Press "Enter" to skip to content

5 Syarat Menerima Sakramen Imamat

Sehingga seluruh tahbisan dalam Gereja Katolik dapat ditelusuri sejak dari zaman para rasul, yang mana diutus oleh Yesus Kristus sendiri. Perutusan Yesus tersebut dilanjutkan oleh Gereja sampai akhir zaman melalui tahbisan dalam tiga tahap:[2] : uskup (penerus para Rasul) Pentahbisan seseorang menjadi uskup menganugerahkan kegenapan sakramen Imamat baginya, menjadikannya anggota badan penerus (pengganti) para rasul, dan memberi dia misi untuk mengajar, menguduskan, dan menuntun, disertai kepedulian dari semua Gereja. Pentahbisan seseorang menjadi imam mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup yang bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi.

: pastor (presbiter) Pentahbisan seseorang menjadi imam mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup yang bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Pentahbisan seseorang menjadi diakon mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Hamba semua orang, menempatkan dia pada tugas pelayanan uskup yang bersangkutan, khususnya pada kegiatan Gereja dalam mengamalkan cinta-kasih Kristiani terhadap kaum papa dan dalam memberitakan firman Allah.

Sebab Injil yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan asas seluruh kehidupan untuk selamanya.

Apa syarat agar Tahbisan Suci dapat diterima dengan pantas? – katolisitas.org

Yohanes Richard Kita semua adalah satu tubuh mistik Kristus. dalam kursus kali ini, saya menjadi tahu dan mengerti tentang gereja, asal usulnya, tujuannya, dan saya menjadi tahu gereja mana yg harus saya pilih Semoga gereja Katolik tetap utuh dan konsisten dalam ajaran iman kendati kini gembala kita sudah makin sedikit dan tidak pro;porsional dengan umatnya.

The parish priest could also use this to teach in his homily as it should provide a very good understanding to the laities.

20. Tata Cara dan Pemberkatan Imamat

Presiden pasak dan uskup hendaknya juga mengetahui kebijakan tata cara yang diuraikan dalam Buku Pegangan 1, bab 16. Para brother yang melaksanakan tata cara serta pemberkatan hendaknya mempersiapkan diri mereka dengan hidup layak dan berusaha untuk dibimbing oleh Roh Kudus.

Para pemimpin juga berupaya untuk menjadikan tata cara atau pemberkatan suatu pengalaman yang khidmat dan rohani.

Mengundang sejumlah besar anggota keluarga, teman, dan pemimpin untuk membantu dalam tata cara atau pemberkatan tidak dianjurkan.

Saat terlalu banyak orang berperan serta, itu dapat menjadi tidak praktis dan mengurangi semangat tata cara. Saat beberapa anggota pria berperan serta dalam suatu tata cara atau pemberkatan, setiap orang meletakkan tangan kanannya secara ringan ke atas kepala orang itu (atau di bawah bayi yang sedang diberkati) dan tangan kirinya pada bahu brother yang berada di sisi kirinya.

Meskipun demikian, para pejabat ketua hendaknya tidak memperkenankan peran serta semacam itu jika seorang pemegang imamat memiliki dosa serius yang belum dituntaskan. Untuk memperoleh petunjuk mengenai menerjemahkan tata cara bagi mereka yang tunarungu atau memiliki gangguan pendengaran, lihat 21.1.26 dalam buku pegangan ini.

5 Syarat Menerima Sakramen Krisma Dalam Ibadah Katolik

Saat pelaksaan Sakramen Krisma dilakukan penumpangan tangan yang disertai juga dengan pengurapan minyak suci (biasanya) oleh Uskup. Seperti telah disebutkan sebelumnya, penerimaan Sakramen Krisma menyempurnakan inisiasi, dan melengkapi rahmat pembabtisan. Seseorang yang telah menerima Sakramen Krisma dituntut untuk memiliki tanggung jawab iman, oleh sebab itu ia harus berada dalam usia yang cukup dewasa untuk dapat mempertanggungjawabkan serta mengembangkan kedewasaan imannya. Seseorang yang telah dewasa secara rohani akan dapat menghayati arti sakramen babtis yang telah diterimanya, serta bertindak menurut dorongan Roh Kudus, bukan hanya menuruti keinginan pribadi. Untuk dapat menerima sakramen Krisma, seseorang harus berada dalam kondisi rahmat, memiliki sikap hati yang bersih, tidak melakukan dosa berat sebelumnya.

Sakramen Imamat (Gereja Katolik)

Sehingga seluruh tahbisan dalam Gereja Katolik dapat ditelusuri sejak dari zaman para rasul, yang mana diutus oleh Yesus Kristus sendiri. Perutusan Yesus tersebut dilanjutkan oleh Gereja sampai akhir zaman melalui tahbisan dalam tiga tahap:[2]

: uskup (penerus para Rasul) Pentahbisan seseorang menjadi uskup menganugerahkan kegenapan sakramen Imamat baginya, menjadikannya anggota badan penerus (pengganti) para rasul, dan memberi dia misi untuk mengajar, menguduskan, dan menuntun, disertai kepedulian dari semua Gereja. Pentahbisan seseorang menjadi imam mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup yang bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. : pastor (presbiter) Pentahbisan seseorang menjadi imam mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup yang bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Pentahbisan seseorang menjadi diakon mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Hamba semua orang, menempatkan dia pada tugas pelayanan uskup yang bersangkutan, khususnya pada kegiatan Gereja dalam mengamalkan cinta-kasih Kristiani terhadap kaum papa dan dalam memberitakan firman Allah.

Sebab Injil yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan asas seluruh kehidupan untuk selamanya.

Sakramen Imamat dan Hidup Menjadi Imam

Narasumber: Pastor Josef Kristianto, MSF Host: Carolline Silka dan Bernadetta Dias Handayani Romo: Dalam arti luas: Ordo berarti lembaga religius, sehingga mencakup baik Ordo dengan kaul agung maupun konggregasi & serikat hidup kerasulan dengan kaul sederhanaDalam arti sempit: Ordo berarti lembaga religius / persekutuan yang anggotanya pria atau wanita. Dias: Romo, berapa lama seseorang menjalani sekolah Seminari sampai akhirnya bisa disebut Frater? (mulai dari proses pendaftaran sampai masuk Seminari / tahapan menjadi seorang Frater)

Dias: Lalu selanjutnya bagaimana caranya menjadi seorang Imam yang puncaknya adalah perolehan Sakramen Imamat? Romo: Mulai tahap Novislat s/d Skolastikat disebut Frater.Mulai tingkat 5 diperbolehkan mengucapkan kaul kekal. Dias: Romo, sewaktu menjadi Frater dulu, apakah sudah punya Ordo? Silka: Lalu, seberapa pentingnya kah DOA dalam kehidupan sehari-hari seorang Imam?

Romo: Doa menjadi tiang penyangga utama seorang Imam, khususnya dalam Perayaan Ekaristi, tapi juga doa-doa harian pribadi – renungan Kitab Suci. Romo: Tugas Frater yang pokok: study, ada tugas tambahan: mengajar agama di sekolah, memberi Retreat – Rekoleksi kaum muda, latihan-latihan pastoral à semuanya dalam bimbingan Pastor Rektor Seminari / staff. Silka: Apakah pemenuhan/perolehan Sakramen Imamat merupakan puncak kerinduan seorang Calon Imam? Romo: Sulit didapat, bisa setiap saat berubah, misalnya ada yang keluar / mundur, dsb.

Dias: Apa ada pesan khusus bagi kaum muda (dalam hubungannya dengan kurangnya jumlah Imam di Indonesia)? Romo: Kalau ada yang tanya: ”Hari gini mau jadi Imam? Romo: Melayani Tuhan itu Indah, baik dengan seluruh hidup (sebagai Imam/Diakon/Bruder/Suster) maupun sebagai Awam (mungkin harus berbagi waktu dengan keluarga / pekerjaan sendiri, dsb) Imam/Pastor adalah tahbisan dibawahnya (tingkat II).LG 21: Sebab dengan tahbisan Uskup diterimakan kepenuhan Sakramen Imamat yang biasanya disebut Imamat Tertinggi atau keseluruhan pelayanan suci.

Adapun para imam biasa kendatipun tidak menerima puncak imamat dan dalam melaksanakan kuasa mereka tergantung ari para Uskup, namun mereka sama-sama imam seperti para Uskup & berdasarkan Sakramen Tahbisan merekapun dikhususkan untuk mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman & untuk merayakan Ibadah Ilahi sebagai Imam sejati perjanjian baru (1628)Akkhirnya masih ada para Diakon yang juga ditumpangi tangan tapi bukan untuk Imamat melainkan untuk pelayanan.

Siapa yang berhak menerima Sakramen Imamat? – JawabanApapun.com

“Proses seorang siswa (lulusan) Seminari hingga ditahbiskan menjadi Pastor, itu rata-rata kurang lebih dari lulus SMA, 8 sampai 10 tahun pendidikan. Uskup-uskup auksilier adalah uskup tituler yang dipandang sudah tidak ada lagi.

Di Gereja Katolik Roma, Romo haruslah laki-laki dan tidak menikah. Bruder adalah biarawan awam dalam artian hidupnya membiara tidak menikah namun bukan bertugas sebagai Imam atau pemimpin dalam ibadah liturgis gereja katolik. Para bruder umumnya berkarya dalam bidang pendidikan ataupun kesehatan.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.