Press "Enter" to skip to content

Arti Doa Bapa Kami Katolik Perkalimat

Selain itu, doa bisa dikatakan sebagai nafas iman bagi setiap manusia. Dalam doa bapa kami ini, Yesus memberikan dua nasihat kepada murid-muridnya:

Jangan bertele-tele ungkapkan secara langsung apa yang menjadi kegelisahanmu kepada Allah Bapa. Mari kita periksa isi dan penjelasan Doa Bapa Kami ini, seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus.

Jika kamu membalas kejahatan dengan kasih, artinya kerajaan Allah ada padamu. Kata ini bermakna penyerahan diri, dengan segala kerendahan hati manusia pada Tuhan. Dari kata ini, Yesus ingin mengajarkan anak-anak-Nya untuk selalu berserah diri pada Bapa. Bagian ini adalah ungkapan permohonan agar selalu dicukupkan rejekinya sehingga anda dapat menjalani kehidupan.

Makna kalimat berikut adalah Tuhan ingin mengajak setiap manusia untuk mengampuni yang bersalah kepada anda.

Sampai saat ini, Doa Bapa Kami telah dipelajari hanya untuk kepentingannya ibadat tanpa memperhatikan sejarah dan tradisinya.

Ada enam permohonan dalam Doa Bapa Kami, yang disusun secara paralel. Ketiga permohonan ini adalah untuk kemuliaan Tuhan, termasuk pengudusan nama, kerajaan, dan kehendak-Nya.

Tiga sisanya, yang meliputi permohonan rezeki, pengampunan, dan penebusan, adalah untuk kebaikan manusia. Menurut penelitian, Doa Bapa Kami mengandung tiga unsur umum: pujian, permohonan, dan kerinduan akan datangnya kerajaan Allah. Ketiga komponen ini mirip dengan doa Yahudi lainnya dari zaman Yesus Kristus.

Kemungkinan juga Yesus mengajarkan doa ini kepada rasul-rasulnya dalam bahasa Aram (Ibrani kuno). 6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. 7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.

Perbedaan ini menyebabkan orang Kristen terlibat dalam perdebatan panjang tentang kalimat doa yang akan digunakan. Meskipun berbeda secara kontekstual, ini tidak meniadakan makna sebenarnya dari Doa Bapa Kami.

“dikuduskanlah namamu” dalam doa bapa kami kalimat ini mengandung makna…A.memerintah

Makna yang terkandung dalam Doa Bapa Kami “Dikuduskanlah nama-Mu” adalah c. mengakui kekudusan Allah.

Mengapa doa bapa kami di sebut doa yang sempurna​

Apakah standart penilaian kesempurnaan(dalam hal ini Doa Bapa Kami) itu? Taukah anda bahwa ada banyak hal yang diajarkan Yesus selama masa hidupNya di bumi?

Saya kira beberapa terjemahan di atas bisa membuat para pembaca mengerti, bahwa Yesus hidup didalam tuntutan Hukum Taurat. Ketentuan ini membuat segala sesuatu yang diajarkan Yesus, beraroma Hukum Taurat.

Memang pada beberapa bagian, Yesus mengajar (lebih kepada menubuatkan) hal-hal tentang masa depan. Saya pernah bertanya pada sekelompok orang dalam suatu peribadahan (saat itu saya jadi pengkhotbah di situ [ cat : Pengkhotbah yah..bukan Pemimpin. Sebelum darah Yesus tertumpah, itu artinya perjanjiannya masih lama. Dari sini kita mengerti bahwa PB dimulai setelah peristiwa Salib dan realisasinya di Kisah Para Rasul. Tetapi juga, jika kita paham, mungkin lebih baik doa ini tidak digunakan, sehingga kita berdoa dengan doa dalam perspektif Perjanjian Baru. Terima kasih atas pengampunan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.

Artinya mengampuni dahulu lalu diampuni, maka hari ini dalam Perjanjian Baru, kita dapat dengan berani berkata “aku telah diampuni, bahkan ketika aku belum mengampuni”. Mungkin bagi kita yang telah lama diracuni konsep judaisme dalam kekristenan, hal ini adalah keanehan, tapi inilah keajaiban karya salib itu.

– Yesus mengajar Doa Bapa Kami berdasarkan tuntutan Hukum Taurat

Mengenal Sejarah dan Makna Doa Bapa Kami

Gereja Sabda Bahagia atau Church of the Beatitudes di Yerusalem, bukit tempat Yesus mengajarkan doa Bapa Kami menurut Injil Matius Foto: iStockphoto/kavramGereja Sabda Bahagia atau Church of the Beatitudes di Yerusalem, bukit tempat Yesus mengajarkan doa Bapa Kami menurut Injil Matius Penelitian menyebut ada tiga elemen umum dari Doa Bapa Kami, yaitu Pujian, Permohonan, dan Kerinduan akan datangnya kerajaan Allah. Disebutkan juga kemungkinan besar, Yesus menggunakan bahasa Aramic (Ibrani kuno) saat mengajarkan doa ini kepada murid-muridnya. Gereja Pater Noster, tempat murid Yesus meminta diajarkan Doa Bapa Kami menurut Injil Lukas Foto: iStockphoto/trabantosGereja Pater Noster, tempat murid Yesus meminta diajarkan Doa Bapa Kami menurut Injil Lukas

Perbedaan ini menimbulkan perdebatan panjang bagi umat Kristiani dalam menentukan kalimat doa yang harus digunakan. Konteks doa Bapa Kami dalam Injil Matius disampaikan Yesus saat memberikan khotbah 8 sabda bahagia bagi ke-12 muridnya di atas bukit (Yerusalem). Dalam doa ini, Yesus mengajarkan dua nasihat kepada para murid, janganlah berdoa untuk dinilai orang atau agar dikatakan hebat dalam ibadah dan kedua ungkapkan secara langsung apa yang menjadi kegelisahanmu kepada Allah Bapa. Mari kita telaah isi dan penjelasan Doa Bapa Kami yang telah diajarkan Tuhan Yesus Kristus, merujuk berbagai sumber.

Oleh karena itu sebagai umat dan anak Allah, tidak boleh mengucapkan nama Tuhan dengan sembarangan. Kata ini menjadi pengingat rejeki dan kesehatan merupakan berkat yang Tuhan berikan pada kita. Makna kalimat berikut adalah Tuhan ingin mengajak setiap manusia untuk berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu, sebelum mengampuni kesalahan yang orang perbuat pada kita. Doa adalah salah satu cara Tuhan membimbing manusia untuk jauh dari kejahatan dan cobaan.

Pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus pada pertengahan tahun 2019 dilaporkan mengizinkan perubahan dalam kalimat Doa Bapa Kami. Paus Fransiskus menyebut perubahan itu didasarkan pada terjemahan Bapa Kami dalam bahasa Inggris yang tidak tepat. Isu perubahan kalimat Doa Bapa Kami muncul setelah 16 tahun penelitian menemukan kesalahan secara teologi, pastoral, maupun gaya bahasa.

Iman Katolik …..Media Informasi dan Sarana Katekese

Doa “Bapa Kami” versi Injil Matius terdapat dalam Mat 6:5-15, di mana Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya para murid berdoa. Untuk mencegah kemunafikan, baiklah para murid berdoa di tempat tersembunyi, yang jauh dari keramaian (bdk ay 6). Kedua, Yesus menasihati para muridNya, supaya dalam berdoa, mereka “jangan bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah” (bdk ay 7).

Sesudah Yesus menasehatkan dua hal penting tersebut, Ia kemudian mengajarkan doa “Bapa Kami” berikut ini:

Sedangkan bagi keperluan manusia, dimohonkan agar diberi makanan secukup-nya, diampuni kesalahannya, dan dilepaskan dari yang jahat (bdk ay 11-13) . Para murid dapat mengenal “Bapa” dengan baik, karena Yesus telah memperkenalkanNya kepada mereka (bdk Yoh 1:18; 14:6-11).

Dalam konteks itulah, Yesus mengajak para muridNya untuk “menguduskan nama Allah”, yakni dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik di tengah-tengah orang banyak, supaya dengan melihat perbuatan-perbuatan baik tersebut, mereka pun akhirnya “memuliakan Bapa yang di surga” (bdk Mat 5:16). Menurut keyakinan bangsa Israel , “Tuhan adalah Raja untuk seterusnya dan selama-lamanua” (bdk Mzm 10:16; 29:10; 146:10). Jadi memohon agar “kerajaan Allah datang” berarti meminta supaya Allah segera menjadi Raja atas seluruh bumi, sehingga semua orang sujud menyembah Dia sebagai Raja semesta alam dengan berhiaskan kekudusan hidup (bdk 1 Taw 16:29-31; Mzm 96:8-10). Jika Allah sudah meraja di atas bumi, permusuhan dan peperangan tidak akan ada lagi (bdk Yes 9:4; 11:6-8). Seluruh bumi akan dipenuhi dengan damai sejahtera yang abadi dan tidak berkesudahan, (bdk Yes 9:6a). Sebab di dalam Yesus, mulai terbit kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh kudus (bdk Rom 14:17).

Dalam hal ini, Yesus telah memberikan contoh, bagaimana seharusnya manusia hidup, yaitu dengan senantiasa melakukan kehendak Allah (bdk Y oh 4:34; Ibr 10:7.9). Karena itu, Paulus menasihatkan agar orang Kristen berusaha untuk mengetahui kehendak Allah dan hidup sesuai dengannya (bdk Rom 12:2; Ef 5:17). Bukankah sejak semula, Allah telah memberikan makanan dan pakaian kepada manusia (bdk Kej 1:29; 3:21) Asal manusia mau berusaha, ia tentu akan mendapatkan makanan yang diperlukan, (sebab Allah tidak pernah lalai untuk memperhatikan ciptaanNya. Supaya dapat hidup, manusia hanya membutuhkan makanan secukupnya setiap hari, tidak perlu berlebihan. Karena itu, baik Yesus maupun Paulus menasihatkan agar orang beriman waspada terhadap segala ketamakan (bdk Luk 12:15; 1 Tim 6:9-10). Orang beriman harus hidup dengan rasa cukup atas anugerah Allah setiap hari (bdk Mat 6:34; 1 Tim 6:6-7) .

Sekalipun dosa manusia sangat besar dan berat, tetapi jika ia memohon pengampunan, Allah pasti sudi mengampuninya (bdk Kej 18:16-33). Dalam hal pengampunan, mereka harus bersikap seperti Allah yang senantiasa sudi mengampuni terus-menerus, tanpa memakai perhitungan (bdk Mat 18:21-22; Luk 17:3-4).

Karena itu, sebelum berdoa untuk memohon pengampunan atas dosa mereka sendiri, para murid harus terlebih dahulu sudi mengampuni orang yang berdosa terhadap mereka (bdk Mat 5:23-24; Mrk’11:25), sekaligus memohonkan pengampunan Allah bagi dia (bdk Luk 23:34) .

Apabila berhadapan dengan tipu daya kenikmatan duniawi, mereka mudah jatuh ke dalam pencobaan (bdk Mat 13:22; Mt:k 4:19; Luk 8:14; 1Tim 6:9-10). Demikian pula, jika mengalarni penindasan dan penganiayaan karena iman, mereka dengan gampang murtad. Sadar akan kelemahan manusiawi tersebut, Yesus menasihati para muridNya untuk berjaga-jaga dan berdoa, supaya mereka jangan jatuh ke dalam pencobaan: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah!”

mereka perlu memohon kepada Allah: agar dikuatkan dalam pencobaan dan dilepaskan dari kejahatan (bdk Mat 6:13; Luk,11:4) . Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, Allah memang sering dipuji sebagai yang empunya kerajaan (bdk.

Jadi dengan mengucapkan doksologi tersebut, para murid menegaskan kembali harapannya agar kedaulatan Allah segera dipulihkan (bdkWhy 11:6; ,4:11; 5f~13) . Ya Tuhan, punyamulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.

Maka menanggapi permintaan tersebut, Yesus mengajarkan doa “Bapa Kami” kepada mereka (bdk ay 2-4). Sehubungan dengan itu, Yesus menganjurkan para muridNya untuk berusaha keras memperjuangkan pengabulan doa mereka (bdk ay 9-10).

Selain itu, ada juga sejumlah perbedaan dalam hal penggunaan kata dan perumusan kalimat. Supaya dapat dipahami dengan baik, doa “Bapa Kami” versi Injil Lukas ini perlu dijelaskan sedikit.

Penjelasan akan dipusatkan pada penggunaan kata dan perumusan kalimat yang berbeda dengan versi Injil Matius. Dalam hal ini, rujukan ke bahasa asli Injil (Yunani) dapat sangat membantu pemahaman. Karena sebutan “Bapa” sudah jelas merujuk kepada Allah (bdk Yoh 20:17), maka keterangan lebih lanjut tidak diperlukan lagi. Jadi jika para murid berdoa, cukup menyapa Allah dengan kata “Bapa” saja (bdk Luk 11:2).

Dalam doa “Bapa Kami” versi Injil Matius, permohonan demi kepentingan Allah ada 3 (tiga), yaitu agar namaNya dikuduskan, kerajaanNya datang dan kehendakNya terjadi (bdk Mat 6:9-10). Sedangkan dalam doa “Bapa Kami” versi Injil Lukas, permohonan demi kepentingan Allah hanya 2 (dua) saja, yakni supaya namaNya dikuduskan dan kerajaanNya datang (bdk Luk 11:2). mendambakan pemulihan kembali kekudusan nama Allah dan kedaulatan kerajaanNya, seperti dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel (bdk Yeh 36:23-24). Sedangkan Injil Lukas menggunakan ungkapan Yunani ” didou hemin to kath hemeran “, yang berarti “terus berilah kami setiap hari” (Inggris: “keep on giving us each day”). Nasihat Yesus tersebut tidak terdapat dalam Injil Lukas yang menekankan “pemenuhan kebutuhan setiap hari” (bdk Luk 12:22-31). Versi Injil Lukas memakai kata Yunani ” tas hamartias hemon ” yang berarti “dosa kami”, sementara versi Injil Matius memakai kata Yunani ” ta opheilemata hemon ” yang berarti “kesalahan kami”, Kedua, menurut versi Injil Lukas, alasan permohonan pengampunan ialah “sebab ‘kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepadakami” (bdk Luk 11:4); sedangkan rnenurut versi Injil Matius, dasar permohonan pengampunan adalah “seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (bdk Mat 6:12).

Versi Injil Lukas rnenggunakan ungkapan Yunani ” kai gar autoi aphiomen panti opheilonti hemin “, yang dalarn bahasa Inggris berarti “for we ourselves forgive every one who is indebted to us”; sementara versi Injil Matius menggunakan ungkapan Yunani ” hos kai heme is aphekamen tois opheiletais hemon “, yang dalarn bahasa Inggris berarti “as we also have forgiven our debtors”. Jadi berbeda dengan versi Injil Matius yang menekankan tindakan pengampunan sesaat (kata kerja memakai waktu lampau) untuk “orang tertentu”, versi Injil Lukas menekankan sikap pengampunan rutin (kata kerja rnemakai waktu sekarang!)

Permohonan terakhir ini sarna persis untuk kedua versi doa “Bapa Kami” yang terdapat dalam Injil.

Dengan menerima Sakramen Pernbaptisan dan Komuni Pertama, mereka sudah menjadi anggota penuh Gereja, sehingga boleh mendoakan doa “Bapa Kami” setiap hari. Tetapi karena diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri, maka kita memberanikan diri untuk mendoakannya. Karena terlalu sering didoakan “di luar kepala”, keagungan dan keindahan doa “Bapa Kami” mungkin sudah “dilupakan” oleh sebagian besar anggota Gereja.

Memang doa “Bapa Kami” masih suka diucapkan “dengan bibir”, tetapi tidak dihayati lagi “di dalam haii” (bdk Yes 29:13; Mat 15:8; Mrk 7:6). Dengan demikian, doa “Bapa Kami” yang sangat agung dan indah ini menjadi tak bermakna sarna sekali (bdk Yes 1:15).

Jika demikian, mengapa doa “Bapa Kami” yang diajarkan sendiri oleh Sang Juruselamat disia-siakan?

Doa Bapa Kami, doa yang sempurna – katolisitas.org

Dalam kegiatan mudika waktu itu, kelihatannya tak banyak orang yang dengan suka cita mau menawarkan diri untuk memimpin doa. Kebanyakan, harus ditanya dahulu, dan jawabannya tak jarang yang seperti ini, “Kamu saja, ah, aku masih belum berani….” Semoga saja tidak demikian keadaannya sekarang, setelah semakin banyaknya kegiatan di paroki yang melibatkan perkembangan spiritualitas umat, termasuk para mudika dan OMK. Maka sekarang pertanyaan yang sering muncul di benak kita adalah, “Jadi, bagaimana seharusnya kita berdoa?” Nah, kita tak perlu berkecil hati, karena ternyata para rasul juga pernah bertanya hal yang serupa kepada Kristus, “Tuhan, ajarlah kami berdoa…” (Luk 11:1), dan Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya, sebuah doa yang terindah: Doa Bapa Kami. Namun sayangnya, karena mungkin kita terlalu menghafalnya di kepala, maka malah makna perkataannya tidak turun sampai ke hati….

Doa ini mengandung pujian/ penyembahan kepada Allah, penyerahan diri kita kepada-Nya, pertobatan dan permohonan. Engkau akan menemukan Tuhanmu.” ((St. Teresa of Avila, The Way of Perfection, Text prepared by Kieran Kavanaugh OCD, (Washington DC: ICS Publication, 2000), p. 317)).

Mk 14:36, Rom 8:15; Gal 4:6) dalam bahasa Aramaic adalah panggilan yang erat seorang anak kepada ayahnya. St. Teresa dari Avila pernah mengatakan bahwa dalam kesehariannya saat merenungkan Doa Bapa Kami ini, tak jarang ia hanya berhenti pada kata “Bapa” saja, dan Tuhan sudah berkenan memberikan karunia sukacita kontemplatif yang tak terkira.

Alangkah baiknya, jika dalam mengucapkan doa ini kita membayangkan bahwa kita berada di antara para rasul pada saat pertama kali Yesus mengajarkan doa ini kepada mereka. Bayangkan bahwa kita memandang Kristus yang mengajar kita untuk memanggil Allah sebagai Bapa kami, karena Kristus tidak hanya mengangkat “saya saja” menjadi saudara angkat-Nya, tetapi juga orang-orang lain yang dipilih-Nya, yaitu anggota-anggota Gereja. Dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu: : Ini merupakan kerinduan kita agar semakin banyak orang dapat mengenal Allah yang mulia dan kudus. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga: Ketaatan dan penyerahan diri pada kehendak orang lain mensyaratkan kerendahan hati, demikian pula penyerahan diri yang total kepada Tuhan.

“Berilah padaku rejeki hari ini, ya Tuhan, dan ingatkanlah aku bahwa semua rejeki yang kuterima adalah semata-mata berkat-Mu, dan bukan milikku sendiri.” Maka kitapun harus teringat pada orang lain, terutama mereka yang berkekurangan, agar merekapun beroleh berkat Tuhan. Selanjutnya, para Bapa Gereja, terutama St. Agustinus mengkaitkan “our daily Bread” dengan Ekaristi, ((Letters of St. Augustine to Proba, CXXX, chap. Namun Tuhan menghendaki kita mengampuni mereka, agar kitapun dapat diampuni oleh-Nya. Pencobaan itu bisa bermacam- macam: ketakutan menghadapi masa depan, sakit penyakit, masalah keluarga dan pekerjaan, dst, namun bisa juga merupakan ‘pencobaan rohani’, terutama godaan untuk menjadi sombong, karena merasa telah diberkati dengan aneka karunia dan kebajikan. Maka sikap yang terbaik adalah selalu berjaga-jaga, menimba kekuatan dari Tuhan, dan menyadari bahwa kita sungguh tergantung kepada-Nya. Contohnya, pada saat mengucapkan doa Bapa Kami, kita dapat meresapkannya demikian,

Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan ……………… Sebab aku mengakui kelemahanku tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat …………………………….. terutama terhadap kesombongan dan ketinggian hati

Maka jika kita perhatikan, walaupun singkat dan sederhana, sesungguhnya makna doa Bapa Kami sangatlah dalam. Aku rindu menyenangkan-Mu, ya Tuhan, dan ingin melayani Engkau (Datanglah Kerajaan-Mu).

Pembagian dan Makna Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13)

Dengan memanggil Allah sebagai Bapa di surga, kita diangkat menjadi anak-anakNya yang terkasih. Seluruh hidup kita harus benar-benar menyatakan penyerahan diri yang mutlak kepada Allah.

Datanglah kerajaan-Mu artinya kita memohon agar kemuliaan dan kehendak Allah nyata terjadi dalam dunia.

Permohonan ini juga menunjukkan bahwa makanan yang kita terima berasal dan bersumber dari Allah. Karena Tuhan selalu beserta lita dan kita memperoleh pertahanan yang paling kuat untuk melawan pencobaan karena-Nya.

Apa itu Doa Bapa Kami dan perlukah kita mengucapkan doa ini?

Matius 6:6 mengajar kita, “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.”Dalam doa, kita mencurahkan hati kita kepada Allah (Filipi 4:6-7), bukan hanya sekedar mengulangi kata-kata hafalan kepada Allah.Sebaliknya, Doa Bapa Kami perlu dipandang sebagai contoh mengenai bagaimana berdoa. Ingat, Allah lebih tertarik kepada persekutuan kita denganNya dan ungkapan isi hati kita, daripada kata-kata yang diucapkan melalui doa kita.Filipi 4:6-7 mengatakan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.