Dengan masuk ke dalam air, orang yang dibaptiskan itu dilambangkan telah mati. Ketika ia keluar lagi dari air, hal itu digambarkan sebagai kebangkitannya kembali. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”
baptizo) asal usul katanya adalah kata βάπτω – bapto, yang berarti menenggelamkan.
Secara makna religius sendiri berarti membersihkan diri dari dosa atau lebih sederhana penyucian dalam kehidupan kekristenan. [5] Di pihak lain dapat diungkapkan sebagai makna bahwa orang tersebut adalah pengikut kristus. Ritual Kristen ini dimulai oleh Yohanes Pembaptis, yang menurut Alkitab membaptis Yesus di Sungai Yordan. Tetapi di sisi lain, untuk kasus membaptis dalam “dalam nama Yesus” saja, khususnya Baptisan Petrus pada Kisah Para Rasul 2:38-39; 10:44-48; dan Paulus pada Kisah Para Rasul 19:1-8 sebenarnya bukan tidak mepresentasikan kehadiran Allah Tritunggal.
Sehingga perlu memperhatikan konteks ketika memaknai suatu baptisan dan rumusan baptis.
Baptisan air secara umum dilakukan dan disaksikan oleh banyak orang pada waktu pelaksanaannya. Baptisan Roh yang disinggung oleh Yohanes Pembaptis dalam Matius 3:11b dengan kata-kata “Baptisan roh kudus dan api” baru diberikan kepada yang bersangkutan oleh Yesus bilamana dia setelah pertobatannya itu benar-benar melaksanakan Kehendak ALLAH. Sehingga Baptisan Api sendiri melambangkan orang kristen yang dibaptis siap untuk menghadapi penyiksaan atau penderitaan bersama dengan Yesus Tuhan untuk mempertahankan Iman yang melekat di dalam Kristus.
Contoh Kasus Salah Seorang penjahat di samping Yesus, ia diselamatkan karena anugerah Allah tanpa melalui proses baptisan. Akan tetapi jikalau tidak memakai rumusan baptisan tersebut atau rumusannya salah “”Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang adalah Yesus Kristus”, maka perlu dibaptis ulang.
dan metode baptisan, entah itu percik atau selam, tidak perlu dibaptis ulang.
Alasan ini mendasar dikarenakan jikalau dibaptis ulang dalam metode apapun itu mencela keesaan Allah Tritunggal.
Baptis adalah Proses Penyucian Dosa dan Mengakui Keimanan, Ini Syarat dan Prosesnya
Umumnya baptis dewasa dilaksanakan bagi calon baptis (katekumen) yang telah menjalani hidup menggereja (Prakatekumenat) selama 6 (enam) bulan dan menjalani pembelajaran katekese (Katekumenat) selama 6 (enam) bulan. Diharapkan juga dilakukan masa pendalaman iman lanjutan bagi baptisan baru (Mistagogi).
Orang tua juga dianjurkan untuk mengaku dosa sebelum perayaan pembaptisan anaknya.
Pengertian dan Makna Sakramen Baptis
Akan tetapi, pada masa berikutnya keadaan konkret dari umat menjadi tidak cocok dengan adanya tahapan yang sebelumnya. Pada awalnya, orang yang ingin menjadi anggota Gereja harus mengikuti persiapan pembaptisan dan dibaptis. Tahap selanjutnya, orang tersebut diurapi dengan minyak yang menyatakan kedewasaan imannya akan Yesus Kristus.
Dengan pembaptisan, umat beriman Kristiani secara resmi menjadi anggota Gereja dan berhak mengikuti kegiatan gerejawi.
Kiranya upacara pembaptisan diambil alih oleh Gereja dari Yohane s. Dalam Injil malah dikatakan bahwa “Yesus pergi ke Tanah Yudea dan membaptis” (Yoh 3: 33; lih. Tetapi pada hari Pentekosta, sesuai dengan perintah Yesus (Mat 28: 19; Mar 16: 16) Petrus berseru kepada orang: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing- masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Sampai sekarang upacara pembaptisan tersebut terdapat dalam Gereja Katolik dan dilakukan oleh orang-orang yang dipercaya Gereja seperti uskup, pastor, dan diakon tertahbis, tetapi setiap orang tidak dapat membaptis dirinya sendiri. “Tidak seorang pun (dapat) membaptis dirinya, tetapi selalu dibaptis oleh orang lain, entah siapa” (Groenen, OFM, 1989: 83). Sakramen Baptis memiliki makna teologis seperti diungkapkan dalam buku Sakramen-Sakramen Gereja (Martasudjita, Pr, 2003: 221-223). Baptisan sebagai tanda iman berarti bahwa di suatu pihak baptisan itu mengandaikan iman dan di lain pihak dari orang yang dibaptis harus dihidupi dan dikembangkan dalam seluruh hidupnya.
Dalam teks Kis 2: 37-41, Mrk 16: 16, dan Mat 28: 19 tampaklah bahwa baptisan mengandaikan iman. Dari sini tampaklah bahwa baptisan bisa dipandang sebagai tanda iman dan kesediaan diri untuk bertobat.
Teks Rm 6: 1-14 sendiri lebih menunjukkan bahwa iman pada diri orang yang sudah dibaptis harus dikembangkan dan dihayati dalam seluruh hidupnya kemudian. Makna ini dapat dilihat dari istilah Perjanjian Baru yang menyebut baptisan kita dilakukan “dalam nama Yesus Kristus” (Kis 2: 38; 10: 48; 19: 5).
Petrus, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing- masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu” (Kis 2: 38). Dalam percakapan dengan Nekodemus, Yesus bersabda, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah…Jangan engkau heran, Aku berkata kepadamu: kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh 3: 5.7). Penyelamatan itu tentu saja bukan kejadian seketika, melainkan sebuah proses yang berlangsung terus. “Allah, yang berprakarsa, menawarkan diri-Nya sebagai kehidupan sejati dan keselamatan manusia” (Groenen, OFM, 1989: 88).
Bab 20: Pembaptisan
Menyusul pertobatan Paulus, Ananias berkata kepadanya, “Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan” (Kisah para Rasul 22:16). Kita Harus Dibaptis untuk Menjadi Anggota Gereja Yesus Kristus “Semua orang yang merendahkan diri di hadapan Allah dan menginginkan untuk dibaptis … bahwa … benar-benar telah bertobat akan segala dosa mereka … akan diterima dengan baptisan ke dalam gereja-Nya” (A&P 20:37). Kita Harus Dibaptis sebelum Kita Dapat Menerima Karunia Roh Kudus Tuhan berfirman, “Jika engkau mau berbalik kepada-Ku, dan … bertobat dari segala pelanggaranmu [dosa-dosamu], dan dibaptiskan, yaitu dalam air, dalam nama Putra Tunggal-Ku, … engkau akan menerima karunia Roh Kudus” (Musa 6:52). Nabi Nefi menjelaskan bahwa Tuhan berfirman kepadanya, “Ikutlah Aku dan lakukanlah hal-hal yang telah kamu lihat Aku lakukan … dengan sepenuh hati, tanpa melakukan kemunafikan dan penipuan di hadapan Allah, tetapi dengan niat yang sungguh-sungguh, bertobat akan dosa-dosamu dan membuktikan kepada Bapa bahwa kamu bersedia mengambil nama Kristus ke atas dirimu dengan pembaptisan” (2 Nefi 31:12–13). Baptisan adalah pintu gerbang yang melaluinya kita memasuki jalan menuju kerajaan selestial (lihat 2 Nefi 31:17–18). Yesus mewahyukan kepada Nabi Joseph Smith bahwa seseorang yang memiliki wewenang imamat yang tepat untuk membaptis “hendaknya turun ke dalam air dengan orang yang telah menyediakan dirinya, orang laki-laki ataupun perempuan, untuk pembaptisan, .… Kemudian dia akan mencelupkan orang itu [laki-laki atau perempuan] ke dalam air dan mengeluarkannya dari air” (A&P 20:73–74).
Rasul Paulus mengajarkan bahwa dicelupkan di dalam air dan keluar lagi merupakan lambang kematian, penguburan serta kebangkitan. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Setiap orang yang telah mencapai usia delapan tahun dan dapat bertanggung jawab atas tindakannya hendaknya dibaptis. Nabi Mormon mengatakan bahwa merupakan sebuah cemoohan di hadapan Allah untuk membaptis anak-anak kecil, karena mereka tidak mampu berbuat dosa.
Dalam salah satu tulisan suci, Nabi Alma mengajarkan bahwa iman serta pertobatan merupakan langkah-langkah yang mempersiapkan kita untuk pembaptisan. Alma memberi tahu orang-orang yang memercayai ajarannya mengenai Injil: “Lihatlah, di sinilah perairan Mormon .… Jika kamu berkeinginan datang ke kandang domba Allah dan disebut umat-Nya, … apa yang menjadi penghalang bagimu untuk dibaptiskan dalam nama Tuhan, sebagai saksi di hadapan-Nya bahwa kamu telah mengikat janji dengan-Nya, bahwa kamu mau melayani-Nya serta mematuhi perintah-perintah-Nya, agar Ia berkenan mencurahkan Roh-Nya dengan lebih banyak lagi ke atasmu?” (Mosia 18:8, 10).
Memberi kita bimbingan dan bantuan Roh Kudus setiap hari (lihat Kisah para Rasul 2:38; A&P 20:77).
Arti dari sakramen baptisan kudus, dan makna perjamuan kudus
Baptisan merupakan salah satu sakramen yang diakui dan dilaksanakan oleh gereja sampai saat ini. Baptisan ini dilaksanakan karena perintah langsung dari Yesus kepada para murid – Matius 28:19. Berikut beberapa makna baptisan yang bisa dikemukakan dalam tulisan ini.
Menjadi lambang kematian dan kebangkitan Yesus Makna baptisan di sini menunjuk kepada suatu pengakuan atau proklamasi bahwa Yesus telah mati, dikuburkan dan bangkit untuk memberi kita keselamatan.
Ketika kita dibaptis di dalam air, itu merupakan lambang dari kematian dan penguburan Yesus. Dan ini menjadi suatu kesaksian bahwa kita adalah miliki sepenuhnya dari Yesus Kristus.
Dalam penyerahan ini memiliki arti bahwa secara total hidup kita bergantung kepada Kristus. Kita menjadi mitra kerja Yesus dalam proyek keselamatan bagi manusia berdosa. Dengan demikian, baptisan memiliki makna yang sangat penting bagi gereja pada umumnya dan secara khusus bagi setiap pribadi yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
SAKRAMEN BAPTISAN KUDUS DALAM GEREJA REFORMED
Baptisan merupakan suatu sakramen Perjanjian Baru yang ditetapkan oleh Yesus Kristus, bukan hanya supaya pihak yang dibaptis diterima secara sungguh-sungguh ke dalam gereja yang kelihatan, tetapi juga baginya merupakan suatu tanda dan meterai dari kovenan anugerah, pencangkokan dirinya ke dalam Kristus, kelahiran baru, pengampunan dosa, dan penyerahan hidupnya kepada Allah melalui Yesus Kristus, untuk berjalan di dalam hidup baru. Baptisan merupakan suatu sakramen yang oleh penetapan Kristus sendiri harus dilanjutkan di dalam gereja sampai akhir dunia. Itu sebabnya pula, Baptisan Kudus harus dilaksanakan secara serius dan satu kali bagi setiap orang.
Sebagai tanda, bahwa seorang yang berdosa sudah mengalami pengampunan dosa, bahkan dipersatukan dengan Kristus.
Sebagai meterai atas karya Roh Kudus tersebut, sehingga Baptisan merupakan awal dari hidup baru yaitu yang sesuai dengan kehendak TUHAN (Galatia 3:27). Baptisan Kudus adalah salah satu dari dua Sakramen yang diperintahkan oleh TUHAN Yesus sendiri untuk dilakukan oleh umat-Nya, dan di dalamnya mengandung makna yang mendasar bagi iman orang percaya,sehingga mengandung unsur keharusan bagi orang percaya untuk dibaptiskan.
Tetapi, saat-saat ini ada kegamangan di antara orang Kristen mengenai makna dan metode pelaksanaan Baptisan. Sangat sedikit, bahkan sepertinya tidak ada orang yang dibaptiskan selam kemudian dibaptis ulang dengan metode percik.
Baptisan adalah tanda dari karya Roh Kudus yang secara aktif terlibat di dalam penyelamatan manusia. 29-34), percakapan antara Yohanes Pembaptis dengan Orang-orang Farisi, dia menyatakan bahwa Tuhan Yesus itulah Mesias, yaitu Yang Diurapi.
Maka, pembaptisan Tuhan Yesus oleh Yohanes Pembaptis adalah pernyataan secara jelas mengenai keberadaan-Nya sebagai Mesias. Dan sebagaimana upacara pengurapan pada tiga jabatan dalam Perjanjian Lama itu dilakukan dengan menuangkan minyak ke atas orang yang diurapi, maka demikian juga pembaptisan TUHAN Yesus dilakukan dengan menuangkan air ke atas-Nya.
1 Matius mencatat pernyataan Bapa sebagai statement tentang Tuhan Yesus, yaitu dengan memakai kata ganti orang ketiga. Seolah dinyatakan kepada orang-orang yang hadir pada waktu itu menyaksikan pembaptisan TUHAN Yesus. Sedangkan Markus dan Lukas, mencatat pernyataan Bapa kepada Tuhan Yesus, yaitu dengan memakai kata ganti orang kedua. Maka Pembaptisan-Nya di sini adalah konfirmasi ke-Mesias-an-Nya, sebagai seorang yang diurapi oleh Roh Kudus untuk menyelamatkan manusia berdosa, yaitu dengan mati karena dosa kita dan bangkit mengalahkan maut.3
Apakah sebagaimana konsep kita selama ini, bahwa apa yang dilakukan di dalam Baptisan Kudus adalah metafora dari ‘mati dan bangkit bersama Kristus’? Hal itu sebagaimana yang Tuhan Yesus nyatakan dalam Yohanes 16:8-11, bahwa Roh Kudus akan menyadarkan manusia tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman. 10 menceritakan bagaimana Kornelius bersama sanak keluarga dan sahabat-sahabatnya dibaptis Roh Kudus (ay.44-48), sehingga Petrus membaptiskan mereka dengan air di dalam nama Yesus Kristus. 21-36, “… Jadi seluruh kaum Irael harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”
a. Hal-hal tersebut sebenarnya sudah digambarkan dalam Perjanjian Lama, yaitu melalui upacara- upacara pembasuhan dan penyucian dosa. 5 Sekalipun hal-hal tersebut tidak benar-benar menghapus dosa, tetapi merupakan gambaran bagi baptisan Roh Kudus yang menyucikan kita di dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Bahwa kita sudah “dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (Roma 6:4).” Selain itu, bila menilik arti kata ‘baptizo’ (βαπτιζω) atau ‘baptismos’ (βαπτισμος), memang secara umum adalah ‘menenggelamkan’ atau ‘mencelupkan’, namun pemakaiannya di dalam Perjanjian Baru, justru lebih menunjuk pada pembasuhan (lihat Markus 7: 4; Lukas 11:38; Ibrani 9:10; band.
Bandingkan juga dengan pemakaian kata ‘bapto’ (βαπτω) yang berarti ‘mencelupkan’, tetapi tidak dalam konteks upacara penyucian, Lukas 16:24; Yohanes 13:26; Wahyu 19:13. Roma 6:1-11 menekankan sebenarnya bukan pada formula baptisan, tetapi penegasan bahwa seorang yang percaya kepada TUHAN Yesus (ay.3, “… dibaptis dalam Kristus …”), harus mengalami kematian atas dosa, dan bangkit untuk hidup yang tidak lagi di dalam dosa. Tidak sama dengan Mesir –juga berbeda dari pola hidup sebagai budak– tetapi menjadi umat yang dipilih secara khusus oleh TUHAN di dalam Perjanjian dengan-Nya. Dia harus memahaminya sebagai Roh Kudus yang turun untuk menyatukannya dengan kematian dan kebangkitan Kristus.
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dengan masuk ke dalam air, orang yang dibaptiskan itu dilambangkan telah mati. Ketika ia keluar lagi dari air, hal itu digambarkan sebagai kebangkitannya kembali. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” baptizo) asal usul katanya adalah kata βάπτω – bapto, yang berarti menenggelamkan.
Secara makna religius sendiri berarti membersihkan diri dari dosa atau lebih sederhana penyucian dalam kehidupan kekristenan. [5] Di pihak lain dapat diungkapkan sebagai makna bahwa orang tersebut adalah pengikut kristus.
Ritual Kristen ini dimulai oleh Yohanes Pembaptis, yang menurut Alkitab membaptis Yesus di Sungai Yordan. Tetapi di sisi lain, untuk kasus membaptis dalam “dalam nama Yesus” saja, khususnya Baptisan Petrus pada Kisah Para Rasul 2:38-39; 10:44-48; dan Paulus pada Kisah Para Rasul 19:1-8 sebenarnya bukan tidak mepresentasikan kehadiran Allah Tritunggal.
Sehingga perlu memperhatikan konteks ketika memaknai suatu baptisan dan rumusan baptis. Baptisan air secara umum dilakukan dan disaksikan oleh banyak orang pada waktu pelaksanaannya. Baptisan Roh yang disinggung oleh Yohanes Pembaptis dalam Matius 3:11b dengan kata-kata “Baptisan roh kudus dan api” baru diberikan kepada yang bersangkutan oleh Yesus bilamana dia setelah pertobatannya itu benar-benar melaksanakan Kehendak ALLAH. Sehingga Baptisan Api sendiri melambangkan orang kristen yang dibaptis siap untuk menghadapi penyiksaan atau penderitaan bersama dengan Yesus Tuhan untuk mempertahankan Iman yang melekat di dalam Kristus.
Contoh Kasus Salah Seorang penjahat di samping Yesus, ia diselamatkan karena anugerah Allah tanpa melalui proses baptisan. Akan tetapi jikalau tidak memakai rumusan baptisan tersebut atau rumusannya salah “”Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang adalah Yesus Kristus”, maka perlu dibaptis ulang. dan metode baptisan, entah itu percik atau selam, tidak perlu dibaptis ulang.
Alasan ini mendasar dikarenakan jikalau dibaptis ulang dalam metode apapun itu mencela keesaan Allah Tritunggal.
Sakramen Kristen Protestan – Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus
Oleh karena itu, orang yang telah dibaptis tidak lagi hidup seorang diri saja. Selain itu, ia juga hidup bersama persekutuan jemaat sebagai sesama anggota keluarga Allah. Inilah arti sakrame dalam bapitsan kudus yang perlu anda ketahui sebagai berikut: Allah yang terlebih dahulu mengasihi umat manusia sehingga Ia memberi kesempatan kepada kita untuk mendapatkan baptisan kudus.
Gereja Pantekostal menganggap bahwa baptis selam lah yang benar dan alkitabiah. Hal ini didasarkan karena Yesus sendiri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dengan cara diselam.
Gereja juga melakukan sakramen perjamuan kudus dengan dasar apa yang telah Yesus lakukan. Jika kita baca Matius 26:26-29, Yesus melakukan Perjamuan Malam dengan memecahkan roti dan meminum anggur bersama para murid-Nya. Perjamuan kudus tidak hanya dilakukan untuk meniru apa yang Yesus lakukan. Selain itu, jika kita baca di Lukas 22:16 “Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah”, maka kita harus mengerti bahwa perjamuan kudus pun berkaitan dengan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Kita harus terus memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus sampai Ia datang untuk kedua kalinya. Pada upacara perjamuan kudus, Yesus tidak bertindak sebagai Imam Besar yang mempersembahkan korban.
Ia menjadi “kepala keluarga” yang membagikan “hasil korban” kepada anggota keluarganya. Pendeta tidak menjadi satu-satunya orang yang menerima keselamatan dari Allah, tetapi para jemaat memiliki hak untuk menerimanya juga. Mungkin tanpa perjamuan kudus, kita juga akan tetap mengingat Tuhan Yesus.
Ada beberapa kemungkinan mengenai apa yang dimaksud dengan “cara yang tidak layak.” Bisa jadi itu karena kita merayakan perjamuan kudus hanya untuk formalitas dan tidak memaknai dengan sungguh-sungguh roti dan anggur.
Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa roti dan anggur tersebut bukanlah makanan biasa. Yesus telah menunjukkan cinta-Nya dengan mengorbankan diri-Nya sendiri, lalu apalagi yang perlu kita cari? Terkadang, karena manusia merasa tidak dikasihi, ia berusaha mencari kebahagiaan dan kekosongan hatinya dengan cara yang salah. Hal ini merupakan salah satu kewajiban kita sebagai orang yang percaya.
Sebagai orang Kristen kita diutus untuk menjadi garam dan terang dunia. Coba saja bayangkan, apakah lampu motor akan kelihatan sinarnya di siang hari? Tapi kalian tahu bahwa cahaya lilin kecil pun akan sangat berarti di malam hari. Karena isi kepala orang berbeda-beda dan sejak kecil mereka telah ditanamkan dengan kebenaran masing-masing.
Dan seiring dengan pemahaman terhadap diri sendiri, kita jadi lebih mampu menghargai hidup kita dan meresapi perjamuan yang memiliki makna yang sangat besar, yaitu mengingatkan akan keselamatan. Adanya peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus menyatakan bahwa Dia telah mengalahkan maut. Mungkin saat ini kita memiliki beban berat dan memiliki banyak pergumulan hidup, tetapi Yesus sekali lagi berjanji bahwa Dia akan datang untuk kali kedua dan menjemput kita ke sorga, ke tempat yang telah disediakan-Nya.
Percayalah bahwa kesulitan berlalu dan sesuatu yang indah akan datang pada waktunya.
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita! Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Makna dan Macam-Macam Baptis
Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis mengajarkan jika tidak perlu orang selalu melakukan pembasuhan diri di setiap minggunya. Baptisan yang dilakukan oleh Yohanes ini merupakan simbol dari perubahan dan baptisan ini tidak memiliki kuasa untuk melakukan perubahan lalu Yesus memberikan kuasa tersebut saat Yohanes membaptis Diri-Nya di Sungai Yordan.
Alkitab juga mengajarkan jika setiap orang yang sudah melakukan pertobatan dan percaya dalam Tuhan Yesus, maka akan diberikan pengampunan. Sakramen baptis juga menandakan jika kita adalah milik Kristus dan tanda jika kita sudah menjadi murid Kristus dan inilah yang membuat Tuhan Yesus memberikan perintah supaya semua murid diberikan tanda baptis yang suci.
Yohanes sudah mengawali baptisan sebagai sebuah tanda hidup yang baru dan pada perbincangan Nikodemus, Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali (Yoh 3:5,7).
Ada beberapa Gereja yang menolak pembaptisan bayi ini, akan tetapi untuk Gereja Katolik, pembaptisan ini dilaksanakan sebagai perwujudan sabda yang Tuhan Yesus berikan yakni, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka…” dan juga kisah di dalam Alkitab tentang pembaptisan semua anggota keluarga Kristen. Baptis anak tidak didasari dari ayat-ayat Alkitab secara langsung, akan tetapi di dalam Perjanjian Baru bisa di lihat ada beberapa ayat yang tersirat tentang baptis yang juga diperuntukan untuk anak atau bayi, seperti pada Kisah Para Rasul 16:15 dan juga 18:8 yang menuliskan “seisi rumah di baptis”.
Baptis darurat ini diperuntukkan bagi orang yang sedang kritis atau sakratul maut namun pernah mengatakan jika ingin masuk menjadi Katolik saat masih sehat. Apabila yang akan di baptis masih bayi atau kecil, maka ini bergantung dari keinginan orang tua. Untuk Penerimaan ini akan dilakukan pada perayaan Ekaristi yang dilaksanakan setiap hari Sabtu atau Minggu. Semoga bisa bermanfaat dan semakin menambah wawasan anda seputar iman Kristen.
4 Makna Baptisan Kudus Bagi Orang Percaya dalam Kehidupan Kristiani
Babtis merupakan sakramen yang sangat penting bagi umat Kristiani karena menandakan bahwa seseorang benar-benar Kristen, yaitu pengikut Kristus. Walaupun demikian, sebenarnya makna dari jenis-jenis babtis tersebut hampir sama, yaitu sama-sama berpusat pada Yesus Kristus.
Kita tahu bahwa salah satu persamaan Protestan dan Katolik adalah sama-sama mengakui Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Dan inilah yang akan kita bahas dalam artikel ini, tidak lain dan tidak bukan adalah makna dari babtis kudus, yang memiliki hubungan sangat erat dengan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.
Jadi, babtis bukanlah suatu jalan keselamatan karena yang bisa menyelamatkan manusia hanyalah penebusan Yesus di kayu salib, dan babtis merupakan sebuah langkah awal bagi mereka yang mau hidup dalam Kristus. Makna babtis kudus yang pertama yaitu pengakuan bahwa Yesus adalah Juru Selamat manusia. Ini merupakan salah satu alasan mengapa sebelum dibabtis seseorang harus memastikan dirinya siap secara jasmani maupun rohani. Babtisan ini merupakan tanda bahwa kita ikut mati dan bangkit bersama Yesus yang mengalahkan maut.
Dasar untuk babtis kudus terdapat dalam Matius 29:19-20, dimana di situ Yesus mengatakan kepada murid-Nya supaya menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya dan membabtis mereka dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Itulah sebabnya kita perlu melakukan segala hal sesuai kehendak-Nya dan hidup di dalam-Nya. Dan salah satu visi orang percaya adalah menjadi mitra Kristus untuk memenangkan hati orang-orang supaya mereka juga beroleh keselamatan.
Be First to Comment