Inisiasi adalah penerimaan anggota baru ke dalam suatu kelompok tertentu. Krisma dikatakan inisiasi karena memiliki makna yaitu resminya seseorang menjadi anggota di suatu gereja, atau bisa dikatakan bahwa dengan adanya sakramen krisma seseorang memiliki ikatan yang lebih kuat dengan gereja. Dan menurut KHK 891, penerima sakramen krisma adalah mereka yang sudah dapat menggunakan akal. Adapun pelaksanaan dalam sakramen krisma dilakukan dengan pengurapan minyak myron yang telah diberkati uskup serta penumpangan tangan.
Pengurapan dengan minyak memiliki makna pengangkatan seseorang ke dalam suatu jabatan atau tugas suci, sedangkan penumpangan tangan memiliki makna pengalihan kekuatan ilahi yang meliputi penyembuhan dan penugasan. Namun, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya,yaitu bahwa dalam babtis diberikan rahmat pengudus dari Roh Kudus, sedangkan krisma diberikan rahmat Roh Kudus yang melengkapi.
Dalam sakramen krisma, terdapat lima rahmat, yaitu menjadikan anak Allah, lebih teguh dalam Kristus, menambah karunia Roh Kudus, mengikat kita lebih sempurna dengan gereja, serta menganugerahkan kekuatan Roh Kudus. Sakramen Pengutusan, itu berarti bahwa manusia yang sudah dewasa secara jasmani dan rohani akan dikuatkan Roh Kudus untuk menjadi saksi bagi Kristus melalui perbuatannya. Seperti bayi yang baru lahir, kita juga pastinya akan bertumbuh dan berkembang. Maka dari itu, sakramen krisma ada untuk memberikan kita kekuatan dalam menaklukkan peperangan rohani.
Salah satu tujuan sakramen krisma adalah membuat kita lebih bertanggung jawab dalam pelayanan. Kita akan selalu menanti janji Tuhan walaupun kelihatannya itu mustahil.
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk tanda suci (objek materi atau tindakan) yang memiliki kemiripan dengan Sakramen, lihat Sakramentali Meskipun tidak semua orang dapat menerima semua sakramen, sakramen-sakramen secara keseluruhan dipandang sebagai sarana penting bagi keselamatan umat beriman, yang menganugerahkan rahmat tertentu dari tiap sakramen tersebut, misalnya dipersatukan dengan Kristus dan Gereja, pengampunan dosa-dosa, ataupun pengkhususan (konsekrasi) untuk suatu pelayanan tertentu. Tetapi kurang layaknya kondisi penerima untuk menerima rahmat yang dianugerahkan tersebut dapat menghalangi efektivitas sakramen itu baginya; sakramen memerlukan adanya iman meskipun kata-kata dan elemen-elemen ritualnya berdampak menyuburkan, menguatkan, dan memberi ekspresi bagi iman (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, 224).
Penjelasan tiap sakramen tersebut berikut ini terutama didasarkan atas Kompendium Katekismus Gereja Katolik.
Pembaptisan juga membuat penerimanya mengambil bagian dalam imamat Kristus dan merupakan landasan komuni (persekutuan) antar semua orang Kristen. Sakramen ini menandai penerimanya dengan suatu meterai rohani yang berarti orang tersebut secara permanen telah menjadi milik Kristus.
Seperti pembaptisan, penguatan hanya diterima satu kali, dan si penerima harus dalam keadaan layak (artinya bebas dari dosa-maut apapun yang diketahui dan yang belum diakui) agar dapat menerima efek sakramen tersebut. Hanya uskup atau imam yang dapat menjadi pelayan Sakramen Ekaristi, dengan bertindak selaku pribadi Kristus sendiri.
Sakramen ini memiliki empat unsur: penyesalan si peniten (si pengaku dosa) atas dosanya (tanpa hal ini ritus rekonsiliasi akan sia-sia), pengakuan kepada seorang imam (boleh saja secara spirutual akan bermanfaat bagi seseorang untuk mengaku dosa kepada yang lain, akan tetapi hanya imam yang memiliki kuasa untuk melayankan sakramen ini), absolusi (pengampunan) oleh imam, dan penyilihan. Pada awal abad-abad Kekristenan, unsur penyilihan ini sangat berat dan umumnya mendahului absolusi, namun sekarang ini biasanya melibatkan suatu tugas sederhana yang harus dilaksanakan oleh si peniten, untuk melakukan beberapa perbaikan dan sebagai suatu sarana pengobatan untuk menghadapi pencobaan selanjutnya.
Baru menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang. Dalam tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-orang yang berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai “Pengurapan Terakhir”, yang dilayankan sebagai salah satu dari “Ritus-Ritus Terakhir”.
Pentahbisan seseorang menjadi imam mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup yang bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Pentahbisan seseorang menjadi diakon mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Hamba semua orang, menempatkan dia pada tugas pelayanan uskup yang bersangkutan, khususnya pada kegiatan Gereja dalam mengamalkan cinta-kasih Kristiani terhadap kaum papa dan dalam memberitakan firman Allah. Sakramen-sakramen juga invalid jika materia atau forma-nya kurang sesuai dengan yang seharusnya. Syarat terakhir berada di balik penilaian Tahta Suci pada tahun 1896 yang menyangkal validitas imamat Anglikan. Adapun masing-masing Gereja Katolik Ritus Timur, setelah memenuhi syarat-syarat tertentu termasuk berkonsultasi dengan (namun tidak harus memperoleh persetujuan dari) Tahta Suci, dapat menetapkan halangan-halangan (Kitab Hukum Kanonik Gereja-Gereja Timur, kanon 792). Syarat-syarat bagi validitas pernikahan seperti cukup umur (kanon 1095) serta bebas dari paksaan (kanon 1103), dan syarat-syarat bahwa, normalnya, mengikat janji pernikahan dilakukan di hadapan pejabat Gereja lokal atau imam paroki atau diakon yang mewakili mereka, dan di hadapan dua orang saksi (kanon 1108), tidaklah digolongkan dalam Hukum Kanonik sebagai halangan, tetapi sama saja efeknya. Ada tiga sakramen yang tidak boleh diulangi: Pembaptisan, Penguatan dan Imamat: efeknya bersifat permanen. Akan tetapi, jika ada keraguan mengenai validitas dari pelayanan satu atau lebih sakramen-sakramen tersebut, maka dapat digunakan suatu formula kondisional pemberian sakramen misalnya: “Jika engkau belum dibaptis, aku membaptis engkau …”
ARTI DAN TUJUAN DARI SAKRAMEN KRISMA
Inisiasi adalah penerimaan anggota baru ke dalam suatu kelompok tertentu. Krisma dikatakan inisiasi karena memiliki makna yaitu resminya seseorang menjadi anggota di suatu gereja, atau bisa dikatakan bahwa dengan adanya sakramen krisma seseorang memiliki ikatan yang lebih kuat dengan gereja. Dan menurut KHK 891, penerima sakramen krisma adalah mereka yang sudah dapat menggunakan akal.
Adapun pelaksanaan dalam sakramen krisma dilakukan dengan pengurapan minyak myron yang telah diberkati uskup serta penumpangan tangan. Pengurapan dengan minyak memiliki makna pengangkatan seseorang ke dalam suatu jabatan atau tugas suci, sedangkan penumpangan tangan memiliki makna pengalihan kekuatan ilahi yang meliputi penyembuhan dan penugasan. Namun, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya,yaitu bahwa dalam babtis diberikan rahmat pengudus dari Roh Kudus, sedangkan krisma diberikan rahmat Roh Kudus yang melengkapi.
Dalam sakramen krisma, terdapat lima rahmat, yaitu menjadikan anak Allah, lebih teguh dalam Kristus, menambah karunia Roh Kudus, mengikat kita lebih sempurna dengan gereja, serta menganugerahkan kekuatan Roh Kudus. Sakramen Pengutusan, itu berarti bahwa manusia yang sudah dewasa secara jasmani dan rohani akan dikuatkan Roh Kudus untuk menjadi saksi bagi Kristus melalui perbuatannya.
Seperti bayi yang baru lahir, kita juga pastinya akan bertumbuh dan berkembang.
Maka dari itu, sakramen krisma ada untuk memberikan kita kekuatan dalam menaklukkan peperangan rohani. Salah satu tujuan sakramen krisma adalah membuat kita lebih bertanggung jawab dalam pelayanan. Kita akan selalu menanti janji Tuhan walaupun kelihatannya itu mustahil.
Mengenal Sakramen Krisma Sebagai Penguatan Jiwa Umat Kristus
karya Silvester Susianto Budi, MSF, sakramen krisma berupaya menguatkan orang yang telah dibaptis untuk menjadi saksi Kristus dan menyebarkan iman dengan perkataan serta perbuatannya.
8 Tujuan Sakramen Krisma dalam Kepercayaan Katolik
Krisma dikatakan inisiasi karena memiliki makna yaitu resminya seseorang menjadi anggota di suatu gereja, atau bisa dikatakan bahwa dengan adanya sakramen krisma seseorang memiliki ikatan yang lebih kuat dengan gereja. Selain itu, sakramen krisma juga dikatakan penyempurnaan inisiasi dan melengkapi rahmat babtis. Dan menurut KHK 891, penerima sakramen krisma adalah mereka yang sudah dapat menggunakan akal.
Dasar tersebut berada pada Kisah Para Rasul 8:16-17 yang mengatakan bahwa Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka yang dibabtis dalam nama Tuhan Yesus sampai adanya penumpangan tangan.
Apabila memang ayat-ayat tersebut benar merupakan dasar adanya sakramen krisma, maka bisa dikatakan bahwa ada perubahan substansiil dalam sakramen ini, yaitu dari penumpangan tangan menjadi pengurapan dengan minyak krisma. Lalu pada jaman pertengahan, St. Thomas Aquinas membentuk pandangan Gereja Katolik Roma mengenai sakramen krisma, yaitu bahwa sakramen krisma adalah pemberian Roh Kudus yang merupakan penerusan pentakosta dalam gereja, dan sakramennya diarahkan kepada pengakuan publik dengan memberikan kesaksian iman. Adapun pelaksanaan dalam sakramen krisma dilakukan dengan pengurapan minyak myron yang telah diberkati uskup serta penumpangan tangan. Pengurapan dengan minyak memiliki makna pengangkatan seseorang ke dalam suatu jabatan atau tugas suci, sedangkan penumpangan tangan memiliki makna pengalihan kekuatan ilahi yang meliputi penyembuhan dan penugasan.
Dalam sakramen krisma, terdapat lima rahmat, yaitu menjadikan anak Allah, lebih teguh dalam Kristus, menambah karunia Roh Kudus, mengikat kita lebih sempurna dengan gereja, serta menganugerahkan kekuatan Roh Kudus.
Sebelumnya telah dituliskan bahwa sakramen krisma merupakan pemberian rahmat Roh Kudus, dan rahmat Roh Kudus inilah yang mendewasakan manusia sehingga dia mampu untuk memikul tanggung jawab Kristiani, baik di dalam gereja maupun di dalam masyarakat. Lalu mengapa dikatakan sebagai sakramen pengutusan, itu berarti bahwa manusia yang sudah dewasa secara jasmani dan rohani akan dikuatkan Roh Kudus untuk menjadi saksi bagi Kristus melalui perbuatannya. Seperti bayi yang baru lahir, kita juga pastinya akan bertumbuh dan berkembang.
Maka dari itu, sakramen krisma ada untuk memberikan kita kekuatan dalam menaklukkan peperangan rohani. Salah satu tujuan sakramen krisma adalah membuat kita lebih bertanggung jawab dalam pelayanan. Seperti umat Israel, seorang pendeta pernah mengatakan bahwa jarak Mesir dan Kanaan tidak lebih dari 250 mil yang sebenarnya dapat ditempuh dalam sebelas hari dengan berjalan kaki, namun karena dosa-dosa umat Israel, Tuhan membuat mereka berputar-putar hingga selama 40 tahun.
6 Makna Sakramen Krisma Bagi Anak Remaja Katolik
Karena buah-buah sakramen krisma ini merupakan bukti seorang anak yang telah menyatakan iman teguhnya sebagai pengikut Kristus. Mereka yang menerima sakramen krisma berarti telah menjadi lebih dewasa dalam pola pikir dan pandangan imannya.
Sakramen ini juga merupakan ajang bagi seorang anak untuk lahir baru dan menerima Yesus Kristus sebagai sejarah pengakuan iman rasuli yang pribadi dalam hidupnya.
Makna sakramen krisma selanjutnya yaitu berupa keselamatan yang diterima secara sadar dan pribadi sebagai anugerah dari Tuhan Yesus sendiri. Melalui syarat menerima sakramen krisma ini berarti mengakui Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribadi sehingga telah ditebus dari dosa masa lalu maupun kutuk nenek moyang. Dimana firman Tuhan bukan hanya dimiliki sendiri namun juga akan menjadi bagian untuk orang lain yang ada di sekitarnya.
Bukan hanya keselamatan dan kasih karunia, namun juga menjadi bagian untuk memikul tanda salib katolik inilah yang harus dimaknai lebih jelas pada saat mulai bertumbuh dewasa baik fisik maupun imannya. Penerimaan sakramen krisma juga bukan hanya sebagai prosesi, tetapi merupakan arti penting dalam kehidupan iman anak Katolik yang telah dengan yakin dan sadar memilih jalan kepercayaannya.
Apa Itu Sakramen Krisma?
Perbuatan Sakramen Krisma yaitu Me-numpangkan tangan atas calon sbg tanda mohon turunnya Roh Kudus dgn Doa Epiklese. Rahmat Pengudus (pemulihan kembali Citra Allah dengan sifat-sifat ilahi, & penggarapannya terus menerus) & Rahmat Pembantu (bantuan & kekuatan ilahi utk mengamalkan Citra Allah, berani melawan setan & kaki-tangannya, serta mampu memikul derita). memenuhi syarat untuk menerima Sakramen pada umumnya (beriman, sudah dibaptis, dalam keadaan berahmat, tidak berdosa besar, mengaku dosa lebih dulu). Dewasa Moral = mampu melaksanakan kebaikan secara tahu & mau, bertindak dgn motivasi intern. Dewasa Rohani & dewasa Iman = mampu “melihat” hal yg tak ter-lihat mata, Tuhan, rahmat-Nya, kekuatan kasih & doa, & kebenaran Firman-Nya, & mampu kontak batin dgn Tuhan, motivasi intern kuat, kekuatan batin luar biasa, & kuat menderita.
APA itu SAKRAMEN KRISMA [ PENGUATAN]
Bumi Serpong Damai, Sektor 1.2, Jalan Alamanda Blok V No.1, Rawa Buntu, Tangerang, Rw.
Be First to Comment