ia menangis di situ beberapa saat. Setelah makan minum, anak itu bercerita kepada kami tentang kejadian semalam. Bahwa setelah makan malam, ia masuk kamar di villa, dan melihat dua orang manusia bertanduk.

Si mahasiswi menawar, karena ketakutan serta kasihan kalau semua peserta kesurupan, maka spontan dia mempersilakan mahluk itu merasuki dirinya saja. Ketika di depan altar itulah, sebenarnya dia hampir saja mengikuti kehendak Lucifer untuk mengikutinya.

Pasalnya, Lucifer mengancam, jika ia tidak mau ikut, maka imam itulah yang akan dibunuhnya. Tetapi melesat ada malaikat yang membisikinya, ”Romo itu baik-baik saja, maka lawanlah Lucifer, sementara kami akan menariknya keluar dari tubuhmu.” Maka ia berani melawan, dan Lucifer ditarik oleh balatentara malaikat, diborgol lalu dimasukkan ke dalam kereta yang melesat membuangnya ke neraka.

Sampai Minggu sore tak habis-habisnya saya, Asrul, Anton, Martha membicarakan hal ini. Semua membuahkan satu kenyataan: bahwa iman lebih kuat daripada kebencian, apalagi setan. Saya makin yakin dan percaya bahwa alam maut tak akan menguasai Gereja sampai kapanpun sesuai dengan janji Tuhan. Syukur tak terkira untuk kuasa-Mu di dalam Sakramen Maha Kudus dan Imamat yang Engkau karuniakan kepadaku.

Segala hormat, pujian dan syukur, kusampaikan kepada-Mu, Ya Tuhan Raja semesta alam. Yang namanya sharing iman sesuai dengan sifatnya, seharusnya tidak untuk dijadikan bahan diskusi.

Namun, berdasarkan pembacaan saya atas buku terjemahan karangan romo Gabriele Armoth berjudul “Seorang Eksorsis Menceritakan Kisahnya” terbitan Marian Centre Indonesia Jakarta cetakan kedua 2010, imprimatur Mgr Hieronimus Bunbun (Uskup Keuskupan Agung Pontianak), maka saya menemukan beberapa hal yang membuka perspektif.

Terima kasih pada seseorang ibu yang memberikan buku itu sehingga saya bisa membaca buku tersebut setelah ibu tersebut membaca apa yang saya sharingkan di website katolisitas. Ia disebut pula pangeran dunia, penguasa kegelapan, pendusta, pendengki, si jahat dan semacamnya. Karena mereka pendusta, maka bisa saja ia berdusta, berbohong mengancam, memutarbalikkan fakta dan semacamnya.

Mereka iri mengapa Sabda Allah menjadi manusia, memberontak, dilemparkan ke bumi (Lihat kitab Wahyu 12). Mengenai bagaimana lepasnya lagi Iblis dari neraka, juga merupakan misteri Ilahi. Yang jelas, Kristus memerintahkan dengan penuh cinta kasih, para malaikat dan para kudus serta Bunda Maria sendiri untuk membantu kita dengan perlindungan dan doa-doa mereka untuk melawan si jahat.

Mengenai pertanyaan apakah Gereja melalui Konsili Vatikan II (1962-1965) sudah mencabut buku upacara eksorsisme. Konsili Vatikan II bahkan memperbaharui seluruh liturgi sakramen dan upacara sakramentalia, termasuk Rituale Exorcisme. Tak ada satu dokumen pun dari seluruh Konsili Vatikan II yang menyatakan pelarangan terhadap eksorsisme.

“Akan tetapi manusia yang diciptakan Allah dalam kebenaran, sejak awal mula sejarah, atas bujukan si jahat, telah menyalahgunakan kebebasannya. Allah bermaksud merebut manusia dari kuasa kegelapan iblis (Ad Gentes artikel 3). Pertempuran melawan roh-roh jahat “dimulai sejak awal dunia dan menurut amanat Tuhan akan tetap berlangsung hingga kiamat” (GS artikel 37).

Maka tugas kita ialah berusaha agar dalam segalanya berkenan pada Tuhan (bdk.

Kita pun harus “mengenakan perlengkapan senjata Allah supaya kita mampu bertahan menentang tipu muslihat setan serta mengadakan perlawanan pada hari yang jahat… Sebab sebelum memerintah bersama Kristus dalam kemuliaanNya, kita akan menghadap tahta pengadilan Kristus supaya masing-masing menerima ganjaran bagi apa yang dijalankannya dalam hidupnya ini, entah itu baik atau jahat” (bdk. Sedangkan di luar itu tidak boleh disebut sebagai eksorsisme melainkan pelepasan yang bisa dilakukan siapapun dalam nama Yesus Kristus.

Hendaknya kita mengingat perkataan Santa Theresia Avilla seperti dikutip dalam buku tersebut pada halaman 85-88. Romo Armorth meminta kita menghapuskan ketakutan yang tak beralasan mengenai setan ini. Musuh-musuh ini tidak tahu bagaimana menyerang, kecuali menyerang mereka yang takluk kepada mereka, atau ketika Allah mengizinkan mereka melakukan itu demi kebaikan yang lebih besar bagi pelayan-pelayan-Nya… Kita memahami bahwa kerusakan yang lebih besar dapat menimpa kita akibat satu dosa ringan dibandingkan dari seluruh neraka bersatu karena hal ini demikianlah adanya.

Namun hal ini harus dalam rangka pelayanan, bukan mencari keuntungan pribadi. Dalam Gereja Katolik, walaupun tiap orang baik awam maupun imam diberi kuasa (dan untuk imam kuasanya khusus karena imamatnya), namun secara resmi, praktek mengenai hal ini hanya diberikan oleh Uskup dan hanya untuk imam-imam tertentu saja. Buah-buah dari karya pelayanan ini pastilah baik jika dilakukan menurut ketaatan pada otoritas Gerejawi setempat.

Kegiatan di luar itu disebut pelepasan atau pembebasan dari setan, bukan eksorsisme, karena eksorsisme sebenarnya ialah ritual atau upacara sakramentali yang ada buku pedomannya, seperti halnya tata ibadat lainnya dalam Gereja Katolik. Karisma tidak diberikan untuk kemuliaan dan keuntungan pribadi si penerima, namun sebagai suatu pelayanan kepada saudara-saudarinya. Gereja mempunyai karisma untuk mengatur karisma-karisma, dan melakukan discernment oleh otoritas Gerejawi (op cit hlm. KGK 2116 Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang berpendapat tanpa alasan, seakan-akan mereka dapat “membuka tabir” masa depan Bdk. Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang berpendapat tanpa alasan, seakan-akan mereka dapat “membuka tabir” masa depan (Bdk Ul 18:10; Yer 29:8). Itulah sebabnya, orang yang sudah dibaptis dan menerima Kristus pun bisa kerasukan karena di samping setan itu makhluk rohani yang punya kebebasan untuk menyerang ataupun pasif, manusia pun ialah makhluk yg punya kebebasan untuk melakukan apapun termasuk melakukan hal-hal yg melemahkan dirinya sendiri, seperti melakukan dosa, ataupun menyerahkan orang lain pada pihak si jahat.

Oh, ya mengenai pertanyaan apakah anak tersebut ialah anak salah seorang ibu yang bertanya, dengan tegas saya katakan bukan, karena identitas ibu tersebut lain sekali dari identitas si penanya. Pertama-tema saya mengucapkan terima kasih kepada Bruder Yohanes FC yang telah pernah memposting teks resmi mengenai doa exorcism dari Vatikan ke milist komunikasi KAS. Melalui pengalaman saya melakukan eksorsisme, sayapun semakin bersyukur atas rahmat Sakramen Imamat kepada Gereja, yang ternyata memang menjadi sasaran tembak utama setan namun sekaligus juga alasan ketakutan setan. Panggilan menjelang tengah malam Kisahnya demikian: Pada hari Sabtu, tanggal 27 November 2010, saya mendampingi rekoleksi OMK (Orang Muda Katolik) Stasi Tambun paroki Bekasi di Cipanas.

Pikiran saya langsung bekerja: jarak antara Cipanas hingga Cibulan adalah sekitar 15 Km. Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke sana disertai oleh Martha dan Anton.

Jujur saja, sebenarnya saya termasuk golongan orang yang skeptis dalam urusan semacam ini. Saat itu saya tak punya pilihan lain, selain berusaha mengingat- ingat sendiri saja, sambil berbincang-bincang dengan Anton dan Marta. Dari keempat anak itu, ada satu orang yang kata mereka paling kuat. Mbah dukun itu sudah dipanggil sejak pukul tujuh malam tadi dan gagal, lalu pulang. Namun kata mereka, Pak pendeta juga menyatakan tak sanggup pula, lalu pulang. Kuncinya: jangan berkompromi dengan setan Terlihat badan gadis itu tengkurap, mata terpejam separuh.

Ia mengais punggung bawah sambil keluar bunyi desis dari mulutnya, sampai bajunya terlihat sobek sedikit. Ciri kerasukan setan yang membedakannya dari depresi antara lain adalah, jika disebut nama Malaikat Agung Santo Mikael, atau nama Para Kudus, juga Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus, maka ia tentu akan bereaksi dengan keras.

Agak skeptis, namun tetap dengan memegang erat jari-jari kaku yang mencekam dari anak itu, saya katakan dengan suara wajar namun jelas terdengar, ”Keluarlah dari badan anak ini! Dalam nama Yesus Kristus Tuhanmu, serta Malaikat Agung Santo Mikael yang kepadanya kamu membangkang, keluarlah”.

Dengan gerakan cepat dan tak terpahami dari sudut mekanika badan manusia, ia berkelit langsung menatap wajahku, face to face, eyes to eyes….Ia mendesis menatap lurus ke mata saya, matanya penuh kebencian… Lalu dia berkata: ”Jangan sebut nama itu! Maka si anak merasa lemah, karena tak mau Romo diapa-apakan oleh setan.

Saya tetap mengingat teks postingan bruder di milist itu, dan makin yakin akan kebenaran isinya. Saya menjawab sambil teringat Mzm 121:2, ”Kekuatanku datang dari Allah, yang menjadikan langit dan bumi”.

Si setan menjerit-jerit, dan kemudian ia lari lagi… Lalu saya mendengar berita bahwa ketiga mahasiswi lain sudah dilepaskan.

”Aku, Lucifer” Ketika masuk lagi yang terakhir kali ke dalam anak itu, dia memeluk saya. Dengan seolah suara si mahasiswi, dia mengendus tengkuk saya sambil berbisik, ”Aku Lucifer”. Kamu mau melawan imamatNya?” Lalu ia menjawab dengan nada meremehkan, ”Aku tak takut, Romo, pada imamatmu!” Ke kapel Lembah Karmel kami membawanya Ketika Lucifer menantang imamat saya, saya marah.

Saya melepaskan dia dulu untuk mengambil peralatan aspergil dan stola serta minyak suci, sementara dia ditahan oleh para mahasiswa yang ”menimbunnya”: dengan doa-doa Salam Maria, Bapa Kami, Aku Percaya, serta menindihnya dengan tubuh-tubuh kuat mereka. Saat itu, saya berpikir, ini sudah dini hari, semua akan kacau jika tak diakhiri. Oleh karena itu, saya memerintahkan agar tubuh mahasiswi ini digotong dan dievakuasi. Bapalah yang harus tanggungjawab atas kematiannya!” Kemudian, anak itu muntah-muntah di mobil.

Anton, Asrul dan Marta tetap berdoa dengan memeganginya yang berontak ke sana kemari. Di hatiku aku berharap, Santo Yohanes Maria Vianney, kumohon agar engkau mendoakan aku untuk mengalahkan Setan ini… Lalu si Setan lalu merajuk lagi, ”Ah kenapa tenagaku melemah, tak sekuat tadi”.

Kukatakan padanya, ”No place for evil, you know!” Kutantang dia, ”Kenapa kau kuasai anak ini. Nanti acara kita di rumah Tuhan hanya satu, ialah memutus perjanjian leluhur anak ini dengan Lucifer keparat ini!” Kemudian dia mengikik mirip nenek Lampir dalam film Misteri Gunung Merapi, atau mirip kuntilanak. Gampang dipancing ya hahaha… Makaacara kita satu-satunya di depan Sakramen Mahakudus nanti hanyalah memutuskan perjanjian itu dan kamu akan mengalami sengsara kekal. Kalau kamu ingin bahagia, ajaklah anak buahmu dan dirimu sendiri bertobat, kembali menyembah Allah yang benar! Jangan iri lagi karena Putra-Allah menjadi Manusia”… Mendengar perkataan ini, dia meradang, ”I hate you.. !” Namun, setelah mendengar betapa ia membenci para imam, saya merasa mendapatkan kekuatan dan keharuan.

Kami mau membawamu ke hadapan Sakramen Mahakudus, Raja Semesta Alam yang penuh kuasa. Ia mengawal kami sampai ke samping kapel kecil (yang sebenarnya besar sekali).

Jika dilihat dari ruang umat, kepalanya kami letakkan di sebelah kiri. Saya minta dipinjamkan korek api dari pak Satpam untuk menyalakan lilin di kanan kiri tabernakel.

Lalu saya menghadapi tubuh mahasiswi itu dari trap, membelakangi altar dan Sakramen Mahakudus. Ooo… Dia yang terjelek, hitam, telah diborgol… dimasukkan ke dalam kereta… Ooo Malaikat Agung Santo Mikael… ooh.. Sampai di pintu utama, anak itu minta kembali ke dalam, ”Romo, teman-teman, saya harus kembali… Itu Tuhan…”Dia kutuntun, dan dengan tangannya ia menggapai ke arah Tabernakel…” Sampai di panti imam, di samping kanan altar ia mencium patung kaki Kristus… Lalu menuju tabernakel, ia memeluk tabernakel itu erat-erat.

”Tuhan Yesus terima kasih.. Syukur kepadamu.. ” lalu ia menangis di situ beberapa saat. Aku tak akan meninggalkan engkau dan putramu”… Iman lebih kuat dari segala yang jahat Pak Satpam menyerahkan kunci wisma Antonius.

Setelah makan minum, anak itu bercerita kepada kami tentang kejadian semalam.

Bahwa setelah makan malam, ia masuk kamar di villa, dan melihat dua orang manusia bertanduk.

Si mahasiswi menawar, karena ketakutan serta kasihan kalau semua peserta kesurupan, maka spontan dia mempersilakan mahluk itu merasuki dirinya saja. Ketika di depan altar itulah, sebenarnya dia hampir saja mengikuti kehendak Lucifer untuk mengikutinya.

Pasalnya, Lucifer mengancam, jika ia tidak mau ikut, maka imam itulah yang akan dibunuhnya. Tetapi melesat ada malaikat yang membisikinya, ”Romo itu baik-baik saja, maka lawanlah Lucifer, sementara kami akan menariknya keluar dari tubuhmu.” Maka ia berani melawan, dan Lucifer ditarik oleh balatentara malaikat, diborgol lalu dimasukkan ke dalam kereta yang melesat membuangnya ke neraka. Sampai Minggu sore tak habis-habisnya saya, Asrul, Anton, Martha membicarakan hal ini.

Juga teman-teman peserta rekoleksi KMK-KAJ Dekenat Timur dan OMK Wilayah Mikael Malaikat Agungdan St. Andreas. Semua membuahkan satu kenyataan: bahwa iman lebih kuat daripada kebencian, apalagi setan. Saya makin yakin dan percaya bahwa alam maut tak akan menguasai Gereja sampai kapanpun sesuai dengan janji Tuhan. Pertama-tema saya mengucapkan terima kasih kepada Bruder Yohanes FC yang telah pernah memposting teks resmi mengenai doa exorcism dari Vatikan ke milist komunikasi KAS. Melalui pengalaman saya melakukan eksorsisme, sayapun semakin bersyukur atas rahmat Sakramen Imamat kepada Gereja, yang ternyata memang menjadi sasaran tembak utama setan namun sekaligus juga alasan ketakutan setan.

Panggilan menjelang tengah malam Kisahnya demikian: Pada hari Sabtu, tanggal 27 November 2010, saya mendampingi rekoleksi OMK (Orang Muda Katolik) Stasi Tambun paroki Bekasi di Cipanas. Pikiran saya langsung bekerja: jarak antara Cipanas hingga Cibulan adalah sekitar 15 Km. Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke sana disertai oleh Martha dan Anton. Jujur saja, sebenarnya saya termasuk golongan orang yang skeptis dalam urusan semacam ini.

Saat itu saya tak punya pilihan lain, selain berusaha mengingat- ingat sendiri saja, sambil berbincang-bincang dengan Anton dan Marta. Dari keempat anak itu, ada satu orang yang kata mereka paling kuat.

Mbah dukun itu sudah dipanggil sejak pukul tujuh malam tadi dan gagal, lalu pulang. Namun kata mereka, Pak pendeta juga menyatakan tak sanggup pula, lalu pulang. Kuncinya: jangan berkompromi dengan setan Terlihat badan gadis itu tengkurap, mata terpejam separuh. Ia mengais punggung bawah sambil keluar bunyi desis dari mulutnya, sampai bajunya terlihat sobek sedikit. Ciri kerasukan setan yang membedakannya dari depresi antara lain adalah, jika disebut nama Malaikat Agung Santo Mikael, atau nama Para Kudus, juga Bunda Maria dan Tuhan Yesus Kristus, maka ia tentu akan bereaksi dengan keras. Agak skeptis, namun tetap dengan memegang erat jari-jari kaku yang mencekam dari anak itu, saya katakan dengan suara wajar namun jelas terdengar, ”Keluarlah dari badan anak ini!

Dalam nama Yesus Kristus Tuhanmu, serta Malaikat Agung Santo Mikael yang kepadanya kamu membangkang, keluarlah”. Dengan gerakan cepat dan tak terpahami dari sudut mekanika badan manusia, ia berkelit langsung menatap wajahku, face to face, eyes to eyes….Ia mendesis menatap lurus ke mata saya, matanya penuh kebencian… Lalu dia berkata: ”Jangan sebut nama itu! Maka si anak merasa lemah, karena tak mau Romo diapa-apakan oleh setan. Saya tetap mengingat teks postingan bruder di milist itu, dan makin yakin akan kebenaran isinya.

Saya menjawab sambil teringat Mzm 121:2, ”Kekuatanku datang dari Allah, yang menjadikan langit dan bumi”. Si setan menjerit-jerit, dan kemudian ia lari lagi… Lalu saya mendengar berita bahwa ketiga mahasiswi lain sudah dilepaskan. ”Aku, Lucifer” Ketika masuk lagi yang terakhir kali ke dalam anak itu, dia memeluk saya.

Dengan seolah suara si mahasiswi, dia mengendus tengkuk saya sambil berbisik, ”Aku Lucifer”.

Kamu mau melawan imamatNya?” Lalu ia menjawab dengan nada meremehkan, ”Aku tak takut, Romo, pada imamatmu!” Ke kapel Lembah Karmel kami membawanya Ketika Lucifer menantang imamat saya, saya marah. Saya melepaskan dia dulu untuk mengambil peralatan aspergil dan stola serta minyak suci, sementara dia ditahan oleh para mahasiswa yang ”menimbunnya”: dengan doa-doa Salam Maria, Bapa Kami, Aku Percaya, serta menindihnya dengan tubuh-tubuh kuat mereka.

Saat itu, saya berpikir, ini sudah dini hari, semua akan kacau jika tak diakhiri. Oleh karena itu, saya memerintahkan agar tubuh mahasiswi ini digotong dan dievakuasi.

Mbak Sari dengan sigap telah meminta Satpam membuka gerbang dan pintu kapel. Bapalah yang harus tanggungjawab atas kematiannya!” Kemudian, anak itu muntah-muntah di mobil. Anton, Asrul dan Marta tetap berdoa dengan memeganginya yang berontak ke sana kemari. Di hatiku aku berharap, Santo Yohanes Maria Vianney, kumohon agar engkau mendoakan aku untuk mengalahkan Setan ini… Lalu si Setan lalu merajuk lagi, ”Ah kenapa tenagaku melemah, tak sekuat tadi”.

Kukatakan padanya, ”No place for evil, you know!” Kutantang dia, ”Kenapa kau kuasai anak ini. Nanti acara kita di rumah Tuhan hanya satu, ialah memutus perjanjian leluhur anak ini dengan Lucifer keparat ini!” Kemudian dia mengikik mirip nenek Lampir dalam film Misteri Gunung Merapi, atau mirip kuntilanak. Gampang dipancing ya hahaha… Maka acara kita satu-satunya di depan Sakramen Mahakudus nanti hanyalah memutuskan perjanjian itu dan kamu akan mengalami sengsara kekal.

Kalau kamu ingin bahagia, ajaklah anak buahmu dan dirimu sendiri bertobat, kembali menyembah Allah yang benar!

Jangan iri lagi karena Putra-Allah menjadi Manusia”… Mendengar perkataan ini, dia meradang, ”I hate you.. !” Namun, setelah mendengar betapa ia membenci para imam, saya merasa mendapatkan kekuatan dan keharuan.

Kami mau membawamu ke hadapan Sakramen Mahakudus, Raja Semesta Alam yang penuh kuasa. Ia mengawal kami sampai ke samping kapel kecil (yang sebenarnya besar sekali). Jika dilihat dari ruang umat, kepalanya kami letakkan di sebelah kiri. Saya minta dipinjamkan korek api dari pak Satpam untuk menyalakan lilin di kanan kiri tabernakel. Lalu saya menghadapi tubuh mahasiswi itu dari trap, membelakangi altar dan Sakramen Mahakudus. Ooo… Dia yang terjelek, hitam, telah diborgol… dimasukkan ke dalam kereta… Ooo Malaikat Agung Santo Mikael… ooh.. Sampai di pintu utama, anak itu minta kembali ke dalam, ”Romo, teman-teman, saya harus kembali… Itu Tuhan…” Dia kutuntun, dan dengan tangannya ia menggapai ke arah Tabernakel…” Sampai di panti imam, di samping kanan altar ia mencium patung kaki Kristus… Lalu menuju tabernakel, ia memeluk tabernakel itu erat-erat.

”Tuhan Yesus terima kasih.. Syukur kepadamu.. ” lalu ia menangis di situ beberapa saat. Aku tak akan meninggalkan engkau dan putramu”… Iman lebih kuat dari segala yang jahat Pak Satpam menyerahkan kunci wisma Antonius. Bahwa setelah makan malam, ia masuk kamar di villa, dan melihat dua orang manusia bertanduk.

Si mahasiswi menawar, karena ketakutan serta kasihan kalau semua peserta kesurupan, maka spontan dia mempersilakan mahluk itu merasuki dirinya saja.

Ketika di depan altar itulah, sebenarnya dia hampir saja mengikuti kehendak Lucifer untuk mengikutinya. Pasalnya, Lucifer mengancam, jika ia tidak mau ikut, maka imam itulah yang akan dibunuhnya.

Tetapi melesat ada malaikat yang membisikinya, ”Romo itu baik-baik saja, maka lawanlah Lucifer, sementara kami akan menariknya keluar dari tubuhmu.” Maka ia berani melawan, dan Lucifer ditarik oleh balatentara malaikat, diborgol lalu dimasukkan ke dalam kereta yang melesat membuangnya ke neraka. Sampai Minggu sore tak habis-habisnya saya, Asrul, Anton, Martha membicarakan hal ini. Semua membuahkan satu kenyataan: bahwa iman lebih kuat daripada kebencian, apalagi setan. Saya makin yakin dan percaya bahwa alam maut tak akan menguasai Gereja sampai kapanpun sesuai dengan janji Tuhan.

Syukur tak terkira untuk kuasa-Mu di dalam Sakramen Maha Kudus dan Imamat yang Engkau karuniakan kepadaku. Segala hormat, pujian dan syukur, kusampaikan kepada-Mu, Ya Tuhan Raja semesta alam.

Syukur tak terkira untuk kuasa-Mu di dalam Sakramen Maha Kudus dan Imamat yang Engkau karuniakan kepadaku. Segala hormat, pujian dan syukur, kusampaikan kepada-Mu, Ya Tuhan Raja semesta alam.

“Aku Bisa Mencium Bau Napas Setan”

Di antara mereka yang pernah datang minta tolong kepada Pastor Gabriele adalah Rosa, bukan nama sebenarnya. “Exorcizo deo immundissimus spiritus,” Pastor Gabriele, seperti dikutip Vanity Fair, mulai membacakan doa di depan Rosa. Setelah menjalani eksorsisme untuk kesekian kalinya, Rosa bercerita bahwa dia sudah pernah datang ke psikiater dan dokter.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.